JAKARTA, bisniswisata.co.id: Patih Indo Tours & Haji umroh berpartisipasi dalam IB Vaganza dan ajak masyarakat memanfaatkan produk syariah terutama dalam memilih penyelenggara paket umroh, kata CEO Patih Indo Tours & Haji umroh, DR Rusmiati S si, Msi, hari ini.
“Setiap tahun sedikitnya satu juta Muslim Indonesia berangkat umroh mengingat daftar tunggu untuk ibadah haji sampai belasan tahun sehingga calon jemaah memilih ibadah umroh terlebih dulu,” ungkapnya di arena pameran produk perbankan syariah itu yang dibuka oleh Walikota Jakarta Selatan, Marullah Matali.
Karena itulah di arena iB Vaganza yang berlangsung tiga hari ( 5-7 Oktober 2018) di Blok M Square dan diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pihaknya berpartisipasi agar dapat meningkatkan inklusi masyarakat terhadap penggunaan jasa perbankan syariah serta produk turunannya seperti haji dan umroh.
“Pasar umroh memang besar dan akibat kasus-kasus yang dilakukan oleh First Travel dan Abu Tours yang tak mampu memberangkatkan calon jemaah maka kini Departemen Agama sudah mengedukasi masyarakat agar membeli paket umroh hanya yang berizin seperti Patih Indo,” kata Rusmiati.
Masyarakat kini menyadari tawaran harga murah justru harus diwaspadai sehingga setiap penyelenggara harus memberikan pelayanan prima bukan bersaing untuk memberikan harga murah.
“Dulu dalam kasus-kasus penipuan umroh, korbannya banyak dari kalangan masyarakat biasa. Sekarang alhamdulilah dengan pengawalan pemerintah hanya yang berijin dapat menjadi pelaksana umroh,”
OJK dan perbankan syariah juga terus menekankan pentlngnya sosialisasi dan edukasi kepada publik mengenai produk dan jasa layanan keuangan syariah yang semakin beragam dan bermanfaat besar bagi masyarakat sekaligus meningkatkan akses masyarakat ke sektor keuangan syariah sesuai dengan program literasi pemerintah.
“Kami satu-satunya perusahaan penyelenggara Haji umroh yang membuka peluang bayar paket umroh dengan cicilan dari bank syariah. Para pegawai Negri Sipil di Jakarta misalnya dapat memafaatkan semacam kredit multiguna untuk pembiayaan umroh dari Bank DKI Syariah, “ ungkapnya.
Menurut Direktur Penelitian, Pengembangan, Pengaturan, dan Perizinan Perbankan Syariah OJK Deden Firman, DKI Jakarta sebagai ibukota negara dengan penduduk mayoritas muslim menjadi salah satu daya tarik yang potensial untuk mengembangkan ekonomi syariah.
“Banyaknya sektor usaha menjadi peluang untuk penerapan ekonomi berbasis syariah di Provinsi DKI Jakarta, seperti pariwisata halal, kuliner halal, busana muslim, serta industri kreatif halal,” kata Deden
Harapannya perkembangan ekonomi berbasis syariah di DKI Jakarta dapat menciptakan banyak peluang usaha dan lapangan kerja. Hal ini tentunya menjadi salah satu upaya untuk mencukupi lapangan pekerjaan dengan jumlah penduduk usia produktif relatif besar di DKI Jakarta yang saat ini mencapai 75% dari total jumlah penduduk, katanya saat pembukaan iB Vaganza.
Seiring dengan tumbuhnya minat dan kesadaran masyarakat terhadap ekonomi syariah, OJK terus mendorong keuangan syariah khususnya perbankan syariah untuk dapat mengambil peran baik dari sisi pembiayaan maupun dana pihak ketiga.
Berdasarkan data OJK, tingkat literasi keuangan syariah DKI Jakarta sebesar 16,36% dan tingkat inklusi sebesar 17,4596. Bila dilihat dari data OJK Juli 2018, jumlah total aset gross BUS dan UUS Provinsi DKI Jakarta mencapai Rp. 324 Triiiun mendominasi total aset perbankan syariah nasional.
“Perbankan syariah menawarkan solusi bagi kebutuhan nasabah untuk menabung, bertransaksi, berinvestasi, mengembangkan usaha maupun untuk mewujudkan impian seperti Haji dan umroh maupun kebutuhan primer lainnya seperti halnya perbankan konvensional,”
Dia berharap dengan meningkatnya kesadaran masyarakat atas jasa perbankan dan pembiayaan lainnya dengan konsep syariah maka kontribusi untuk meningkatkan perekonomian akan meningkat.