JAKARTA, bisniswisata.co.id: Jujur saja dalam kurun waktu kurang dari seminggu, saya terkaget-kaget mendengar ucapan, kebijakan program maupun aktivitas Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.
Kejutan pertama datang dari WA sang ibunda tercinta, Mien R Uno yang rubrik kepribadiannya sekian tahun lalu di awal-awal berdirinya Harian Ekonomi Bisnis Indonesia memang menjadi tanggung jawab saya sepenuhnya untuk sampai turun cetak.
Ya, mbak Mien 17 Juli lalu mengabarkan via WA kebahagiannya karena hari itu putra keduanya ini wisuda virtual dari Universitas Pelita Harapan ( UPH) Karawaci, untuk gelar Doktor di bidang manajemen. Wisudawan dengan IPK tertinggi 3,77, anak dari Ir Razif Halik Uno dan Dra Mien R. Uno.
Info wisuda itu ada dalam media sosialnya. Dari instagramnya angka terakhir yang saya lihat viewer sudah mencapai 1.161.311 orang dan Sandi membagikan kebahagiannya diwisuda dengan sharing judul desertasi yang cukup panjang yaitu The Effect of Entrepreneurial Orientation of The Financial Performance and Their Impact on Future Intention from Indonesia State Ownes Enterprises.
Sandiaga menguji sejauhmana nilai-nilai kepemimpinan berpengaruh terhadap orientasi kewirausahaan suatu lembaga/ perusahaan.
Dalam proses informasi, ujarnya, diperlukan kepemimpinan yang memiliki AKHLAK, loyalitas, teamwork untuk mendorong inovasi, adaptasi, kolaborasi juga pembangunan yang berkelanjutan.
Hampir bersamaan, nun jauh di negri paman Sam, AS. Amyra putri pertama Sandiaga Uno dan Nur Asia, juga baru diwisuda tingkat bachelor ( S1) dari Parsons School of Design.
Like father, like daughter, ini jelas bisa menjadi panutan bagi banyak orang untuk terus menimba ilmu. Apalagi di tengah keterbatasan mobilitas karena pandemi Sandi bisa menyelesaikan studi doktoral yang dia sebut gelar penyemangat untuk terus berkontribusi membuka peluang LAPANGAN KERJA yang ditulisnya dalam huruf capital semua.
Masya Allah, teringat langsung sang ibu yang pada 23 Mei 2021 lalu berulang tahun ke 80 tahun. Saat bercerita soal putranya ini mbak Mien mengatakan sewaktu Sandi minta restu terjun ke dunia politik alasannya karena ingin selalu berkontribusi yang lebih besar bagi bangsa dan negara.
” Saya bilang sama Sandi sudah punya ribuan pegawai dan beragam perusahaan buat apa ke politik ? jawaban Sandi motivasinya bisa punya kebijakan untuk orang banyak, untuk bangsa. Kalau untuk perusahaan sendiri tetap lingkup kecil saja,” kata Mien Uno.
Kali ini saya paham mengapa dia menulis dua kata lapangan kerja dalam huruf capital semua. Makanya saat jumpa virtual pada 19 Juli 2021 dalam Weekly Press Briefing Kemenparekraf, ketika Sandi umumkan program Indonesia Spice Up The World di New York saya langsung tertegun.
Ingat program Visit Indonesia Year 1991, ingat juga promosi Face of Indonesia Year 1995 di AS dikomandanin mbak Tutut Soeharto di jaman Joop Ave.
Apalagi Spice Up The World tujuannya untuk membangkitkan RI lagi sebagai pusat rempah -rempah dunia. Di jaman VOC Pulau Banda saat itu jadi perebutan antara Belanda dan Inggris yang rela menyerahkan Manhattan, AS untuk barteran.
China punya Silk Road, Indonesia juga punya jalur rempah-rempah. Di tengah PPKM dan keterbatasan akibat pandemi global COVID-19, dia memutuskan program kolosal ini tetap jalan.
“Indonesia Spice Up The World (ISUTW) adalah program kolosal berkonsep Indonesia incorporated yang berlangsung hingga tahun 2024. Saya tidak berangkat ke AS, tapi diwakili yang lain. Program ini melibatkan banyak pihak, termasuk pemerintah pusat serta daerah, pengusaha, akademisi, komunitas, dan media,” ungkap Sandi.
Tidak hanya itu, ISUTW juga menggandeng maskapai penerbangan Garuda Indonesia untuk segi logistik dan bank BNI untuk segi pembiayaan. Selain mendorong hadirnya kuliner Indonesia di mancanegara, program ini juga menargetkan adanya 4.000 restoran Indonesia di luar negeri dan meningkatkan nilai ekspor bumbu dan rempah-rempah menjadi US$2 miliar.
“Banyak yang menyampaikan, target-target ini dikatakan sangat ambisius. Tapi kami yakin ini bisa karena kita akan berkolaborasi bukan hanya kementerian tapi dengan diaspora juga,”
Lagi-lagi program yang berdampak luas bagi orang banyak menjadi prioritasnya. Sandiaga menjelaskan bahwa program ISUTW dibagi menjadi empat pilar vertikal, yakni rempah, produk bumbu dan pangan olahan, restoran Indonesia, promosi kuliner, dan Indonesia sebagai destinasi kuliner.
