Rio The Survivor Raih 24 Penghargaan Internasional

this formate

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Di tengah badai pandemi COVID -19 di Indonesia yang kian mengkhawatirkan hingga berdampak pada segala sendi kehidupan termasuk menggangu industri film nasional, kabar gembira kembali diperoleh dari film Rio The Survivor.

Film yang diangkat dari kisah nyata tersebut masuk nominasi di Durban International Film Festival (DIFF), Afrika Selatan.  Fesival film paling bergengsi di benua Afrika tersebut telah berusia 42 tahun dan menjadi salah satu ajang kualifikasi untuk Academy Award.

Untuk tahun 2021, DIFF menerima lebih dari 3.000 film dari berbagai belahan dunia dan telah dipilih 35 film yang masuk nominasi Film Terbaik kategori Feature atau film panjang, demikian dalam rilisnya.

“Prestasi tersebut menambah daftar apresiasi dan penghargaan yang telah diraih oleh film Rio The Survivor,”  kata Yudie Oktav, produser sekaligus sutradara Rio The Survivor.

Sejauh ini Rio The Survivor telah meraih 24 penghargaan dari berbagai festival film internasional di berbagai negara dengan perincian 19 sebagai pemenang dan 5 sebagai finalis dan nominasi, yang dua diantaranya masih berlangsung yakni di Spanyol dan Afrika Selatan.

Tidak hanya masuk nominasi di DIFF, Rio The Survivor juga akan ditayangkan secara perdana di Afrika Selatan. Panayangan khusus hanya untuk wilayah Afrika Selatan tersebut akan berlangsung pada 23 Juli hingga 1 Agustus 2021.

“Tentu kami sangat bangga dan merasa terhormat karena Durban International Film Festival merupakan salah satu festival film yang cukup bergengsi ” tambahnya.

Hal ini kembali memberi gambaran bahwa Rio The Survivor mendapat tempat di perfilman internasional karena banyak festival film internasional di berbagai negara yang memberikan apresiasi dan penghargaan kepada Rio The Survivor,” ucap Yudie Oktav.

Setelah tayang di Afrika Selatan, selanjutnya Rio The Survivor kemungkinan besar akan tayang di Malaysia karena sudah ada yang membeli hak penayangan di Malaysia. Bagaimana dengan di Indonesia, kapan akan tayang di negeri sendiri?

“Seperti yang banyak terjadi, karya anak bangsa yang berprestasi dan diakui di luar negeri justru kerap tidak mendapat tempat di negeri sendiri. Kebanyakan masyarakat kita kecenderungannya lebih bangga pada mimpi, budaya, dan karya dari luar. Jadi, sejujurnya saya belum tahu kapan akan tayang di Indonesia,” jawab sosok yang banyak berkecimpung di dunia jurnalistik ini.

“Semoga saja bisa segera tayang di Indonesia, karena banyak pesan moral yang sangat mendalam di film Rio The Survivor yang memang ditujukan untuk masyarakat dan anak-anak Indonesia,” sambung Yudie.

Hidup dengan HIV

Rio The Survivor sendiri berkisah tentang persahabatan dan perjuangan anak yang hidup dengan HIV untuk nendapatkan hak hidup dan pendidikan. Para pemainnya diperankan sangat bagus oleh anak-anak dan para pemain yang sebagian besar berasal dari Yogyakarta. 

Rio sebagai tokoh utama diperankan sangat luar biasa oleh Raditya Evandra, bintang muda berbakat yang juga pernah dinobatkan sebagai Pemeran Anak Terbaik pada Indonesia Movie Actors Award dalam film Kucumbu Tubuh Indahku. 

Di Rio The Survivor, Evan pun dinobatkan sebagai Best Actor di Rumania, Swedia, India, dan Venezuela. Sedangkan Yudie dinobatkan sebagai Best Director di Inggris, India, Venezuela, serta meraih Best Script Writer di India dan Best Screenplay di Venezuela.

Untuk filmnya sendiri, Rio The Survivor dinobatkan sebagai Best Movie di Inggris, Turki, Swedia, India, Venezuela, Honorable Award Best Film di Italia, serta beberapa nominasi di beberapa negara termasuk di festival yang masih berlangsung di Spanyol dan Afrika Selatan.

Selain pemain-pemain dari Yogyakarta, film Rio The Survivor didukung oleh Bambang Pamungkas, mantan bintang sepak bola tim nasional Indonesia, dan gitaris Slank, Ridho Hafiedz, yang bertindak sebagai music director. Sedangkan untuk soundtrack film melibatkan band legendaris Godbless, /rif, Buluk bersama band Kausa, dan Jikunsprain.

DAFTAR AWARD RIO THE SURVIVOR:

  1. Best Movie di London Independent Film Awards, Inggris
  2. Best Movie di Best Istanbul Film Festival, Turki
  3. Best Movie di Stockholm City Film Festival, Swedia
  4. Best Movie di Uruvatti International Film Festival, India
  5. Best Movie di Five Continents International Film Festival, Venezuela
  6. Honorable Award Best Film di Florence Film Awards, Italia
  7. Best Director, Yudie Oktav, di London Independent Film Awards, Inggris
  8. Best Director, Yudie Oktav, di Uruvatti International Film Festival, India
  9. Best Director, Yudie Oktav, di Five Continents International Film Festival, Venezuela
  10. Best Script Writer, Yudie Oktav, di Uruvatti International Film Festival, India
  11. Best Screenplay, Yudie Oktav, di Five Continents International Film Festival, Venezuela
  12. Best Actor, Raditya Evandra, di Eastern Europe Film Festival, Romania
  13. Best Actor, Raditya Evandra, di Stockholm City Film Festival, Swedia
  14. Best Actor, Raditya Evandra, di  Uruvatti International Film Festival, India
  15. Best Young Actor, Raditya Evandra, di Five Continents International Film Festival, Venezuela
  16. Best Supporting Actress: Sri Widayati, di Five Continents International Film Festival, Venezuela
  17. Special Mention Original Score:, Ridho Hafiedz, di Five Continents International Film Festival, Venezuela
  18. Best Production, Yudie Oktav & Moh. Unggul, di Five Continents International Film Festival, Venezuela
  19. Best Sound Design, H. Maman, di Five Continents International Film Festival, Venezuela

FINALIS & NOMINASI:

  1. Best Movie di Eastern Europe Film Festival, Rumania
  2. Best Movie di Barcelona Indie Filmmakers Festival, Spanyol (masih berlangsung)
  3. Best Movie di Rome Independent Prisma Awards, Italia
  4. Best Director di Best Film Awards, London, Inggris
  5. Best Movie di Durban International Film Festival, Afrika Selatan (masih berlangsung)
patung

Tidak ada Maskapai Bahas Kemungkinan Direct Flight ke Phuket

this formate

PHUKET, bisniswisata.co.id: Sejauh ini belum ada maskapai yang memulai negosiasi untuk rute penerbangan yang akan ditetapkan dengan Phuket, Thailand, kata Direktur Humas Kantor Pariwisata Pemerintah Macau (MGTO), Lau Fong Chi.

Melansir dari Macau Business, pekan lalu, Thailand membuka pulau resor populer Phuket untuk orang asing yang divaksinasi sepenuhnya dari negara-negara berisiko rendah, yang memungkinkan pelancong dari daerah berisiko rendah hingga menengah – termasuk Makau – bepergian di wilayah tersebut.

Paket sandbox  terbuka untuk pengunjung asing dewasa, yang harus memberikan bukti dua vaksinasi, tes COVID-19 negatif tidak lebih dari 72 jam sebelum keberangkatan, dan bukti polis asuransi yang mencakup perawatan untuk virus setidaknya US$ 100.000, antara lain.

