Ahli Filsafat Marek Kaminski
JAKARTA, bisniswisata.co.id: Penjelajah Marek Kamiński asal Polandia menjadi tamu spesial di Polandia Festival 2023 yang diselenggarakan Kedubes Polandia di Indonesia dan berlangsung di 15 kota di Indonesia dari 6 -29 November 2023.
Muncul sebagai tamu khusus, Marek ingin meningkatkan ketahanan mental anak muda di zaman modern ini. Sebagai seorang inovator, filsuf, dan penjelajah asal Polandia yang telah mencapai Kutub Utara dan Kutub Selatan dalam satu tahun tanpa bantuan luar, turut menyampaikan kesan positifnya terhadap Indonesia.
Pria bernama Marek Zdzisław Kamiński kelahiran 24 Maret 1964 di Gdańsk mengklaim telah mencapai Kutub Utara dan Selatan dalam waktu satu tahun tanpa bantuan dari luar (Kutub Utara pada 23 Mei 1995; Kutub Selatan pada 27 Desember 1995).
“Saya ingin meningkatkan ketahanan mental anak muda, terutama setelah saya mendapatkan pengalaman ketahanan mental selama ekspedisi saya di Kutub,” ujarnya.
Program digital yang dibawanya berkaitan dengan masalah ketahanan mental dan dia ingin menjalin kerja sama dengan sekolah internasional dan perusahaan di Indonesia.
Sebagai seorang penjelajah, Marek menjelaskan bahwa dirinya mempunyai impresi yang bagus tentang alam Indonesia. Sayangnya, waktu yang terbatas menyebabkan Marek belum sempat untuk menjelajahi alam Indonesia secara langsung.
Alumnus Universitas Warsawa (Magister Filsafat, Magister Fisika Universitas Navarra, IESE Business School, Barcelona (program pascasarjana Manajemen Lanjutan) ini sangat antusias untuk mengajak anak Indonesia yang hidup di dunia digital mulai serius mempelajari coding.
Berdasarkan pengalamannya di kutup maupun sebagai penjelajah dalam menghadapi berbagai medan untuk bertahan hidup maka dia menemukan metode untuk mengatasi masalah tekanan dan mudahnya keinginan bunuh diri dikalangan anak dan remaja.
Ekspedisi kutup
“ Metode ketahanan mental yang saya ciptakan sudah teruji di Polandia apalagi di saat pandemi COVID-19 masalahnya bukan hanya pada anak dan remaja. Di Indonesia kami mencari mitra untuk mengasah coding dan tengah menjajaki dengan Koding Next di Kemayoran dan mencari mitra-mitra lainnya,” kata Marek Kamiński.
Menurut dia, coding adalah ketrampilan masa depan bahkan berguna hingga dewasa dan menjadi pebisnis handal. Oleh karena itu untuk sekolah-sekolah internasional yang sudah menggunakan bahasa Inggris menjadi lebih mudah menerapkannya.
Lewat coding, musalnya, anak akan diasah kemampuan berpikir komputasinya dalam memahami berbagai konsep dasar pemrograman melalui tutorial, eksperimen kode, dan aktivitas unplugged. Bisa mengembangkan kemampuan berinovasinya dalam membuat proyek coding secara mandiri dengan melakukan ideasi, serta mengimplementasikannya
Banyak anak kini mempelajari bahasa pemrograman basic – complex dan berinovasi dalam membuat animasi dan game yang bervariasi sehingga terhindar dari tekanan-tekanan mental yang mendera.
Dilansir dari Wikipedia, Marek Kamiński memperoleh gelar Filsafat dan Fisika di Universitas Warsawa dan menyelesaikan program pascasarjana manajemen lanjutan di IESE Business School di Barcelona. Ia juga belajar Filsafat di Hamburg.
Dia memimpin ekspedisi pertama ke Kutub Utara dan Kutub Selatan bersama seorang penyandang disabilitas (Jan Mela, yang saat itu berusia 15 tahun). Ia juga telah melintasi Gurun Gibson di Australia – perjalanan sejauh 800 km (500 mil) dalam 46 hari.
Selama ekspedisi “Kutub Ketiga” di sepanjang jalur St. James, ia melakukan perjalanan sejauh 4.000 km (2.500 mi) dalam 140 hari dari makam Immanuel Kant di Kaliningrad, Rusia, hingga makam Saint James di Santiago de Compostela, Spanyol.
Marek juga telah melakukan perjalanan sejauh 30.000 km (19.000 mi) dengan mobil listrik dari Polandia ke Jepang melalui Siberia dan Gurun Gobi. Dia adalah orang pertama yang mengemudi di Jalan Raya Trans-Siberia dengan kendaraan bebas emisi.
Kamiński adalah pendiri metode motivasi ‘Power 4Change’ dan pendiri Yayasan Marek Kamiński. Institut Marek Kamiński dan Invena. Dia telah menerapkan pengalamannya dalam motivasi untuk mencapai tujuan yang tampaknya mustahil, serta pekerjaan yang berhubungan dengan robot dan kecerdasan buatan untuk memberikan ceramah di universitas dan konferensi bergengsi di seluruh dunia