Nah pilar-pilar yang disebutkan itu nyambung dengan ucapan Mbak Mien yang mengatakan Mas Sandi maunya punya kebijakan untuk orang banyak.
“Tahun 2000 kami membuat Yayasan yang ingin mencetak sebanyak mungkin wirausaha muda karena kepedulian Mas Sandi ingin memberikan sesuatu yang mencakup hajat hidup orang banyak,” kata Mien Uno.
Kebayang kan bagaimana kalau program Indonesia Spice Up The World sudah berjalan. Maka mulai dari para petani hingga kalangan industri akan memperoleh peningkatan permintaan besar dari kebutuhan 4000 restoran di luar negri.
Sang Ibu yang saat Sandi kecil sibuk mengajar, berorganisasi tapi juga mengasuh dan mengikuti langsung perkembangan anak -anaknya ini mengatakan sejak kecil memang anak-anaknya punya integritas tinggi sehingga punya landasan kuat untuk menjalankan kegiatan hariannya.
” Saya sendiri lahir dari orangtua yang keduanya adalah pendidik dan perpaduan sifat keduanya saling melengkapi. Ibu lemah lembut tapi ayah sangat disiplin dan kegiatan anak-anaknya harus sesuai jadwal,” kata wanita yang sudah menerbitkan 12 buku ini.
Sejak kecil, nilai-nilai yang ditanamkan orangtuanya dan diterapkan pula pada Indra Uno dan Sandi Uno a.l adalah mereka orang-orang yang berguna dan mampu memberikan keteladanan.
Emosional, Spiritual Quotient ( ESQ) adalah karakter yang ditanamkan termasuk moral, aturan emas dari agama, budaya dan susila. Sikap hormat dan tidak boleh berkata kasar pada orang lain berlaku termasuk pada pembantu, supir, tukang kebun yang ada disekitarnya, tambah Mien.
” Kalau bicara kasar Mas Sandi sudah tahu mamanya akan menyuruh makan cabe rawit. Waktu itu kami hidup di Riau sehingga cabe rawitnya lebih pedas. Biasanya cukup satu kali hukuman seterusnya mereka berdua tidak akan pernah mengulang,” kenang Mien Uno.
Landasan kuat dari nilai-nilai yang ada dalam keluarga dan agama membuat Sandi saat sudah terjun ke dunia politik dimata Mien tetap biasa menjunjung integritas, kejujuran dan menghormati orang lain.
” Jadi memang dari kecil sifatnya ingin membahagiakan orang lain. Meski sekarang sibuk luar biasa dengan 7 -9 acara per hari, dia akan tetap menyapa ibunya lewat WA, mengirim foto-foto dan kalimat lucu-lucu untuk menghibur,”
Ucapan-ucapan mbak Mien Uno, ditambah tujuan Sandi membuat desertasi doktoral menyangkut penerapan Akhlak yang digaungkan Menteri BUMN Erick Thohir membuat saya optimistis program Kemenparekraf untuk mendongkrak popularitas kuliner RI di AS akan mencapai target sasarannya.
Erick yakin akhlak juga sebagai pilar pembangunan karakter sebuah organisasi. Akhlak merupakan akronim dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kooperatif.
“Kompeten tidak kalah pentingnya yaitu cakap dan terus belajar mengembangkan kapabilitas karena kita tidak cepat puas. Harmonis menjadi kunci, keserasian dalam kita bekerja sama saling peduli dan menghargai perbedaan ini menjadi kunci kita dalam menjalankan keseharian,” tegas Erick.
Landasan moral yang kuat dari keluarga agaknya yang membuat apa yang ditanam sang ibu, apa yang dijalankan kolega seperti Erick Thohir akhirnya sambung menyambung menjadi satu.
Begitu juga harapan saya pada program Indonesia Spice Up The World. Bagi saya yang tengah berguru mengenai halal industry di Indonesia Halal Lifestyle Centre ( IHLC) maka bangkitnya kuliner Indonesia juga akan membuka peluang RI untuk jadi produsen frozen food dunia.
Makanan halal dari negara Muslim terbesar di dunia seperti Indonesia berpeluang mengambil pangsa pasar dunia karena pengeluaran Muslim untuk halal food 2024 diproyeksi mencapai US$1,38 triliun.
Begitu juga Pulau Banda siap-siap saja untuk mendunia. Pulau Run adalah bagian dari Kepulauan Banda, Provinsi Maluku, yang dulu berjaya tetapi kini terlupakan khalayak dunia. Pulau kecil ini merupakan pulau yang ditukar dengan Manhattan di New York oleh Belanda dari Inggris.
Dirangkum dari BBC.com, kapal Pinnace Belanda merupakan kapal pertama yang sampai di Laut Banda pada musim semi 1599 lampau.
Pada saat itu, Belanda bersama Portugis, Inggris, dan Spanyol terlibat persaingan menemukan pulau rempah guna menguasai perdagangan rempah.
Ketika itu, cengkeh dan pala harganya sangat mahal dan semua orang ingin memangkas keuntungan para pedagang Arab dan Asia yang merahasiakan lokasi Banda.
Inshaa Allah niat baik, landasan kuat dari Menparekraf Sandiaga Uno sebagai motor penggerak Indonesia Spice Up The World (ISUTW) benar -benar membuat program kolosal berkonsep Indonesia incorporated terwujud dan tidak terbatas menjadi program kabinet sekarang yang dipatok hingga tahun 2024. Mari Husnudzon !