Setelah 14 hari, pengunjung dapat melakukan perjalanan ke tempat lain di Thailand. Pengunjung yang bepergian dari Thailand ke Makau masih harus menyelesaikan karantina 21 hari.

Saat ini, penerbangan yang beroperasi dari Makau melibatkan tujuan di Daratan China, Taiwan atau Singapura.

bandara

Emirates Siap Hadapi Musim Panas yang Padat

this formate

DUBAI, bisniswisata.co.id: Hari-hari tersibuk untuk maskapai adalah dua akhir pekan berikutnya, 2 hingga 3 Juli dan 9 hingga 10 Juli, meskipun lalu lintas penumpang yang tinggi diperkirakan akan  berlangsung hingga 12 Juli.

Dilansir dari TTRWeekly, selain, hampir 100.000 penumpang akan tiba di Dubai dengan penerbangan Emirates untuk memulai liburan musim panas mereka selama periode yang sama.
Semua titik kontak Emirates dan DXB sepenuhnya siap untuk mengelola peningkatan lalu lintas penumpang, dengan langkah-langkah dan protokol yang dirancang untuk meningkatkan keselamatan saat calon penumpang bergerak melalui Terminal 3.

Hal Ini termasuk protokol pembersihan yang kuat dan konsisten untuk area lalu lintas tinggi seperti kursi dan pegangan tangan; teknologi pembersih modern untuk permukaan di ruang tunggu khusus Emirates yang membuatnya bebas kuman lebih lama.

Begitu pula langkah-langkah jarak sosial melalui marka lantai, signage, dan karyawan bandara dengan aman mengelola arus penumpang; stasiun pembersih tangan serta partisi Plexiglas di meja check-in Emirates dan di Lounge Emirates, di antara banyak tindakan lainnya.

Calon penumpang sangat dihimbau untuk tiba di bandara setidaknya tiga jam sebelum keberangkatan penerbangan mereka untuk menghindari penundaan.

Penumpang didorong untuk menambah waktu perjalanan mereka dengan lalu lintas jalan raya yang diperkirakan akan memasuki Terminal 3.
Calon penumpang juga diingatkan untuk meninjau persyaratan perjalanan terbaru ke tujuan yang mereka pesan.

Ini termasuk apakah formulir, sertifikat vaksinasi, atau tes PCR negatif diperlukan di Emirates Travel Hub, yang memiliki informasi terbaru untuk setiap negara di jaringan rute maskapai.

Penumpang dapat secara fisik check-in dan menurunkan bagasi mereka di konter Emirates mana pun 24 jam sebelum keberangkatan. Semua penumpang yang melakukan check-in fisik di bandara diminta untuk check-in selambat-lambatnya 3 jam sebelum keberangkatan.

Calon penumpang yang hadir kurang dari 60 menit sebelum jadwal keberangkatan penerbangan mereka tidak akan diterima untuk perjalanan. Mereka juga dapat melakukan check-in online 48 jam hingga 90 menit sebelum keberangkatan penerbangan.

Mereka yang memilih untuk check-in online diingatkan untuk mengunjungi konter check-in Emirates atau kios nirsentuh untuk menyelesaikan pemeriksaan dan formalitas dokumentasi perjalanan yang diperlukan.

Para penumpang juga disarankan untuk memastikan mereka tiba di gerbang keberangkatan tepat waktu. Gerbang dibuka 90 menit sebelum keberangkatan, keberangkatan dimulai 45 menit sebelum setiap penerbangan, dan gerbang ditutup 20 menit sebelum keberangkatan.

Pengalaman tanpa sentuhan dan tanpa kertas untuk perjalanan yang lebih mulus.

Pengguna Emirates dapat menantikan pengalaman bandara yang lebih mudah dan bebas repot dengan check-in tanpa kontak, jalur biometriknya, dan verifikasi digital informasi medis COVID-19.

Maskapai ini telah mempertajam fokusnya pada teknologi dan layanan yang mengoptimalkan pemrosesan penumpang untuk meminimalkan antrean demi pengalaman cepat yang mengutamakan keselamatan dan efisiensi.

Secara signifikan mengurangi waktu tunggu, kios nirsentuh Emirates sepenuhnya dikendalikan oleh perangkat seluler pribadi tanpa perlu menyentuh layar, menyediakan cara lain bagi penumpang untuk menikmati pengalaman pra-naik yang aman dan efisien.

Bersamaan dengan check-in, calon penumpang dapat memilih kursi di pesawat, menurunkan tas mereka, dan bahkan membayar produk tambahan seperti bagasi tambahan.

Calon penumpang juga dapat menggunakan jalur biometrik Emirates untuk perjalanan tanpa kontak melalui 18 meja check-in dan tujuh gerbang boarding biometrik, tanpa pemeriksaan dokumen dan antrian yang lebih sedikit.

Maskapai ini  juga memimpin dalam menyediakan lebih banyak cara bagi calon penumpangnya untuk memenuhi persyaratan kesehatan sebelum keberangkatan melalui verifikasi digital.

Calon penumpang yang terbang antara Dubai dan London, Barcelona, Madrid, Istanbul, New York JFK, Moskow, Frankfurt, Charles De Gaulle, dan Amsterdam sekarang juga dapat menggunakan IATA Travel Pass untuk mengelola dokumentasi perjalanan COVID-19 mereka, termasuk vaksinasi dan hasil tes PCR terbaru.

Maskapai ini sedang mengembangkan rencana untuk meluncurkan solusi IATA Travel Pass di seluruh jaringan globalnya musim panas ini.
Pada bulan Juli, Emirates juga akan menghubungkan aplikasi Alhosn dengan sistem check-innya, selain integrasi yang sudah ada dengan Otoritas Kesehatan Dubai (DHA).

Calon penumpang akan mendapatkan keuntungan dari pengambilan digital dan verifikasi rekam medis COVID-19 untuk pengalaman tanpa kertas di mana pun di UEA mereka telah menyelesaikan vaksinasi atau PCR COVID-19 dan tes antigen.

 

Pasca Pandemi Apakah Overtourism Akan Kembali ?

this formate

AMSTERDAM, bisniswisata.co.id: Kota Amsterdam, dengan populasi sekitar 860.000, memiliki 20,3 juta pengunjung pada 2018, dan sekitar dua juta lebih banyak pada 2019. Banyak, atau bahkan mayoritas, datang ke Rembrandt di Rijksmuseum, untuk melihat bunga matahari Van Gogh, untuk lihat  Anne Frank House atau untuk menyusuri kanal.

Dilansir dari Tourism-review.com banyak lainnya adalah turis bermasalah. Mereka datang dalam tour bir, tour obat bius, mabuk, dilempari batu, berkeliaran di jalanan sambil menangis. Sekarang, alkohol tidak boleh lagi dijual setelah pukul sepuluh malam.

Ada aturan siapa pun yang menangis di malam hari, tidur di mobil mereka atau hanya parkir di suatu tempat, buang air kecil di kanal, mengadakan pesta perahu yang keras, atau membawa ganja atau gas tertawa harus membayar denda. “Tuan rumah” akan mendukung pekerjaan polisi.

Ada beberapa pendekatan untuk membatasi overtourism yang bermasalah dalam beberapa tahun terakhir. “City in Balance” berusaha memprioritaskan kebutuhan warga; “Enjoy & Respect” menggunakan penargetan Facebook dan Instagram untuk membuat wisatawan yang berpotensi bermasalah menyadari hukuman berat untuk perilaku yang tidak diinginkan dan secara proaktif mengekangnya.

Mengingat turis tampaknya tidak diharapkan untuk berubah, kota harus berubah. Sebagai langkah pertama, prostitusi adalah pindah dari De Wallen ke pusat-pusat erotis, di pinggiran kota.

