NASIONAL

Menteri Susi: Kaji Ulang Perizinan Hotel di Pesisir

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (DPSKP) mengkaji ulang perizinan hotel di wilayah pesisir pantai. Sebab, Susi merasa jengah melihat banyaknya hotel di pinggir pantai yang membahayakan tamu dan pegawai hotel bila bencana seperti tsunami menerjang.

“Tadi saya lihat hotel-hotel yang dipinggir nanti saya akan minta DPKSP untuk menerbitkan izin-izin perhotelan seperti itu dengan tentunya (berkoordinasi dengan pihak) pariwisata. Kenapa mereka bisa membangun itu, mereklamasi pantai. Begitu ada tsunami begini kan hancur total,” kata Menteri Susi.

Menurutnya, membangun hotel di pesisir pantai itu harus ada aturan. Disisi lain, masyarakat kadang-kadang berwisata lupa dengan risiko. “Jadi akan kita lihat nanti semuanya,” lanjut dia.

Menteri Susi juga merasa heran mengapa wilayah pesisir bisa dibangun hotel yang lokasinya sangat dekat dengan bibir pantai. Setidaknya harus ada jarak yang cukup jauh antara bangunan hotel dengan bibir pantai.

“Kalau 100 meter dari itu (bibir pantai) masih bagus. Ini betul-betul mereklamasi di pinggir, kalau kena tsunami hancur total. Bisa begitu banyak (hotel dibangun). Kadang ini memang bencana, tapi di satu sisi saya lihat juga kita kurang berhati-hati,” lanjut Susi seperti dilansir laman Kompas.com, Selasa (25/12/2018).

Di tempat terpisah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPP) memperbarui jumlah korban akibat tsunami di Selat Sunda tercatat sebanyak 373 orang meninggal, 1.459 orang luka-luka, 128 orang hilang dan 5.665 orang mengungsi.

“Data sementara dampak bencana tsunami yang menerjang pantai di Selat Sunda hingga Senin (24/12) pukul 17.00 WIB, tercatat 373 orang meninggal dunia,” kata Kepala Pusdatin dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya yang diterima Bisniswisata.co.id, Selasa (25/12/2018).

Dilanjutkan, kerugian fisik akibat tsunami meliputi 681 rumah rusak, 69 hotel dan villa rusak, 420 perahu dan kapal rusak, 60 warung dan toko rusak serta puluhan kendaraan rusak. Hingga kini, Tim SAR gabungan terus melakukan penyisiran, evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban bencana tsunami di sepanjang daerah terdampak landaan tsunami di Selat Sunda.

Sutopo mengatakan beberapa daerah yang sebelumnya sulit dijangkau karena akses jalan rusak dan tertutup oleh material hanyutan tsunami. Sementara sebagian sudah dapat jangkau petugas beserta kendaraan dan alat berat. “Hal itu menyebabkan korban terus ditemukan oleh petugas tim SAR gabungan,” kata dia.

Diakui, dampak bencana tsunami Selat Sunda melanda daerah pesisir di pantai barat Provinsi Banten yaitu Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang dan di pantai selatan Provinsi Lampung meliputi Kabupaten Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran. (END)

Endy Poerwanto