JAKARTA, bisniswisata.co.id: – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mendorong pengembangan wisata kesehatan (_wellness tourism_) di Indonesia untuk membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Tanah Air.
“Wisata kesehatan jadi program unggulan yang menargetkan pemberdayaan wisatawan nusantara. Wisata kesehatan merupakan kegiatan wisata yang mengedepankan peningkatan kesehatan dan kebugaran fisik serta pemulihan kesehatan spiritual dan mental wisatawan,” kata Sandiaga Uno.
“Selama ini, wisatawan nusantara setiap tahunnya menghabiskan hampir US$11 miliar lebih untuk berwisata kesehatan di luar negeri. Wisata kesehatan serta wisata kebugaran dan herbal ini akan kita kembangkan karena kita mempunyai pangsa pasar yang sangat besar,” kata Sandiaga.
Pilot project
Pada tahap awal pengembangan wisata kesehatan ini, lanjut Sandiaga, rencananya akan diterapkan di sejumlah daerah pilot project di Indonesia seperti Jakarta, Medan, dan Bali.
“Nanti akan diperluas ke destinasi lainnya. Kami menggandeng berbagai instansi kementerian dan lembaga maupun pihak swasta seperti rumah sakit, klinik, dan organisasi profesi seperti Perhimpunan Kedokteran Wisata Indonesia (Perkedwi) untuk mendukung wisata kesehatan di Indonesia ini,” katanya.
Untuk menjajal kesiapan pengembangan wisata kesehatan di Indonesia, beberapa waktu yang lalu Sandiaga sempat menjalani general medical check up di sebuah rumah sakit di Tangerang, Banten.
Menurutnya, Indonesia memiliki fasilitas kesehatan yang cukup lengkap dan memadai sebagai penunjang pengembangan potensi wisata kesehatan.
“Ini adalah pariwisata berbasis _quality and sustainability_ dan kita tidak kalah dengan rumah sakit di luar negeri. untuk perawatan tulang belakang/spine, sudah ada yang menggunakan alat kedokteran buatan Jerman yang merupakan satu-satunya di Asia Tenggara,” ujar Sandiaga.
Selain itu, Bali juga menjadi salah satu sasaran wisatawan untuk menikmati _wellness tourism_ dan _herbal tourism_. Bahkan, banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali untuk merasakan langsung wellness tourism.
” Untuk itu SDM di Bali harus kita tingkatkan melalui program reskilling dan upskilling untuk memberikan pelayanan yang berstandar lebih tinggi lagi,” ucap Sandiaga.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani, menambahkan alasan pemilihan Jakarta, Medan, dan Bali sebagai daerah pengembangan wisata kesehatan
“Solo juga tengah mengembangkan herbal tourism karena di Tawangmangu ada pusat kesehatan herbal milik Kementerian Kesehatan yang sangat berpotensi untuk kita dorong mengembangkan wisata herbal,” jelasnya.
Integrasi Aplikasi PeduliLindungi di Sektor Parekraf
Dalam kesempatan tersebut, Menparekraf Sandiaga juga menyampaikan mengenai pengimplementasian aplikasi PeduliLindungi di semua sektor usaha parekraf.
“Aplikasi PeduliLindungi akan diperluas penggunaannya dari yang sebelumnya hanya di mal, diperluas ke hotel, restoran, dan cafe. Piloting akan dilakukan di empat kota, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya,” ujar Sandiaga.
Rencananya, penggunaan Aplikasi PeduliLindungi akan menggunakan filtering 4 kondisi user yaitu hijau, kuning, merah, dan hitam. Adapun pengunjung diperkenankan masuk ke tempat-tempat tersebut adalah pengunjung dengan kondisi hijau dan kuning.