Apakah Mood Akhirnya Berubah?

“Kami melewatkan kesempatan,” kata Andreas Kagermeier. Dia adalah seorang peneliti pariwisata, yang mengajar di Universitas Trier. Pada tahun 2017, ketika perlawanan penduduk kota menyebar dari Barcelona ke Dubrovnik, ke Venesia dan juga ke Amsterdam, dan media akhirnya menemukan kata “overtourism”, industri pariwisata dan ilmu pariwisata sama-sama terkejut.

“Kami belum membuat sistem peringatan dini. Kami baru bangun ketika penduduk tiba-tiba pergi ke barikade. Masalahnya, seperti yang dia lihat, adalah bahwa “setelah suasana hati membaik, hampir tidak mungkin untuk memperbaikinya “kata Kagermeier. ”

Anda dapat menggunakan batasan, seperti yang coba dilakukan Hallstatt, atau dengan biaya masuk seperti Dubrovnik. Namun, pada akhirnya, Anda harus untuk menggambar garis keras.” Garis keras Dubrovnik saat ini hanya di bawah 40 euro. Itulah berapa biaya untuk melihat kota di dalam temboknya, ujarnya.

Amsterdam, Barcelona atau Venezia, Salzburg, Hallstatt atau bahkan Dubrovnik memiliki kesamaan yang tampaknya menentukan mereka untuk fenomena overtourism: turis dan penduduk lokal hampir tidak dapat menghindari satu sama lain.

Wisatawan muncul secara massal, berduyun-duyun ke tempat wisata yang sama berulang-ulang, biasanya tinggal untuk liburan singkat di kota atau bahkan hanya perjalanan sehari. Relatif mudah untuk melihat kepadatan sebagai kemacetan.

Bentuk pariwisata massal ini perlahan muncul dengan kapal pesiar yang terus berkembang, dengan preferensi baru untuk liburan pendek, dan dengan pemerintah kota dan industri yang sama-sama menginginkan satu hal di atas segalanya: Pertumbuhan.

Di Barcelona, ​​jumlah penginap semalam telah meningkat sepuluh persen setiap tahun sejak 1995. Yang terdengar moderat dan stabil bukanlah: dari 2010 hingga 2019, jumlah turis meningkat lebih dari dua kali lipat dari tujuh juta menjadi 20,3 juta.

Untuk Palma de Mallorca, ledakan terjadi setelah krisis keuangan dengan kapal pesiar. Alih-alih sekitar 550.000 turis seperti pada 2009, 1,2 juta sekarang turun di ibu kota pulau itu.

Di Barcelona, ​​Palma de Mallorca atau Venesia, kapal-kapal raksasa membuang antara 15 dan 20.000 penumpang setiap hari ke jalan-jalan sempit dan mencemari udara dengan belerang dioksida yang jauh lebih banyak daripada lalu lintas mobil.

Di Venesia, MS Orchestra sudah berlayar melewati tengah laguna pada awal Juni. Mustahil untuk berbicara tentang pengusiran kapal pesiar dari Venesia, kata penulis Petra Reski di blog Venice-nya.

Penggunaan wisata Venesia, yang dimulai paling lambat sekitar tahun 2000, akan terus berlanjut, terlepas dari semua pernyataan yang bertentangan oleh pemerintah kota, sebelum dan sesudah Corona.

Venesia memiliki sekitar 33 juta wisatawan per tahun, pelabuhan diprivatisasi. Bahkan tempat berlabuh baru yang direncanakan untuk kapal pesiar akan dibiayai oleh investor seperti kelompok baja Duferco dan tidak akan mengubah apa pun tentang masalah struktural.

Fakta bahwa penduduk setempat tidak menginginkan penjualan ini tidak memperlambat pembangunan. “Fase Corona tidak digunakan untuk mendengarkan lebih dekat penduduk,” kata Kagermeier mengacu pada kasus semua kota.

Selama jeda wajib, meskipun diprotes, beberapa di antaranya besar-besaran, ada grosso modo tidak fokus pada pendekatan partisipatif. Hasilnya: “Tidak ada tanda-tanda pariwisata pascapandemi terlihat berbeda dari sebelumnya.”

Overtourism sebagai Gejala

Sesuatu dapat dilakukan untuk itu meskipun pendekatan seperti “pemerataan”, di mana Anda mencoba menarik perhatian wisatawan ke destinasi lain atau menyebarkannya secara lebih merata sepanjang tahun, biasanya tidak berhasil: wisatawan yang ingin melihat Sagrada Familia ingin langsung melihatnya.

Mereka yang ingin naik kapal pesiar ingin langsung merasakannya dan m ereka yang ingin berpesta akan pergi ke Ballermann di Mallorca. Kota-kota, yang secara finansial tertekan oleh krisis, berharap pariwisata akan segera bangkit kembali.

Hanya delapan juta pengunjung datang ke Amsterdam pada 2020. 11 persen pekerjaan Amsterdam bergantung pada pariwisata. Oleh karena itu, kotamadya Amsterdam menggambarkan skenario yang menurutnya mungkin ada lebih sedikit lagi, yaitu tujuh juta, pada tahun 2021 sebagai “kasus terburuk”.

Di Barcelona, ​​para turis mulai memperhatikan ketika Airbnb menghantam pasar perumahan dan tenaga kerja yang terpukul oleh krisis keuangan. Sebuah studi tahun 2019 oleh Universitat Autònoma de Barcelona menyimpulkan bahwa tujuh persen kenaikan sewa disebabkan oleh Airbnb. Dengan sewa yang sudah tinggi, pengangguran yang tinggi dan upah riil yang stagnan, efek ini kemudian menjadi masalah.

Apakah Pengunjung Lebih Baik Dari Turis?

Overtourism, kara Kagermeier menekankan, bukanlah konsep yang jelas. Sebaliknya, ini menggambarkan suasana hati yang hanya dapat dikaitkan secara longgar dengan penyebab tertentu.

Tidak ada kota yang ingin suasana berubah. Kota-kota seperti Wina, Kopenhagen, dan bahkan Barcelona tentu saja memantau bagaimana populasi mereka terhadap turis. Untuk Kopenhagen, itu sudah menjadi tanda peringatan ketika peringkat persetujuan untuk pariwisata turun di bawah delapan puluh persen, lapor Kagermeier.

Di Barcelona, ​​persetujuan saat ini mencapai tujuh puluh persen. Seberapa tinggi persetujuan pada akhirnya juga tergantung pada berapa banyak penduduk perempuan yang mendapat untung dari pariwisata.

Sebelum Corona, Wina baru saja mengembangkan strategi baru untuk pariwisata Wina. Tanpa banyak kebutuhan, seperti yang mungkin diasumsikan, karena menurut survei oleh “Wien Tourismus”, badan kota yang bertanggung jawab atas manajemen pariwisata, sembilan dari sepuluh orang Wina sepenuhnya mendukung pariwisata.

Norbert Kettner, direktur Pariwisata Wina, juga mengaitkan fakta bahwa Wina tidak pernah terpengaruh oleh pariwisata berlebihan dengan tata letak kota yang murah hati. Ada cukup ruang untuk semua orang.

“Strategi Ekonomi Pengunjung,” yang dikembangkan pada tahun 2019 dengan Kota Wina, industri pariwisata, pengembang perkotaan dan real estat, perdagangan perwakilan distrik, penyedia mobilitas, universitas, dan dewan penasihat internasional, memiliki jenis teori jendela pecah sendiri.

