ART & CULTURE

Pameran Lukisan dari Tiga Periode Kehidupan Alm. I Nyoman Sukari

Suasana pembukaan pameran tnggal karya alm I Nyoman Sukari

JOGJAKARTA, bisniswisata.co.id: Tiga lintasan waktu dalam periode kehidupan I Nyoman Sukari menjadi moment yang dikenang oleh keluarga maupun kolektor lukisannya yang menggelar Trajectory :Posthumous Solo Exhibition of I Nyoman Sukari.

Pameran tunggal karya almarhum I Nyoman Sukari ini berlangsung di Taman Budaya Jogjajarta, menyemarakkan deretan acara ArtJog Festival dari 25 Juli-25 Agustus 2019 yang berlangsung di Jogjakarta. Namun karya I Nyoman Sukari hanya bisa dinikmati hingga 12 Agustus 2019.

Kota Gudeg ini bagi Sosok I Nyoman Sukari (1968 – 2010) memang penting menandai karirnya sebagai pelukis. Dia adalah seniman yang penuh kontradiksi, semasa kuliah dan karya Sukari telah menjadi rebutan kolektor dan melalui pameran Spirit ‘90 di tahun 1994 menjadi pemicu boom seni rupa di Indonesia pada saat itu.

“Sesuatu yang langka terjadi pada pameran level mahasiswa pada umumnya saat itu.Kehidupan Sukari menempuh titik-titik lintasan penting sebagai berikut. Lintasan pertama, masa perintisan karier dimana Sukari belajar seni rupa secara formal di Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Sukawati, Denpasar,” kata Suwarno Wisetrotomo, Kurator Pamerannya.

Lintasan kedua, adalah masa pengembangan, atau disebut juga “fase Yogya pertama”, Fase ini merupakan fase yang penuh tantangan dan tegangan bagi Sukari karena dalam kesehariannya dipenuhi dengan berbagai tugas, pertarungan gagasan, penyesuaian dan proses pencarian identitas karyanya.

Lintasan ketiga, adalah “Fase Yogyakarta kedua”, fase ini disebut juga sebagai fase negosiasi; sebagai seniman yang bermukim di Jogjakarta, karya-karya Sukari beradaptasi dengan kehidupan Yogyakarta yang penuh kontestasi, penuh tegangan dan juga penuh godaan antara yang ideal dan pragmatis.

Ketiga lintasan itulah yang menjadi tema bahasan  dalam “Tema dan Periode Sukari” pada pembukaan pameran tunggal almarhum dengan nara sumber Lin Che Wei, kolektor karya Sukari dan Founder Sarasvati Art Management, Dr. Oei Hong Djien, kolektor karya sukari dan Owner OHD Museum serta Suwarno Wisetrotomo sebagai kurator dan Gede Arya Sucitra. ko-kurator pameran.

Semua yang dipikirkan, diucapkan, diciptakan Sukari, sungguh melampaui usianya yang pendek. Ars longa vita brevis – seni itu berusia panjang, sementara kehidupan sesungguhnya pendek – menemukan konfirmasinya pada diri dan kesenian Sukari.

Pameran, yang merupakan kolaborasi antara Sarasvati Art Communication & Publication, OHD Museum dan beberapa pelukis Bali dari Sanggar Dewata Indonesia (SDI) serta istri alm. Nyoman Aryaningsih ini merupakan pameran terlengkap yang dapat dinikmati oleh Publik Seni Rupa Indonesia dan Internasional.

 

Satrio Purnomo