Lahan peternakan sapi milik Ustad Dr Reza Abdul Jabbar di New Zealand ( Foto: dok.pribadi)
JAKARTA, bisniswisata.co.id: Pada Masa Pandemi Covid-19 ini, Pejuang Subuh Masjid Raya Pondok Indah (PS-MRPI) kembali menggelar kajian online ba’da subuh. Selain menghadirkan nasumber, juga ada ada obrolan hangat dengan saudara-saudara WNI dari mancanegara.
Kajian subuh Minggu pagi ini selain membahas kajian tadabaur Qur’an yang disampaikan oleh Dr. KH. Fahmi Salim, PS-MRPI juga menggelar business series dengan ‘New Zealand Tour’ bersama Dubes New Zealand (NZ) Tantowi Yahya dan Dr. Reza Abdul Jabbar, seorang pengusaha yang sukses di NZ.
Acara yang berlangsung secara daring ini juga dihadiri oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat ( NTB), Zulkieflimansyah. Dalam pembukaannya, Dubes Tantowi Yahya sangat mengapresiasi dan bangga memiliki seorang Ust. Reza Abdul Jabbar.
“Beliau tidak hanya sebagai pemuka agama yang membawa Islam yang ramah, tapi juga seorang pebisnis, peternak yang berhasil di New Zealand. Jika Ustad Reza ingin menjadi warga negara NZ, pasti akan digelar karpet merah” ungkap Tantowi.
Menurut Tantowi, selain sektor pertanian dan peternakan, pariwisata juga menjadi industri yang berkembang tapi karena COVID-19 dampaknya pariwisata menjadi sepi.
Saat ini dunia memang sedang tidak bergerak, namun di seluruh New Zealand, wisatawan dapat menemukan segalanya, dari hutan belantara yang belum terjamah hingga budaya yang kaya.
Di sini wisman bisa menemukan inspirasi dari gunung yang menjulang dan fjord yang diselimuti kabut. Ketenangan di pantai berpasir keemasan di sekitar teluk-teluk yang tenang serta mendapatkan teman-teman baru di kota kecil penuh pesona yang sangat santai.
Menurut Tantowi, sektor pertanian, peternakan tidak terkena dampak COVID meski pertanian dan peternakan juga menjadi magnet kunjungan wisatawan ke NZ. Banyak wisatawan mancanegara datang ke peternakan untuk melihat proses produksi bulu domba, produk dari susu sapi dan lainnya.
Sektor pertanian menjadi primadona disini. Apalagi NZ mempunyai koperasi pontera yang memasarkan produk-produk anggota, semua di handel koperasi.
Jadi para petani dan peternak tidak pusing sebab hadirnya koperasi menambah keuntungan untuk anggota dan meluaskan distribusi produk, tambahnya.
Reza Abdul Jabbar kemudian mengajak para jamaah Pejuang Subuh melalui virtual ke ladang peternakannya. Dengan mengendarai mobil, Reza mengajak keliling jamaah.
“Semua faktor linkungan sangat diperhatikan di NZ, termasuk sungai ini. Untuk menjaga ekosistem, kami menanam pohon. Jadi bagi pemuda, pelajar dan siapa saja bisa belajar beternak disini. Yang penting harus punya mental pejuang” terangnya di saat suhu 4 derajat.
Lahan yang kecil akan membuat ongkos industri lebih mahal. Oleh karena itu lahan peternakan kami luas dan ada 10 karyawan ya g bekerja diladang, tambahnya.
Apresiasi juga datang dari Gubernur NTB. “Kami ingin mengundang Ust. Reza agar bisa ke NTB. Sebab mempunyai daerah yang sesuai dan cocok dengan NZ. Ust. Reza bisa memilih daerah mana yang bagus di NTB, semua kami fasilitasi dan gratis. Bahkan NTB sudah menjadi destinasi halal tourisme,” ungkap Zulkieflimansyah penuh harap.
Kajian Online yang digelar PS-MRPI ini diikuti sekitar 500 lebih peserta sehingga uraian Dubes Tantowi, Ust Reza maupun Gubernur Zulkieflimansyah menambah wawasan dari berbagai kalangan.
Pesertanya memang bervariasi mulai pejabat, pengusaha, aktivitis masjid yang istiqomah hatinya selalu terkoneksi dengan masjid Pondok Indah. Insya Allah ketika dunia mulai bergerak lagi, NZ bisa menjadi tujuan wisata untuk belajar langsung pada Ustad Reza dan mengunjungi destinasi yang dikenal sangat Islami meskjpun bukan dihuni mayoritas Muslim.