Teori ini seperti yang pernah terjadi di New York pada awal 1980-an: jika terlalu banyak toko suvenir muncul, pembatasan akan diberlakukan, seperti penjualan tiket konser di jalanan. “Apa pun yang berkontribusi pada ‘penjualan’ ruang publik – mobil listrik norak atau penjualan di jalanan yang melimpah – harus dilihat sebagai tanda peringatan,” kata Kettner.

Wina juga memiliki masalah Airbnb, ditangguhkan karena alasan Corona, mirip dengan Barcelona. Pada tahun 2017, sebuah studi oleh Universitas Teknologi Wina menunjukkan bahwa pasar perumahan Wina kehilangan sekitar 2.000 apartemen karena persewaan turis. Masalah bagi Wina dan hotel sama-sama yang masih limbo.

Sekarang, setelah pandemi atau lebih tepatnya di masa pandemi, situasi di Wina menjadi ambivalen. Pariwisata Wina ingin terus mempromosikan “pariwisata berkualitas” dan untuk memikat pengunjung ke distrik lain sejauh Transdanubia, di sisi lain Danube.

Bagi mereka yang datang ke Wina dengan mobil, idenya adalah meningkatkan kedatangan dengan kereta api. Namun,

“peredam drastis” pada pandemi membuat banyak bisnis hotel tidak lagi memiliki cadangan. “Dalam gema krisis, kita terutama harus membangkitkan frekuensi lagi,” rangkum Kettner.

Namun, dia juga mengharapkan pariwisata pulih pada tahun 2023. Lebih dari dua puluh proyek hotel baru telah didaftarkan, ada penambahan baru pada jaringan hotel mewah, dan pariwisata konvensi juga tergelincir dengan hati-hati

lukisan

Kemenparekraf Dukung Gelaran ARTJOG MMXXI Promosikan Karya Seniman

this formate

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Festival ArtJog MMXXI: Arts in Common  Time (to) Wonder diselenggarakan mulai hari ini pada 8 Juli-31 Agustus 2021 di Jogja National Museum, Yogyakarta, untuk memberikan ruang promosi karya seniman kepada publik.

Tema ArtJog kali ini adalah Time (to) Wonder sebagai tajuk kedua setelah common|space (2019) yang sedianya berlangsung pada Juli-Agustus 2020. Meskipun jadwal penyelenggaraan festival bergeser, formasi seniman ARTJOG MMXXI- time (to) wonder tidak berubah.

Acara yang didukung oleh Kemenparekraf/Bekraf tahun ini menghadirkan kembali program-program andalan seperti Special Project, Young Artists Awards, dan Daily Performance, di samping program edukasi publik Curatorial Tour dan Meet the Artist.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menjelaskan ARTJOG diharapkan menjadi ruang yang mempertemukan karya seni para seniman dengan publik secara luas.

Event ini mencerminkan besaran potensi ekonomi kreatif yang dimiliki dunia seni rupa Indonesia. Sehingga pergelaran menjadi salah satu upaya untuk membangkitkan industri ekonomi kreatif di tengah pandemi COVID19.

“Kami mengapresiasi resiliensi ARTJOG selama lebih dari satu dekade sebagai ruang pertemuan dan pertukaran gagasan dalam kesenian dan kreativitas para seniman terbaik Indonesia,” kata Sandiaga.

Menurut dia, upaya ini menandakan kebangkitan industri ekonomi kreatif hadir dalam dimensi ruang dan waktu tertentu sebagai perwujudan kesadaran bersama untuk beradaptasi dengan normal yang baru.

Sandiaga mengatakan Kemenparekraf mendukung komitmen ArtJog yang telah menumbuhkan gairah bagi seniman seni rupa kontemporer untuk berkarya sekaligus menjadi media edukasi seni dan budaya kontemporer bagi masyarakat umum dan generasi muda.

“Dengan kehadiran pameran seperti ArtJog, dapat membuka kesempatan dan akses untuk seniman-seniman Indonesia agar berdaya saing sekaligus mempercepat laju perekonomian bangsa,” ujar Sandiaga.

Lebih lanjut, pergelaran ArtJog akan hadir dengan metode bauran antara luring dan daring. Ruang pamer dan dan karya tetap hadir berwujud fisik dan konkret.

“ArtJog ini akan menerapkan sistem kunjungan terbatas dan protokol kesehatan yang berlaku. Namun, dalam kurun waktu pemberlakukan kebijakan PPKM Darurat, ArtJog belum dapat dikunjungi oleh khalayak umum,” ujar Heri Pemad. sebagai penyelenggara.

Expanded ArtJog juga tetap hadir sebagai program baru yang akan terus berlanjut di ArtJog ke depannya. Kolaborasi dengan praktisi dokumenter untuk merekam realita di sekitar ArtJog masih dijalin untuk terus memberi pengalaman yang berbeda bagi publik.

Masih dalam semangat kemanusiaan, ArtJog MMXXI bersama ArtCare Indonesia juga kembali untuk mewadahi kepedulian para seniman di masa pandemi yang belum usai ini.

Selain itu, pelaksanaan ArtJog tak lepas dari Jogja Art Weeks sebagai sebuah inisiatif yang terus berupaya menggerakkan ekosistem kreatif di Yogyakarta dan sekitarnya.

Pengelolaan festival dengan metode daring dan fisik yang dilakukan ArtJog adalah sebuah usaha untuk terus mempertemukan berbagai gagasan dan praktik berkesenian, serta mendekatkan hal tersebut ke hadapan publik.

Informasi terkini mengenai pelaksanaan ArtJog MMXXI: _Arts in common – Time (to) Wonder_, termasuk tanggal pembukaan pameran untuk publik dapat dipantau di www.artjog.id dan akun resmi media sosial ARTJOG.

 

FDFA: Toko Duty Free Di Perbatasan Kanada Merana

this formate

TORONTO, Kanada, bisniswisata.co.id:  The Frontier Duty Free Association (FDFA) yang mewakili industri toko bebas bea di perbatasan darat Kanada, meminta pemerintah untuk membantu sektor ini bertahan dari penutupan toko jangka panjang yang dipaksakan oleh krisis COVID-19.

Dilansir dari Moodiedavittreport.com, pada konferensi pers online pada hari Rabu, Direktur Eksekutif FDFA Barbara Barrett dan Anggota Dewan Philippe Bachand membahas tantangan yang dihadapi industri, dengan sebagian besar toko tutup dan penjualan (saat ini terutama dari lalu lintas komersial) turun -95% secara keseluruhan pada 2019.

“Tutupnya perbatasan AS-Kanada untuk perjalanan yang tidak penting telah membuat anggota mengambil hutang yang signifikan hanya untuk bertahan selama ini tetapi kami masih belum memiliki akhir yang terlihat. Bukan karena kesalahan kami sendiri, tetapi karena penutupan perbatasan, bisnis kami berada dalam kondisi kritis.” kata Barrett.

Dia mengatakan bahwa sektor perbatasan darat – kebanyakan adalah bisnis ritel lokal yang dimiliki secara mandiri – mencari “keadilan” dari pemerintah. Elemen pertama yang diperlukan adalah akses ke dana bantuan untuk membantu bisnis bertahan, katanya.

“Toko bebas bea mempekerjakan ribuan orang Kanada dan mempertahankan pendapatan miliaran dolar di Kanada alih-alih hilang dari toko bebas bea AS di ujung jalan,”

Anggaran 2021 mengumumkan Dana Bantuan Pariwisata C$500 juta dan kami meminta sebagian kecil tapi adil dari bantuan ini. Kami menginginkan program hibah C$200,000 (US$160,000) per toko untuk C$6,6 juta (US$5,3 juta) secara keseluruhan, berdasarkan ukuran dan kebutuhan, tambahnya

Pihaknya juga meminta penunjukan ekspor. Meskipun hanya untuk ekspor, produk bebas bea perbatasan darat tunduk pada kebijakan dalam negeri seperti label Kanada pada produk yang hanya dapat diekspor.

