JAKARTA, bisniswisata.co.id: Sampah masih membanjiri destinasi wisata Indonesia, khususnya Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur (NTT). Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan prihatin dengan kondisi sampah di Labuan Bajo. Sehingga menekankan betapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan Labuan Bajo, sebagai tujuan wisata unggulan.
“Menjaga kebersihan lingkungan itu sangat penting. Apalagi, jika Labuan Bajo berniat mencapai target kunjungan wisatawan sebanyak 500.000 orang sampai tahun 2019. Karena itu persoalan sampah harus diselesaikan,” lontar Menteri Lihut dalam dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (22/3/2018).
Kebersihan lingkungan itu, sambung dia, merupakan faktor sangat penting bagi pariwisata. Jika lingkungan bersih, banyak wisatawan mau datang. “Masalah sampah di sini harus kita selesaikan oleh pemerintah bersama rakyat. Pemerintah menyiapkan mekanismenya,” ujarnya sambil menambahkan peran keluarga agar memberikan edukasi kepada anak-anaknya untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Terkait kondisi Pelabuhan Labuan Bajo, Menteri Luhut mengaku puas atas kebijakan kepala syahbandar yang mewajibkan kapal-kapal yang berlayar ke pulau-pulau kecil mengangkut sampah ke Pelabuhan Utama.
Mantan Menko Polhukam itu juga menginventarisasi masalah-masalah yang masih terjadi atau peningkatan yang perlu dilakukan di bidang atraksi wisata seperti desa wisata, Taman Nasional Komodo, infrastruktur penunjang serta pasokan listrik.
Khusus untuk Taman Nasional Komodo (TNK), Luhut mengaku akan membereskan beberapa fasilitas untuk wisatawan di Pulau Komodo dan Rinca, seperti pasokan air, listrik, batasan pengunjung yang diperbolehkan tinggal berdekatan dengan komodo hingga harga tanda masuk dan beberapa hal lainnya.
Pemerintah juga berencana membangun pelabuhan baru di Bari, sehingga Pelabuhan Labuan Bajo bisa fokus digunakan untuk kepentingan wisata. “Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan membangun jalan sepanjang 23 kilometer yang saat ini masih hutan,” katanya.
Luhut berharap semua persiapan yang dilakukan Labuan Bajo akan dapat ikut menyukseskan gelaran akbar yang rencananya akan didatangi sekitar 15.000 peserta dan delegasi dari seluruh dunia saat mengikuti Konferesnsi MF-Bank Dunia, yang digelar Oktober 2018.
Dirjen PSLB3 Rosa menambahkan rumah tangga yang tinggal di wilayah kepulauan diharapkan tidak lagi membuang sampah ke laut. Pemerintah akan melakukan edukasi secara bertahap dari mulai memilah sampah di rumah dan mengenalkan bank sampah kepada warga. “Diharapkan warga menyadari dengan memisahkan sampah, mereka juga bisa mendapatkan uang. Jadi ada nilai ekonominya,” ujarnya.
Rosa juga meminta kepada penduduk pulau, yang jumlahnya sekitar 2.300 orang, untuk aktif memilah sampah masing-masing. Pemerintah, di sisi lain, juga melakukan berbagai upaya untuk membantu masyarakat. “Kementerian LHK akan menyediakan kapal penjemput sampah yang akan mendatangi pulau-pulau kecil secara reguler,” katanya. (redaksibisniswisata@gmail.com)