ENTREPRENEUR LIFESTYLE TEKHNOLOGI

Ketika Beauty for Everyone Bukan Sekedar Slogan

CANGGU, bisniswisata.co.id: Papan besar bertuliskan DICARI !, wanita & pria dengan jerawat dan flek membandel, diakhiri tulisan produk & skincare dengan harga terjangkau, cukup menyita perhatian di klinik yang terletak di jl.Raya Puputan No.70, Dangin Puri Klod, Kec. Denpasar Tim, Bali.

Tulisan dengan huruf capital semua didominasi warna merah di huruf jerawat dan flek serta sisa huruf lainnya dengan warna ungu dan putih, menunjukkan suatu energi kegembiraan yang memotivasi orang untuk semangat mengatasi masalah di wajah selain pesan spiritual dan optimisme bahwa semua dapat dicapai dengan harga terjangkau.

Warna memang memiliki arti, begitu pula dengan logo besar DNI Skin Care yang mendominasi tampilan luar gedung berlantai dua di pinggir jalan raya itu. Logo plus ikon bentuk hijau daun agaknya melambangkan pembaruan, peremajaan kulit.

Terlahir sebagai orang yang suka belajar memang tepat ditujukan pada pria berusia 41 tahun yang secara akademik, namanya ditulis sebagai DR dr. I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK (K), FINSDV, FAADV.

Lulusan terbaik ke-3 di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana pada tahun 2004 ini tergolong sukses menjadi akademisi sekaligus pebisnis yang mampu memadukan soft skill dan hard skill. Kemampuannya itu  apa bukan sebuah berkah yang patut disyukuri ?

Soalnya untuk menjadi dokter kecantikan profesional dituntut kemampuan hard skill. Jenjang pendidikannya saja dari mulai tamat sekolah menengah, menjadi dokter umum hingga menjadi dokter spesialis minimal membutuhkan waktu 14 tahun.

Sebuah situs menyebutkan untuk menjadi seorang dokter kulit dan kecantikan maka orangtua perlu mempersiapkan uang pendidikan anaknya sedikitnya satu miliar rupiah. Soalnya meskipun sudah jadi dokter umum, gaji dokter saat ini tidak akan mampu untuk membiayai pendidikan spesialis karena tidak jauh dari Upah Minimum Regional ( UMR).

Jika biaya pendidikannya sudah selangit, mengapa pula dokter Darma, sapaan akrabnya ini menawarkan perawatan jerawat dan flex hitam bukan perawatan yang bisa mendulang uang secara instant terutama untuk pasar celebrity, orang terkenal yang selalu dekat dengan dunia pemberitaan pers.

perawatan-kulit-wajah
Dokter Darma tengah menangani perawatan wajah pasien di kliniknya di Renon, Bali

Klinik kecantikan kulit dengan harga terjangkau memang menjadi tujuan dokter Darma dalam mengembangkan  klinik dengan  mengusung konsep Beauty for Everyone. “Maksudnya, semua orang bisa tampil cantik, dengan layanan yang berharga terjangkau namun tidak murahan,” tegasnya.

Oleh karena itu selain treatment dan harga obat-obatan yang terjangkau, kelebihan lain klinik DNI ini adalah menyediakan layanan konsultasi dokter secara gratis. “Kami juga punya keunggulan, produk yang disediakan hasil formulasi saya sendiri yang aman dan research-based,”  kata pria kelahiran Melaya, 18 Januari 1980.

Berawal dari klinik rumahan

Mulai membangun klinik rumahan tahun 2007 dengan nama D&I, terinspirasi dari nama kedua orang tuanya yaitu dr. I Gusti Ketut Darmada SpKK (K) dan ibunda yang bernama Indrayani. Darma lalu merubah logonya tahun 2019 menjadi DNI masih tetap mempatrikan nama kedua orangtua tetapi sekaligus juga menjadi singkatan Dermatology, Nature-Inspired.

” Jadilah klinik kami dikenal sebagai DNI Skin Centre yang bisa menawarkan perawatan kulit dengan harga terjangkau dan tepat sasaran,” kata Darma.

Awal mula lahirnya DNI memang terinspirasi dari pengalaman sang ayah yang banyak membantu pasien hingga tengah malam karena kasus penggunaan produk kecantikan tanpa pengawasan dari Spesialis Kulit yang mengakibatkan banyak efek samping negatif.

Ayahnya yang memiliki sifat dermawan kerap membesarkan hati pasiennya untuk move on, melanjutkan hidup meskipun wajahnya menjadi cacat akibat penggunaan kosmetika yang mengandung merkuri dan zat berbahaya lainnya.