Hal ini menempatkan toko pada kerugian kompetitif dengan pengecer bebas bea AS dan pada akhirnya mengakibatkan hilangnya pendapatan yang signifikan. Sangat penting untuk pemulihan dan daya saing industri bebas bea Kanada yang semarak sehingga diperlakukan sebagai ekspor saja dan diberi penunjukan ekspor.

“Memiliki pelepasan dari kebijakan ini akan memungkinkan kami untuk berdiri lebih cepat dan pulih lebih cepat.”  ungkap Barbara Barrett

Pembatasan perjalanan antara AS dan Kanada akan berakhir pada 21 Juli tetapi pengamat mengatakan ini kemungkinan akan digantikan oleh rencana pembukaan kembali secara bertahap, dengan beberapa pembatasan pada perjalanan yang tidak penting terus berlanjut.

Menguraikan situasi yang dihadapi oleh 33 toko perbatasan darat di Kanada, Barrett mencatat bahwa toko-toko ini adalah bagian integral dari komunitas kota perbatasan dan industri pariwisata di Kanada, bertindak sebagai duta besar bagi pengunjung ke negaranya.

“Kami adalah bisnis khusus ekspor yang sangat diatur oleh Badan Layanan Perbatasan Kanada (CBSA). Setiap barang dan setiap manusia yang memasuki toko kami harus keluar ke AS. Ini berarti bahwa selama 16 bulan, kami telah 95% hingga 100% ditutup. Bisnis apa yang dapat ditutup selama 16 bulan dan diharapkan bertahan tanpa dukungan tambahan?

“Sementara bisnis lain dapat dibuka pada waktu-waktu tertentu dan dapat beralih ke model bisnis lain seperti penjualan online, atau penjemputan atau pengantaran atau takeaway di tepi jalan, model bisnis kami yang sangat diatur tidak memungkinkan kami untuk melakukannya,” urainya.

Dia mengingatkan bisnis ini tidak seperti toko bebas bea bandara yang dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan besar non-Kanada yang dapat melayani mereka yang terbang melintasi perbatasan, sementara tokonya tetap tutup karena orang Kanada tidak dapat mengemudi melintasi perbatasan.

“Terlebih lagi, kami memiliki ratusan ribu dolar inventaris yang harus dihancurkan atau dibuang ke tempat sampah saat sudah habis masa berlakunya dan tidak ada cara untuk mengembalikan atau menjualnya. Kami bahkan tidak dapat menyumbangkannya tanpa biaya yang signifikan.”

FDFA mengatakan bahwa program bantuan pemerintah tertentu [terutama program subsidi upah dan sewa -Red] sangat penting untuk kelangsungan hidup sampai saat ini, tetapi ini akan berkurang mulai minggu ini, bahkan sebelum pemulihan perjalanan dimulai.

“Kami menutup toko kami, Philipsburg Duty Free, pada Maret 2020, dan dibuka kembali pada Juni untuk melayani jumlah terbatas. Kami memiliki pengurangan gaji tetapi sekarang ini menjadi 60%, 40%, 20% dan akhirnya tidak ada apa-apa tetapi kami masih perlu menjaga toko kami tetap buka karena kami memiliki stok ratusan ribu dolar ” Anggota Dewan FDFA Philippe Bachand

Kami hanya melayani beberapa pembeli truk dan melakukan 2% dari bisnis normal, tetapi kami harus bertahan hidup, membayar staf kami, dan memiliki biaya tambahan – dan semua ini tidak akan disubsidi.”

Barrett menambahkan bahwa pihaknya sangat menyadari bahwa jika bisnisnya  sebagai salah satu sektor yang paling hancur menjadi korban waktu penarikan [dukungan],

Bersama dengan seluruh industri pariwisata, bisnis duty free hancur dan mungkin tidak akan pernah pulih sepenuhnya. Artinya masyarakat kecil, khususnya masyarakat perbatasan, tidak akan mampu lagi mendukung pariwisata.

“Selama pemerintah menutup perbatasan, kami tidak dapat melakukan bisnis kami dan kami meminta untuk dapat bertahan untuk memiliki masa depan,” 

Pengecer dan karyawan mereka tidak membuat kesalahan bisnis atau merencanakan sesuatu dengan buruk. Kami tutup untuk melindungi warga Kanada dan kami layak untuk tidak tertinggal dan sektor ekspor berusia 40 tahun mati begitu saja.

“Kami senang melakukan bagian kami untuk menjaga keamanan warga Kanada. Dan kami sekarang meminta pemerintah untuk melakukan bagiannya untuk membantu kami bertahan dan memiliki masa depan yang layak. Bagi kami ini sepertinya masalah keadilan. ”

 

Cathay Bergerak Lampaui ‘Pasifik’ dengan Citra Gaya Hidup Travelling

this formate

HONG KONG, bisniswisata.co.id: Cathay Pacific memperkenalkan merek gaya hidup perjalanan baru yang dikenal sebagai ‘Cathay’ sebagai perusahaan ‘bergerak melampaui’ sekedar layanan maskapai penerbangan murni.

Citra baru ‘Cathay’ akan mengintegrasikan layanan penghargaan dan loyalitas dengan penawaran kemitraan baru dan pengalaman pilihan untuk bersantap, berbelanja, kesehatan, menginap di hotel, dan penerbangan di platform baru dengan tagline ‘Elevate Your Life’. 

Dilansir dari Campaingsia,com, penawaran baru pertamanya adalah kartu kredit co-branded Cathay  yang akan segera diluncurkan di Hong Kong. Merek baru ini akan menyatukan Cathay Pacific, Marco Polo Club, dan Asia Miles untuk menyederhanakan cara pelanggan memperoleh status dan menggunakan miles. Program hubungan pelanggan yang diperbarui ini akan diluncurkan pada paruh pertama tahun 2022. 

Awalnya, produk ‘Cathay’ yang baru hanya akan tersedia di Hong Kong, tetapi tujuannya adalah untuk memperluasnya ke pasar lain seiring waktu. Yang penting, Cathay Pacific akan tetap menjadi nama maskapai secara global.

“Ini semua adalah bagian dari ‘Move Beyond’—sebuah visi untuk kepemimpinan, inovasi, dan keunggulan layanan,” kata Edward Bell, General Manager Brand, Insights, Marketing di Cathay Pacific. 

“Perjalanan memenuhi keseharian. Brand  ‘Cathay’ yang baru membawa pemikiran dan inspirasi perjalanan lebih dekat, ke dalam kehidupan kita sehari-hari.”

Kampanye ‘Elevate Your Life’

Untuk menandai peluncurannya, tim Cathay di Publicis Groupe Hong Kong telah mengembangkan kampanye baru dengan visual luar rumah dan film yang memvisualisasikan banyak penghargaan Cathay.

Di dalamnya, protagonis menemukan dirinya terangkat di ‘world fantasy’ di mana dia benar-benar terangkat, mengambang melalui kebun sayur yang rimbun, lautan gaun, galaksi kebugaran dengan bola olahraga raksasa dan ruang yang dipenuhi kursi hotel.

Ini merangkum berbagai pengalaman yang diberikan melalui ‘Cathay’ baru. Natalie Lam, chief creative officer untuk APAC dan MEA di Publicis Groupe, mengatakan Hong Kong adalah kota yang penuh dengan brand gaya hidup premium.

“Kami membutuhkan film yang membedakan Cathay dari kompetisi mewah namun identik. Mengambil inspirasi dari warisan layanan Cathay dan perhatian terhadap detail, kami ingin membawa pemirsa keluar dari kenyataan yang diharapkan, dengan memasukkan sentuhan magis ke dalam momen sehari-hari, dan membawanya ke dalam perjalanan keajaiban visual yang imersif dan cair.” kara Nathalie Lam.

