NEWS

Minum Kopi Rutin Bantu Turunkan Risiko Glaukoma

Minum Kopi aman bagi penderitia glaukoma (foto: sajian sedap)

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Satu lagi kabar gembira bagi para penggemar kopi termasuk wisatawan yang genar mencicipi kopi di setiap negara yang dikunjunginya. Studi terkini yang dilakukan para peniliti di Universitas Kyoto, Jepang, menunjukkan bahwa rutin minum kopi membantu menurunkan tekanan intraokular, salah satu penyebab utama glaukoma.

Glaukoma sendiri merupakan kondisi mata di mana tekanan cairan di dalam mata merusak saraf optik. Hal ini bisa menyebabkan kebutaan jika dibiarkan tak terdeteksi. Penelitian ini sekaligus membantah teori konvensional yang menyatakan sebaliknya.

Studi ini melibatkan lebih dari 9.000 partisipan. Hasilnya, cukup mengejutkan karena hasilnya bertolak belakang dengan teori yang menyatakan bahwa kafein dalam kopi dapat meningkatkan tekanan intraokular. 

Para pasien glaukoma selama ini takut minum kopi karena khawatir dapat meningkatkan risiko penyakit yang bisa menyebabkan kebutaan itu.

Penderita glaukoma bisa kehilangan penglihatan parsial, kemudian memburuk dan menjadi buta terutama karena meningkatnya tekanan intraokular dan variabel lain yang merusak saraf optik. Di Jepang, satu dari 20 orang berusia 40 tahun ke atas mengidap penyakit ini. 

Penelitian yang dipimpin Masahiro Miyake, spesialis oftalmologi dan asisten profesor program khusus di Universitas Kyoto, menganalisa data yang dikumpulkan selama lebih dari 10 tahun. Para peneliti ini mencari tahu hubungan antara kesehatan dan gaya hidup warga di Nagahama, Prefektur Shiga.

Tim memfokuskan risetnya pada kebiasaan minum kopi, tepatnya seberapa sering seseorang minum kopi dan bagaimana pengaruhnya terhadap tekanan intraokular. Partisipan pria dan wanita yang berjumlah 9.418 pria ini belum pernah didiagnosis glaukoma. 

Usia mereka antara 30-an hingga 80-an. Mereka dibagi menjadi empat kelompok tergantung pada seberapa sering minum kopi per hari mulai dari “kurang dari sekali sehari” hingga “lebih dari atau sama dengan tiga kali per hari.”

Setelah usia, jenis kelamin dan variabel lain diselaraskan, para peneliti kemudian menghitung tekanan intraokuler rata-rata (dalam mmHg) untuk setiap kelompok. 

Hasilnya menunjukkan semakin sering seseorang meminum kopi, semakin rendah kecenderungan tekanan intraokularnya. Mereka yang minum kopi tiga kali atau lebih per hari memiliki tekanan intraokular 0,4 mmHg atau lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang minum kopi kurang dari sekali sehari. 

“Pasien harus berkonsultasi dengan dokter mereka [tentang minum kopi], tetapi tampaknya pasien glaukoma tidak harus menahan diri untuk tidak minum kopi,” kata Miyake, seperti dilansir Yomiuri Shimbun.

Namun Miyake mengingatkan karena studi ini tidak melihat apakah kopi dapat menurunkan tekanan ingraokular maka dia menyarankan agar tidak menganggap bahwa minum kopi dapat mencegah atau mengobati glaukoma.

“Penelitian ini mempelajari korelasi antara gaya hidup dan risiko glaukoma. Ini mendapatkan momentum di seluruh dunia,” kata Prof. Toru Nakazawa, spesialis oftalmologi di Universitas Tohoku.

 “Hasilnya mungkin bermanfaat bagi pasien yang khawatir tentang makanan dan minuman apa yang dapat memengaruhi gejala [penyakit] mereka,” imbuhnya.

 

Rin Hindryati