Maklumlah mahalnya perawatan kulit di klinik kecantikan pada umumnya, membuat kesan bahwa mengobati kulit hanya untuk kalangan tertentu sehingga ketika terjadi muka gosong, penuh jerawat dan flek, tidak pula langsung ditangani dengan benar karena takut biaya jutaan rupiah yang harus dikeluarkan.

“Hal yang mendorong saya mendirikan klinik ini, saya melihat banyak pasien yang telat berobat karena rata-rata biaya perawatannya mahal-mahal,” kata Darma.

Di tahun 2010 Darma menyempatkan untuk menempuh pendidikan  Cosmetic Surgical Training, di Tongji University-Shanghai, China. Di sana, Dia memperdalam teknik bedah kecantikan sedot lemak, berguru pada Profesor Song Jianxing, ahli bedah kosmetik ternama di China. 

Di tahun yang sama, saat itu di Bali, Darma merupakan dokter pertama yang mengerjakan sedot lemak. Tak heran kesuksesan dokter muda in dianugerahi Best Beauty Clinic dari Bali Best Brand Award. 

Meski harus mengurus keluarga dengan tiga anak, mengurus klinik dan sebagai dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali hingga sekarang, suami dar Mirah Kristina Agung ST ini juga terus berprestasi.

Studinya  pada Program Pendidikan Dokter Spesialis di Universitas Airlangga, Surabaya, mengambil spesialisasi Kulit dan Kelamin (SpKK) seperti halnya ayahanda tercinta berlangsung dari 2005 -2009.

Lanjut ke program S3 ( 2015-2018 dimana Darma berhasil.menjadi wisudawan terbaik, Summa Cumlaude dengan IPK 3, 92 dan masa pendidikannya itu hanya dicapai dalam waktu 2 tahun 4 bulan saja.

Padahal saat  di jenjang S3 itu dia juga tengah mendapat amanah sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) cabang Bali (periode 2017-2020).

Sejak tahun 2013, Dokter Darma sudah mulai aktif di HIPMI Bali sebagai anggota. Pada tahun 2017, ia terpilih sebagai Ketua Umum dengan perolehan angka mutlak.

Selama masa kepemimpinannya, ia menyelenggarakan acara HIPMI Festival pertama yang diadakan secara outdoor. Acara yang terselenggara pada November 2019 itu berpusat di Jl Gajah Mada, kawasan klasik yang pernah menjadi pusat bisnis para pedagang dari berbagai latar etnis. 

HIPMI Festival juga untuk pertama kalinya menyelenggarakan pasar malam rakyat yang menjajakan produk-produk dari anggota HIPMI Bali. Pada festival itu, Dokter Darma juga mencetuskan acara Fun Run di malam hari yang diakhiri dengan pesta kuliner jalanan (street food fiesta).

Selain menjabat Ketua Umum HIPMI Bali, Dokter Darma juga tercatat sebagai Ketua Kompartemen Industri Kesehatan di Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI hingga sekarang.

kosmetika-produk-khusus-buatan-klinik-dni
Produk perawatan kecantikan dengan harga terjangkau masyarakat.

Go Internasional

Berorganisasi dan berjejaring membuat kliniknya terus bertambah menjadi 14 klinik di Bali, total semua 31 klinik di seluruh Indonesia mulai dari Aceh, pulau Jawa, Bali, Lombok, Kalimantan hingga Ambon. Tentu saja pemasarannya juga akan go internasional.

Sebagai pakar kesehatan kulit, IGN Darmaputra tidak saja condong mendalami bidang estetika yang erat kaitannya dengan bisnis klinik kecantikkan. Dalam Disertasinya, ia juga tergerak untuk memperdalam kasus penyakit kusta.

“Saya merasa terpanggil meneliti mekanisme kerusakan saraf pada penderita kusta, karena seperti kita tahu, sampai sekarang masyarakat masih memberikan stigma negatif  terhadap para penderita kusta,”ungkapnya.

Mengenai kepedulian terhadap penderita kusta, agaknya warisan budi luhur dari sang ayah yang memiliki profesi sama dan selalu berkeinginan menolong orang.

Sebagai instruktur bedah dasar kulit dan instruktur sedot lemak yang dimasa pandemi global COVID-19 juga  mendapat gelar konsultan tumor dan bedah kulit di Bali ini, Darma punya target segera memiliki pabrik kosmetika sendiri dan membangun brand nasional dan internasional.

” Produk kosmetika DNI selama ini masih dilakukan secara maklon yang dilakukan oleh pihak lain hasil formulasi sendiri yang aman dan research-based,” 

Ke depan, Darma mengaku akan terus menjalankan pengembangan waralaba bisnis kliniknya ini dengan membangun tim inti di kantor pusat dan ekspansi menggunakan modal sendiri.

 “Beauty for everyone, bukan sekedar slogan bukan ?,” kata dokter Darma optimistis mengakhiri kunjungan kami ke kliniknya. 

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)