 

kolam

Kemana Bisa Terbang Sekarang? Pemikiran Ulang Soal Pandemi Picu Travel Di Asia

this formate

SINGAPURA, bisniswisata.co.id:  Beberapa negara di Asia seperti Singapura mulai membingkai COVID -19 sebagai penyakit yang perlu dikelola daripada diberantas. Ada harapan 2021 mungkin bukan penghapusan total perjalanan yang ditakuti beberapa bulan lalu.

Dilansir dari The Star, berbicara di parlemen awal pekan ini, Menteri Keuangan Singapura Lawrence Wong mengatakan bahwa sementara virus Corona tidak mungkin hilang dalam waktu dekat, meningkatnya tingkat vaksinasi dan peningkatan perawatan berarti itu dapat dianggap “lebih seperti influenza.”

Demikian pula, Perdana Menteri Australia Scott Morrison telah menjanjikan “kesepakatan baru” yang akan mengubah strategi negara itu dari menekan virus corona menjadi mengelolanya.

Thailand, sementara itu, telah membuka kembali pulau tropis Phuket untuk wisatawan, selama mereka divaksinasi.

Selasa lalu, Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam, mempertimbangkan dimulainya travel bubble yang telah lama dinanti dengan Singapura, mengindikasikan kedua belah pihak harus membutuhkan inokulasi sebagai prasyarat untuk berpartisipasi. 

India telah meningkatkan kapasitas penerbangan domestik menjadi 65% dari 50% saat gelombang infeksi baru-baru ini surut.Langkah-langkah tersebut meningkatkan harapan tentang perjalanan yang lebih bebas menjelang akhir tahun.

Untuk saat ini, Asia hanya bisa memandang iri ketika orang-orang memadati tempat-tempat wisata di Eropa dan New York kembali berbisnis. Tetapi ada harapan bahwa menjelang Natal, perbatasan dapat mulai dibuka kembali.

“Kami melihat pengakuan, termasuk di negara-negara di mana ada banyak pembatasan ketat, bahwa ini adalah virus yang tidak sepenuhnya hilang dan sebagai gantinya kami hidup dan mengelolanya,” kata David Mann, kepala ekonom Asia, dari Institut Ekonomi Mastercard.

“Pembatasan akan menjadi tren yang melonggar jika Anda mengambil pandangan enam hingga 12 bulan, terutama di tempat-tempat di mana mereka membuat kemajuan dalam vaksinasi.”

Tunas hijau mulai terlihat dalam kapasitas kursi maskapai. Setelah flatlining selama lebih dari 12 bulan, tanda-tanda positif mulai muncul bulan ini, menurut perusahaan pelacakan penerbangan OAG. Proyeksi ke depan untuk Agustus dan September lebih kuat.

Apa yang terjadi pada perjalanan udara minggu ini

Secara global, gambarnya cerah. Kapasitas penerbangan naik lebih dari 1 poin persentase selama seminggu terakhir, dan sekitar 66% dari level 2019, menurut pelacak penerbangan mingguan Bloomberg, yang menggunakan data OAG untuk memantau denyut nadi kembalinya dunia penerbangan.

China dan Rusia telah melampaui tingkat kapasitas 2019, meskipun seperti di AS, kekuatannya berasal dari pasar domestik mereka yang besar, sementara perjalanan ke luar negeri tetap terbatas.

Eropa terus membuat keuntungan cepat setelah mengikuti sebagian besar wilayah lain. Orang-orang sekarang dapat bergerak relatif bebas di dalam Uni Eropa, difasilitasi oleh aplikasi yang melacak status COVID, ketika peluncuran vaksin mengumpulkan momentum di 27 negara anggota blok itu.

Program inokulasi cepat Inggris akhirnya bisa mulai membuahkan hasil, setelah virus delta menggagalkan kembalinya lebih cepat ke langit. Pemerintah berencana untuk menghilangkan persyaratan karantina sendiri pada kedatangan yang divaksinasi dari negara-negara berisiko menengah.

Bandara Heathrow London membuka kembali landasan pacu kedua dan akan melanjutkan operasi normal di terminal yang digunakan oleh Virgin Atlantic Airways Ltd. dan Delta Air Lines Inc.

AS, salah satu pendorong kenaikan global baru-baru ini, telah melihat kemajuan terhenti karena maskapai terus berjuang melawan kendala kapasitas. Penundaan dan pembatalan telah melanda Southwest Airlines Co. dan American Airlines Group Inc., antara lain, karena mereka mencoba untuk memenuhi permintaan yang meningkat.

Asian Hubs

Perusahaan pelacak penerbangan Cirium menemukan kemajuan terbatas untuk memulihkan koneksi antara kota-kota utama di Asia, serta dengan hub eksternal utama. 

Data untuk bulan Juni menunjukkan jumlah penerbangan antara Singapura dan Bangkok meningkat dua kali lipat sejak Januari, meskipun masih jauh di bawah level sebelum COVID.

Rute lain yang mengalami peningkatan signifikan adalah Hong Kong-London, dengan perjalanan dua arah selama periode tujuh hari dengan rata-rata 155 penerbangan di bulan Juni, naik dari 39 di bulan Januari. (Namun, mulai 1 Juli, Hong Kong melarang semua penerbangan dari Inggris untuk mengekang penyebaran varian delta.)

“Kami percaya permintaan yang terpendam di Asia Pasifik, diperburuk oleh penguncian yang diperpanjang, akan mengikuti lintasan yang sama dalam perjalanan bisnis dan liburan karena kawasan itu dengan hati-hati membuka kembali perbatasannya,” kata Mann dari Mastercard.

Sementara yang lain tidak begitu yakin. Pada bulan Mei, lalu lintas internasional di kawasan Asia-Pasifik hanya mencapai 4,3% dari tingkat dua tahun sebelumnya, sebelum COVID melanda, menurut Asosiasi Maskapai Penerbangan Asia Pasifik. Sudah ada kemunduran bahkan untuk rencana pembukaan kembali yang sederhana.

Perdana Menteri Thailand, Prayut Chan-O-Cha, mengisolasi diri di rumah setelah dia melakukan kontak dekat dengan seseorang yang kemudian dinyatakan positif selama acara yang diadakan untuk menandai dibukanya kembali Phuket.

Dan apa yang disebut inisiatif sandbox di negara itu tidak langsung sukses — ekspektasinya rendah dengan hanya 100.000 turis asing yang diperkirakan akan tiba pada kuartal ketiga, dibandingkan dengan lebih dari 2,5 juta kuartal sebelum pandemi.

China, kekuatan utama di balik perjalanan di kawasan itu, perlu dibuka kembali sebelum penerbangan dapat pulih dengan cara apa pun yang berarti, kata John Grant, kepala analis perusahaan pelacakan penerbangan OAG.

“Saya tidak terlalu optimis untuk Asia dalam konteksnya yang paling luas. Pasar negara tertentu seperti Thailand dan mungkin pada tingkat yang lebih rendah Vietnam yang dapat memungkinkan pasar seperti Eropa untuk dibuka kembali akan memiliki beberapa keuntungan, tetapi akan menjadi marjinal dalam skema besar.” kata Grant.

Penyebaran varian COVID di Asia telah berkontribusi pada kekhawatiran bahwa maskapai penerbangan dapat kehilangan musim perjalanan untuk tahun kedua.

Malaysia masih dalam berbagai tahap penguncian dan Indonesia per 3 Juli 2021 memperketat tindakan bebas bergerak di Bali dan Jawa. 

