JAKARTA, bisniswisata.co.id: Kabupaten Banyuwangi telah siap menerapkan New Normal atau kenormalan baru dalam dunia pariwisata yang patut diikuti jejaknya oleh pimpinan daerah lainnya,” kata Sapta Nirwandar, Chairman Indonesia Halal Lifestyle Center, hari ini.
” Saya baru saja menerima video New Normal Majestic Banyuwangi Tourism dari pak Bupatinya Abdullah Azwar Anas. Kalau 10% dari 514 pimpinan kabupaten di Indonesia memahami pariwisata dan selalu selangkah lebih maju seperti beliau, pariwisata Indonesia mudah bangkit dan melesat,” ujar Sapta.
Menurut dia di video tersebut jelas sekali menunjukkan tahapan-tahapan protokol kesehatan yang telah diterapkan kabuputen di Jawa Timur itu. Mulai dari kondisi perawatan kebersihan di bandara Banyuwangi, proses kedatangan, cek suhu, wajib mengenakan masker, pelayanan mobil jemputan dilengkapi dengan hand sanitizer, touchless dan jaga jarak saat check in di hotel.
” Juga ditunjukkan kegiatan staycation menikmati fasilitas hotel tetap dengan jaga jarak, pelayanan di restoran-restoran, nonton pertunjukkan hingga ke obyek-obyek wisatanya,” tambah Sapta.
Video singkat yang informatif dengan obyek wisata andalan Banyuwangi mulai dari Kawah Ijen, Banyuwangi Geopark, Teluk Hijau, Alas Purwo, Pulau Merah, Hutan Djawatan, beragam kuliner halal yang lezat hingga pertunjukkan di Taman Gandrung Terakota Banyuwangi.
Ikon baru pariwisata yang cukup instagenik di Banyuwangi ini dipenuhi dengan ratusan patung penari Gandrung yang siap menyambut tamu ketika berkunjung ke sini dengan pemandangan indah lahan persawahan terasering di lereng Gunung Ijen.
Menurut Sapta, leadership dan kreativitas telah membawa Banyuwangi sebagai destinasi wisata utama yang siap di era New Normal bahkan mengungguli destinasi super prioritas yang ada.
” Bupatinya mengutamakan 3 A, akses, amenities dan atraksi sehingga sejak diangkat beliau mampu membuat perubahan besar bagi daerahnya memanfaatkan tekhnologi dan semua terintegrasi ” kata Sapta.
Wakil Menteri Pariwisata di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini masih ingat betul bagaimana Azwat Anas datang ke event-event yang digelarnya seperti Tour de Singkarak, Sumbar yntyk belajar dan menerapkan di daerahnya menjadi Tour de Ijen.
” Beliau juga rajin membenahi atraksi yaitu destinasi wisatanya seperti Kawah Ijen, Geopark, G-land untuk para Surfer hingga kreativitas membuat event sepanjang tahun,” kata Sapta.
Alhasil Banyuwangi yang jaman dulu punya citra jadi daerah santet kini jadi kota internet karena masyarakatnya melek pelayanan IT dan kini menjadi kota kabupaten yang diminati investor hotel-hotel bintang lima karena perkembangan pariwisatanya.
Banyuwangi sangat terbuka untuk wisatawan dari mana saja baik lokal maupun internasional bahkan ketika wisman Timur Tengah berdatangan langsung dibuat paket wisata khusus kuliner spesial dengan menu kambing, nasi kebuli dan menu khas dari negara-negara di kawasan itu.
” Bagi mereka yang mau studi banding juga dilayani dengan sangat baik karena pengeluaran dan kebutuhan wisatawan yang datang studi banding seperti halnya yang datang untuk leisure bahkan spending bisa lebih besar,”
Sapta Nirwandar berharap bupati yang banjir penghargaan internasional termasuk dari Badan Pariwisata Dunia ( UNWT0) ini segera menyebarkan video versi bahasa Inggris dan membimbing daerah lainnya untuk menerapkan program program Cleanliness, Health and Safety ( CHS) sesuai protokol kesehatan dan standar WHO.
Senada dengan Sapta Nirwandar, Anton Thedy, founder TX Travel dengan 255 cabang mengatakan leadership dan kreativitas Bupati Banyuwangi memang membuat wisatawan dan mereka yang suka jalan-jalan merasa aman apalagi dengan kebersihan yang menjadi prioritas.
” Banyuwangi memang kreatif dan siap menyambut wisnus, jelas New Normal harus membuat kita yang suka jalan jalan merasa aman dan kebersihan jadi prioritas. Hanya destinasi yang siap yang akan jadi pilihan untuk dikunjungi,” kata Anton.
Menurut dia, program Wisata Domestik ( WisDom) akan menjadi andalan Travel TX di sisa tahun 2020 ini karena sekaligus misinya adalah mendukung roda ekonomi domestik yang memiliki multiplier effect yang luas.
” Dukungan juga di harapkan dari pemerintah pusat maupun daerah. Mungkin inilah waktunya membuat tahun kunjungan WisDom ( Wisata Domestik). Intinya dari kita buat kita untuk menjadikan Indonesia kuat dan berjaya setelah pandemi COVID-19 berakhir,” kata Anton.