BANGLI BALI, bisniswisata.co.id: Museum Geopark Batur, Kintamani, Kabupaten Bangli Bali kini mulai sepi kunjungan wisatawan asing. Biang keroknya karena biro perjalanan wisata (BPW) ogah atau tidak mau lagi membawa turis karena masuk museum tidak dikenakan biaya tiket alias gratis, sehingga tidak ada komisi bagi biro perjalanan.
“Kami sudah keliling ke berbagai sekolah mempromosikan Museum Geopark Batur tetap saja para pelajar enggan berkunjung ke sini. Apalagi biro perjalanan wisata agak enggan membawa turis karena tidak ada komisi buat mereka. Masuk ke sini kan gratis tidak perlu beli tiket,” kata Desak Made Andariyani, Koordinator pengelola Museum Geopark Batur di Kintamani, Bali, Kamis (22/3/2018) .
Museum Geopark di Gunung Batur, Kintamani dibangun Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Pengelolaannya diserahkan kepada Pemkab Bangli. Tapi karena pengelolaannya tidak berhasil dan pengunjung sepi, pengelolaan Museum Geopark itu kemudian diserahkan kembali ke Kementerian ESDM. “Sebenarnya tiap tahun memang ada peningkatan jumlah kunjungan tapi tidak signifikan,” kata Andariyani.
Tercatat tahun 2017 ada sekitar 35.000 pengunjung ke museum Geopark Batur, dimana 65 persen nya adalah pelajar, kemudian 25 persen turis mancanegara. “Dan 10 persen adalah turis dewasa domestik itu pun sebagian besar merupakan guru yang mendampingi muridnya berkunjung ke museum,” katanya.
Padahal, banyak informasi dan pengetahuan tentang alam, sejarah aktivitas gunung Batur dan Gunung Agung yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan alam dan budaya di Bali, tambah dia.
Kini Museum Geopark Batur berbenah diri dan meningkatkan informasi yang interaktif bagi pengunjung guna menyambut sekitar 7.000 tamu IMF dan Bank Dunia yang akan mengadakan pertemuan di Bali, 8-14 Oktober 2018.
Museum Geopark menampung maksimal 2.000 orang dan memiliki sembilan pemandu berbahasa asing. Pembenahan yang dilakukan memasang layar lebar mengenai Magma Indonesia sehingga pengunjung dapat melihat data terbaru tentang status semua gunung api di Indonesia, informasi gempa yang baru terjadi, bencana longsor, pergerakan tanah dan lain sebagainya dari Sabang hingga Merauke, katanya.
Juga memasang kamera yang dapat melihat langsung aktivitas dari gunung Batur serta pemasangan seismograf digital untuk gunung Batur dan Gunung Agung. Kemudian, database dan informasi kekayaan fauna dan flora Indonesia dari kementerian lingkungan hidup dan kehutanan mengenai. “Ke lima, informasi pariwisata di Bali dan seluruh Indonesia dari kementerian pariwisata,” katanya.
Selain itu pengelola museum Geopark Batur akan merevitalisasi berbagai fasilitas informasi agar lebih interaktif, misalkan maket gunung seluruh Indonesia. “Orang dapat pencet gunung Sinabung, akan muncul lampu merah dan keluar asap sebagai informasi gunung tersebut sedang aktif,” sambungnya.
Semua prasasti sejarah Bali seperti piagam bahasa Bali kuno dan bebatuan akan diberikan informasi lebih rinci sehingga memuaskan dan menambah informasi bagi para pengunjung, paparnya seperti dilansir laman Antara. (NDYK)