Selandia Baru juga bulan lalu menangguhkan sementara pengaturan perjalanan bebas karantina dengan Australia setelah lonjakan kasus varian delta.

Keragu-raguan vaksin di beberapa tempat adalah masalah lain. Di Filipina, 68% orang tidak yakin atau tidak mau mengambil suntikan COVID. Singapura, sementara itu, bermaksud untuk menginokulasi dua pertiga dari 5,7 juta penduduknya yang kuat pada Hari Nasional pada 9 Agustus tetapi belum mengatakan relaksasi apa yang mungkin terjadi.

“Kekhawatiran baru atas munculnya varian baru telah menahan setiap pembukaan kembali perbatasan yang berarti,” kata Subhas Menon, direktur jenderal Association of Asia Pacific Airlines (AAPA)

“Ini akan berdampak negatif pada kelangsungan hidup maskapai, dan dukungan pemerintah tambahan kemungkinan akan diperlukan.”

 

Perjalanan ke Siem Reap Dinobatkan Sebagai Tour Mewah Terbaik Dunia  

this formate

PNOMPENH, bisniswisata.co.id: Penemuan tiga hari melintasi Provinsi Siem Reap di barat laut Kamboja dinobatkan sebagai tour mewah nomor satu dunia oleh perusahaan perjalanan AS Tripadvisor Inc untuk kategori .Best of the Best” Things to Do Awards.

Menurut situs web Tripadvisor, hal tersebut termasuk tour di sirkuit utama di Taman Arkeologi Angkor dan sekitarnya ke Taman Nasional Phnom Kulen dan air terjunnya yang menyegarkan, desa terapung yang terkenal di Danau Tonle Sap dan kuil Banteay Srei yang menawan atau benteng wanita.

Ketua Asosiasi Perjalanan Asia Pasifik ( PATA) Kamboja Thourn Sinan mengatakan pada 27 Juni bahwa dengan mereknya yang terkenal dan tepercaya, pengakuan Tripadvisor atas tamasya Siem Reap sebagai “tour mewah” akan memberikan dorongan bagi Kerajaan dan industri pariwisata yang sedang sakit.

Dia mencatat bahwa sektor pariwisata Kamboja tetap tertidur lelap ketika dunia bergulat dengan pasang surut COVID-19, tetapi penghargaan terbaru ini akan berfungsi untuk menonjolkan potensi pariwisata yang ada di Kerajaan.

“Meskipun tamu belum dapat melakukan perjalanan ke Kamboja, saya yakin Kerajaan akan mendapat banyak manfaat melalui Tripadvisor, terutama pada kuartal keempat tahun ini,” ujarnya.

Kementerian Pariwisata setempat  bekerja sama dengan kementerian terkait akan  mencapai kesepakatan soal rencana pembukaan pintu dan menerima wisatawan mancanegara lagi, katanya.

Dia menyamakan analitik Tripadvisor dengan tolok ukur internasional utama untuk industri pariwisata zaman modern.

Penasihat Asosiasi Agen Perjalanan Kamboja Ho Vandy mengatakan, penghargaan ity  menunjukkan reputasi Kerajaan di antara wisatawan internasional sebagai tempat keindahan alam, budaya dan sejarah.

Peringkat Tripadvisor akan secara signifikan mempercepat pemulihan sektor ini dan memperbaiki penurunan tajam yang terjadi selama setahun terakhir akibat krisis global COVID-19, katanya.

Industri perjalanan global sangat terpukul oleh pandemi virus Corona, dengan maskapai penerbangan di saat-saat tergelap krisis kesehatan yang  memotong penerbangan dan memberhentikan staf sebagai upaya putus asa untuk menghemat uang dan menjaga rantai pasokan global tetap beroperasi.

Pariwisata internasional ke Kamboja tetap menjadi bayangan seperti dulu. Kerajaan menyambut hanya 82.839 wisatawan internasional dalam empat bulan pertama tahun ini, turun 93% setiap tahun dari 1.160.067.

Meski begitu, Vandy mengatakan Tripadvisor adalah sumber informasi berharga yang dipercaya oleh banyak turis di seluruh dunia, dan kehormatan ini merupakan anugerah bagi Kamboja yang akan memberikan banyak manfaat bagi sektor pariwisata, terutama setelah COVID-19 situasi membaik.

Pada bulan April, Menteri Pariwisata Thong Khon mengatakan kementeriannya akan bekerja dengan Kementerian Kesehatan untuk mengevaluasi kelayakan wisatawan internasional dari negara dan wilayah berisiko rendah yang telah sepenuhnya divaksinasi terhadap virus Corona baru untuk memasuki Kerajaan dengan sedikit atau tanpa karantina. tinggal.

Kementerian memperkirakan ini akan dimulai pada kuartal keempat, dalam sebuah langkah yang akan menyelamatkan industri, yang telah sangat terpengaruh oleh wabah COVID-19 selama lebih dari setahun, katanya.

Perusahaan penerbangan swasta yang berbasis di Singapura Yugo Global Industries Pte Ltd mengumumkan rencana untuk meluncurkan rute charter ke Kamboja, Thailand, Malaysia dan Filipina.

Dengan armada jet dan helikopter pribadinya, Yugo akan menyediakan layanan penerbangan yang menghubungkan Asia Tenggara ke seluruh kawasan Asia-Pasifik, kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan pada 24 Juni lalu.

bambu

Tren Wisata Berkelanjutan Buka Peluang Bisnis Properti Bali Tetap Prospektif

this formate

CANGGU, Bali, bisniswisata.co.id: Tren wisata berkelanjutan membuat bisnis properti di Bali tetap prospektif apalagi dengan tingkat kehati-hatian yang lebih tinggi, kata satu pengusaha properti di sini.

Pengusaha itu, Bambang S Hadiwidjojo, CEO BMW Group mengatakan di saat pengusaha menganggap bisnis properti mandeg di Bali, bahkan pengusaha lokal mengobral harga properti miliknya untuk memenuhi kewajiban bayar bunga bank, tetap selalu ada peluang menguntungkan di bisnis ini.

” Saya menganut selalu ada peluang di tengah krisis apapun. Pengusaha memang dituntut untuk bisa membaca peluang bisnisnya dalam kondisi apa saja dan dimana saja ,” jelas bapak tiga anak yang bergerak dibidang Developper Property & Real Estate.

Oleh karena itu sebelum ada gerakan Work from Bali, Bambang sudah rutin kerja dua minggu di Bali dan dua minggu di Jakarta sejak April 2021 karena selain Bali selalu ada dalam daftar keinginannya untuk berlibur, dia merasa prihatin dengan nasib pengusaha properti lokal yang mau buru-buru melepas asetnya untuk bayar hutang bank dan biaya hidup keluarga maupun usaha.

“tren pariwisata ke depan sudah bisa terbaca seperti pak Menparekraf Sandiaga Uno katakan yaitu akan lebih localize, customize, dan smaller in size.  Ini juga merupakan bagian daripada adaptasi dan inovasi menuju ekowisata atau wisata berbasis alam,” ungkapnya.

Oleh karena itu pihaknya mengerjakan dua proyek di Bali yang back to nature, kembali ke alam karena banyak orang merasa nyaman berada di alam terbuka.

 ” Di udara yang terbuka itu lebih aman daripada udara tertutup dengan berwisata bersama keluarga saat pandemi global saat ini yang belum bisa diketahui kapan berakhirnya  ,” jelasnya

Proyek Pertamanya adalah Triyana Resort di Desa Carangsari bermitra dengan Ida Bagus Putu Widi Adnyana, pengusaha lokal diatas tanah seluas satu hektar.

