DAERAH NEWS

Ramia Adnyana: Ketahanan Ekonomi Rakyat Bali Hingga Juni.

CANGGU, Bali, bisniswisata.co.id: Ketahanan perekonomian masyarakat Bali hanya hingga akhir Juni 2021 sehingga jika pemerintah masih maju mundur untuk membuka perbatasan ( border) dengan negara lain maka kondisi semakin terpuruk, ungkap Dr. (C) I Made Ramia Adnyana SE, MM, CHA

Wakil Ketua Umum Bidang Akomodasi & Pengembangan Pariwisata KADIN Bali ini mengingatkan bahwa pembukaan border sudah tidak bisa ditunda-tunda lagi.

“Pemerintah terutama empat menteri yang menjadi  para pembantu Presiden harus punya komitmen tanggal pembukaan dan umumkan. Jangan lupa Bali adalah destinasi wisata utama. Bali juga satu-satunya provinsi di Indonesia yang ekonominya minus atau terkoreksi paling dalam,” ungkapnya.

Para menteri itu mulai dari Menteri Luar Negeri, Menko Marinvest, Menteri Perhubungan, Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif, Menteri Hukum & Hak Asasi Manusia dan Menteri Kesehatan adalah deretan menteri yang sangat menentukan atas keputusan Presiden RI untuk membuka border dan mereka  harus kompak, tegas Ramia.

“Jangan seperti sebelumnya, sudah ditetapkan tanggal pembukaan lalu satu menteri membatalkan dalam hitungan hari sehingga rakyat dan pelaku usaha di Bali kecewa,”

Siapa menteri yang harus berani mengambil inisiatif dan komitmen tingginya tentunya bertumpu pada Bapak Sandiaga Uno, birokrat yang berasal dari seorang entrepreneur dan berpengalaman di berbagai organisasi profesi hingga partai, tambahnya.

Pariwisata Bali yang paling terpuruk karena pandemi global COVID-19. Ketergantungan Pendapatan Asli Daerah ( PAD) yang lebih dari 50% pada pariwisata membuat keterpurukan itu kini mencapai 80-90% karena siklus ekonomi berhenti total.

“Pariwisata itu multiplier efek, memiliki dampak berganda yang kuat. Kalau tidak ada wisatawan mancanegara bahkan  wisatawan domestik juga baru digerakkan dua minggu terakhir lewat program Work from Bali juga belum cukup,” kata Ramia Adnyana.

Di luar negeri, meski ada COVID tunjangan untuk rakyat tetap bisa makan terjamin. Pengangguranpun terjamin namun kini stimulus untuk para pengusahapun belum terealisasi kecuali kalangan perhotelan, sambungnya.

Sementara pengusaha pariwisata bergerak di bidang perhubungan ( akses), atraksi dan amenities ( 3 A) yang menjadi syarat utama pengembangan pariwisata global.

“Kalau bicara kontribusi pariwisata Bali untuk nasional mencapai lebih dari 40% dari total devisa yang mencapai US$ 17,9 Milyar di 2018. Belum lagi bicara sektor penerbangan, pengusaha atraksi seperti water sport, budaya dan sebagainya ”

Ketika mereka terpuruk minimal ada support dari pemerintah baik dalam bentuk Dana PEN dan Soft Loan yang bisa dikucurkan merata. Sampai saat ini baru sembako dan hibah pariwisata yang dikucurkan keteman teman hotel di Bali, tambahnya.

Ramia mengingatkan untuk pembukaan kembali para pengusaha juga membutuhkan dana untuk perbaikan aset property mereka.” Kalau selama 15 bulan air conditioner ruangan saja sudah lama tidak menyala, perlu diservice kembali,” jelasnya.

Dia berharap pemerintah segera mengumumkan tanggal kepastian pembukaan seperti halnya negara-negara lain yang sudah lantang mengumumkan per 1 juli terbuka untuk wisman.

Rakyat Bali siap menerima kedatangan wisman, mereka juga butuh makan dan biaya hidup lainnya. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepatuhan masyarakat Bali pada Prosedur Kesehatan ( Prokes) capai 96% tertinggi di seluruh Indonesia, kata Ramia.

” Oleh karena itu kami berharap agar jangan di PHP lagi ( pemberi harapan palsu), kami ingin segera memulai usaha dan bangkit dari keterpurukan. Pariwisata Bali Bangkit Ekonomi Indonesia Juga Bangkit.

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)