“Semua usaha kami di Bali selalu berpartner dengan putra daerah. Model bisnis yang saya usung mengedepankan kolaborasi & bersinergi dengan berbagai kalangan sehingga bisa membangkitkan sektor pariwisata & properti khususnya di Bali dan 5 destinasi Super Prioritas , sesuai program pemerintah,” kata Bambang S Hadiwidjojo.

Triyana Resort ini mengusung tema Glamping         ( glamour camping) dimana sudah ada tujuh glamping berdiameter 8 meter layaknya kamar hotel bintang lima yang menjadi bangunan permanen dan 16 Teater Tent alias tenda yang bisa buka-tutup atau bisa dipindah-pindah dengan cepat.

Teater Tent ini areanya luas dan berjenjang karena sekaligus bisa menjadi tempat untuk pernikahan yang bisa menampung banyak orang, juga bisa menjadi area panggung kesenian.

Mengadopsi tren wisata berkelanjutan maka konsep resepsi pernikahan di alam terbuka ini dibutuhkan dan tidak memerlukan investasi besar dalam menyediakan fasilitas ( amenities ).

Lagi pula, tambahnya, jika musim pernikahan usai, Teater Tent bisa dipasang kembali dengan cepat karena disukai oleh generasi muda terutama Gen Z yang suka berpetualangan dengan alam.

” Kami juga memperhatikan kebutuhan misalnya jika bulan Juli ini border di buka maka akan ada pergerakan wisatawan terutama wisatawan nusantara ( domestik) maka Teater Tent cocok, tinggal pasang” kata Bambang.

Kalau Juli dan Agustus yang dibelahan bumi lainnya merupakan Summer Time ( liburan musim panas) sudah kelihatan banyak pengunjung,  Bambang mengaku antisipasinya adalah menambah fasilitas villa menghadap hamparan sawah yang disukai wisman untuk Desember mendatang.

“Kalau di bangun mulai Agustus, maka bulan Desember saat orang melakukan liburan akhir tahun, fasilitas villa sudah siap dipasarkan. Itulah sebabnya jika dilakukan dengan perencanaan dan kehati-hatian dalam berinvestasi maka bisnis properti  akan aman-aman saja,” ungkapnya.

Dampak berganda

Mengawali usaha sebagai kontraktor 25 tahun yang lalu, BMW Group yang dipimpinnya sudah memiliki 10 perusahaan anak usaha dan terakhir dia mendirikan PT Bangun Pariwisata Indonesia untuk menyiapkan fasilitas penunjang di lima destinasi Super Prioritas ( DSP ) yang sudah dicanangkan pemerintah.

Bambang memilih fokus di bidang pariwisata karena selain dia suka berwisata juga karena dampak berganda dari bisnis ini juga luas. 

Selama ini dari bisnis properti yang digelutinya, dampak berganda yang ditimbulkan hingga 175 item  karena membangun properti butuh semen, pasir, bata, cat yang berarti banyak menghidupi sektor lainnya.

” Sama juga halnya dengan pariwisata, multiplier effect yang dimiliki demikian luas ke seluruh rakyat Indonesia mulai dari petani, peternak, nelayan terlibat memasok untuk industri hotel dan restoran. Belum lagi dari sisi transportasi, atraksi, destinasi,” jelasnya.

Itulah sebabnya, ketergantungan perekonomian Bali yang mencapai 56% pada sektor pariwisata membuat dampaknya juga sangat luas sehingga di semester satu pertumbuhannya minus 9,3% dan di semester ke dua ini diprediksi minus 6%.

tenda
Glamping ( Glamour camping di Triyana Resort, Bali

Meski banyak pengusaha properti tidak mampu ekspansi apalagi berinvestasi di Bali, Bambang yakin badai pasti berlalu dan pariwisata selamanya akan menjadi motor penggerak ekonomi dan devisa negara.

” Makanya pemerintah ingin bikin Bali baru dengan adanya 5 destinasi super prioritas ( DSP) tapi dengan kondisi pandemi global, fokus dulu ke Bali karena selain magnet, kalau Bali bangkit, destinasi pariwisata lainnya juga bangkit,”

Bambang yang setiap Lebaran dan dalam setahun minimal dua kali liburan keluarga mengatakan berwisata sudah menjadi gaya hidup masyarakat dunia.

Oleh karena itu ketika di Eropa dan Amerika COVID – 19  melandai dimulailah perjalanan ‘balas dendam’. Lebih  dari 1,5 tahun warga dunia tertahan untuk liburan karena pembatasan dan terhentinya penerbangan internasional.

Sinergi dan kolaborasi

Kondisi industri pariwisata yang terpuruk dan ketidakmampuan pengusaha lokal untuk mempertahankan aset-asetnya membuat Bambang prihatin.

Tawaran membeli aset-aset properti banyak diajukan kepadanya, namun dia bisa merasakan berada dalam posisi itu. Empatinya muncul apalagi mengingat usaha yang sudah dirintis puluhan tahun oleh para pengusaha lokal itu dijalankan layaknya membesarkan ‘anak’ lalu harus di lego karena pandemi dan ketidakhadiran wisatawan dalam dan luar negri yang mematikan ekosistem pariwisata.

“Ada villa di pinggir Sungai Ayung, Payangan yang mau dijual padahal punya keunikan dari sisi arsitektur maupun lingkungan yang terjaga layaknya kondisi Bali dua puluh tahun silam,”

Tempat ini akhirnya menjadi proyek ke dua BMW Group di Bali karena Bambang memilih sinergi dan kolaborasi agar pemilik villa tidak kehilangan asetnya di atas tanah seluas 1,2 hektar.

“Selama ini sebelum pandemi tamunya bule Australia yang sampai pakai daftar tunggu untuk menginap di villa-villanya. Begitu pandemi terjadi dan tidak ada tamu menjadi tidak terawat, biaya pemeliharaanpun tidak ada,” 

Bambang bukan sekedar membenahi properti dan landscape yang ada, urusan membenahi manajemen hingga mempersiapkan website juga harus dilakukannya agar villa bisa beroperasi kembali.

” Bulan Juli ini akan ada tiga keluarga dari Australia mulai mengisi villa,” ujarnya sambil menambahkan lokasi yang berada di pinggir sungai Ayung untuk arung jeram ini memiliki pemandangan sawah serta Gunung Agung yang memang sangat memukau.

Berbisnis, tegasnya, tidak selalu memprioritaskan keuntungan semata, tapi mengedepankan sinergi dan kolaborasi jauh memberikan nilai-nilai hidup dan kepuasan batin. 

Memberdayakan masyarakat lokal yang sudah terbiasa menerima wisatawan merupakan solusi terbaik yang dipilihnya untuk mengatasi kelangsungan hidup orang banyak dan membangkitkan kembali pariwisata Bali.

Tak heran jika mulai bulan Juli ini  BWM Group juga mengembangkan tiga perumahan di lokasi yang berbeda, yaitu Triyana Residence Kerthalangu di Denpasar, Triyana Villa Batukaru di Tabanan dan Triyana Villa Lovina di Singaraja. 

” Kami mengusung tagline hunian mewah dengan harga terjangkau di Bali. Ini memberikan kesempatan luas penduduk Indonesia memiliki rumah huniannya yang kedua di Bali,”

Bambang yakin Tuhan tahu dengan segala niat yang dia miliki dalam dirinya sehingga mampu diberikan peluang menyebarkan semangat dan optimisme pada warga Bali terutama untuk menjadi tuan rumah di tanah leluhurnya sendiri.

” Mereka yang sudah kehilangan aset-aset akibat pandemi global ini masih bisa memiliki tempat tinggal atau untuk investasi disamping masyarakat luas lainnya,” kata Bambang penuh harapan mengakhiri obrolannya.