LAPORAN PERJALANAN

Menikmati kapal pesiar Genting Dream Bersama Travel Agent dan Media Asia.

SINGAPURA,bisniswisata.co.id:  Dream Cruises, salah satu brand kapal pesiar mewah dari Genting Cruise Lines menyelenggarakan kegiatan Famtrip bagi travel agent dan Media dari kawasan Asean plus Jepang, Taiwan dan India dari 21-26 Januari 2018.

Genting Cruise Lines adalah sebuah divisi dari Genting Hong Kong yang terdiri dari tiga brand pelayaran yang berbeda – Star Cruises, Dream Cruises dan Crystal Cruises menyediakan berbagai produk mulai dari kapal pesiar kontemporer sampai pengalaman liburan mewah yang membentang dari laut hingga udara.

FlyCruise itulah yang saya lakukan hari ini bersama rekan media dan travel agent dari Jakarta, Surabaya, Medan, Pekanbaru, Semarang dan kota lainnya. Pertemuan singkat jelang keberangkatan diterminal 3 Bandara Soekarno-Hatta langsung membuat kami akrab karena pada dasarnya profesi kami memang menuntut untuk mudah berinteraksi dengan orang lain.

Rastri Sekar Rinukti, Assistant Manager – Marketing Genting Cruise Lines di
The Plaza Office Tower, Jl. MH Thamrin mendampingi peserta Famtrip ini dan sudah membuatkan WA group bagi media yang berangkat sehingga kami sudah saling menyapa sebelumnya lewat smartphone.

Setelah perjalanan udara selama satu setengah jam kami tiba di Changi Airport tepat waktu jam 11.30, langsung naik bus yang disediakan tuan rumah menuju Marina Bay, cruise center Singapura. Wisata FlyCruise  pun dimulai saat tiba di lantai dasar parkir kendaraan pelabuhan itu.

Palm Court salah satu tempat meeting di kapal pesiar Genting Dream
Saat sandar di Marina Bay, Singapura.

Hari Susanto, Marketing Manager Genting Cruise Line dan stafnya, Mirani Elizabeth bergabung begitu kami tiba di Marina Bay. Hari mengarahkan rombongan untuk menuju ruangan Baggage Check-in guna menyerahkan koper-koper lalu dilanjutkan ke lantai atas untuk melakukan check-in sendiri dengan mesin atau dilayani petugas.

Mata saya terus mengamati sistem digitalisasi dan cara para pekerja melayani bagasi penumpang cukup menggunakan smartphone lalu mencetak kartu atas nama penumpang lengkap dengan nomor kabin kamar yang akan ditempati dan menjadi semacam “ KTP “ diatas kapal serta akses masuk ke berbagai fasilitas yang ada.

Tiba di ruang tunggu barulah saya menyadari bahwa penumpang kapal pesiar mewah ini dikuasai pasar wisatawan asal China dan India. Hanya ada seratusan wisatawan Amerika dan Eropah yang ingin menikmati kapal-kapal pesiar legendaris seperti Royal Carabian, Celebrity Cruise line. Namun selebihnya dalam jumlah ribuan calon penumpang adalah wisatawan dari kawasan Asia termasuk rombongan kami dari Indonesia.

Hal yang membuat saya takjub adalah berpapasan terus dengan wisatawan India terutama kalangan anak muda, keluarga muda atau bahkan dari kakek nenek hingga para cucu. Padahal untuk menikmati paket 6 hari lima malam di atas kapal mewah biayanya Rp 15 jutaan  per orang. Rupanya warga India kini hidupnya jauh lebih makmur dan prediksinya tahun 2020 jumlah turis India ke luar negri mencapai 50 juta orang dari 1,3 miliar penduduknya.

Hari Susanto mengatakan untuk kapal pesiar Genting Dream kapasitas bisa mencapai 4600 orang namun demi kenyamanan pelayanan di kapal maka rata-rata okupansinya 3500 orang.

Bayangkan jika di ruang tunggu Marina Bay sudah didominasi oleh wisatawan Asia maka para pemilik kapal mewah sudah harus berorientasi ke pasar milenial Asia yang sudah menjadikan wisata sebagai  life style.

Kami duduk diarea group 7 dengan tali warna ungu. Untuk sementara kami harus duduk menunggu dan mendengarkan aba-aba petugas mengumumkan warna tali kalung yang boleh masuk melewati imigrasi. Semua calon penumpang dengan tertib mengikuti aturan yang ada sehingga meski ada ribuan penumpang maka pelayanan diimigrasi tetap asyik tidak mengganggu mood.

Berinteraksi dengan penumpang internasional saya mengumbar senyum kemana-kemana dan hasilnya tentunya balasan senyum dan obrolan kecil dengan sesama calon penumpang Genting Dream Cruise. Ibarat jalan dengan berbagai cabang maka antrian sebelum melewati imigrasi kita sudah diarahkan menuju kapal pesiar masing-masing.

Keluar dari pemeriksaan imigrasi kita harus cepat keluar dari area itu agar tidak terjadi kepadatan penumpang. Saya baru sadar bahwa kapal mewah yang saya akan tumpangi ini sewaktu di ruang tunggu saya pikir gedung bertingkat di sebelah gedung Marina Bay. Ternyata adalah Genting Dream Cruise.

Hari Susanto membantu saya berfoto Ria berlatar belakang gambar Putri Duyung di badan kapal. Itulah karya seni  “Voyage of Lover’s Dream” dirancang oleh seniman pop China Jacky Tsai. Hal ini didasarkan pada kisah cinta antara putri duyung dan seorang astronot yang berada di dunia nyata.

Jacky Tsai telah menciptakan karya seni berukuran raksasa di kedua port dan sisi kanan Genting Dream yang berukuran lebih dari 335 meter.  Seniman ini juga telah menciptakan karya daun akrilik dan emas di atas kanvas, berukuran 3,1 meter dengan 1,35 meter, yang ditampilkan di atas kapal.

Tidak heran saat berlayar Genting Dream, yang dibangun di Meyer Werft di Papenburg, Jerman, berjalan dengan kecantikan dan warna warni di tubuhnya.
Genting Dream diresmikan pada bulan November 2016 oleh Dream Cruises, sebagai pelayaran mewah pertama di Asia dan fasilitasnya juga di desain khusus untuk orang Asia.

Genting Dream Cruise kini layani Singapura-Surabaya-Bali Utara-Singapura.
Stater room di deck 9

Konsep kamar

Saya mendapat kamar di lantai 9 kamar 9632. Selalu kalau sebelum naik kapal yang terbayang adalah kamarnya nyaman nggak ya soalnya selama lima malam akan ditempati. Setiap perwakilan media mendapat masing-masing satu kamar dengan  balkon menghadap laut.

Rasanya memang ingin cepat-cepat rebahan apalagi sudah dapat penjelasan bahwa konsep kamar di Genting Dream harus nyaman. Tidak tanggung-tanggung karena kasurnya adalah produk dari merek tempat tidur terkemuka dari seluruh dunia yang disatukan untuk memberikan kenyamanan maksimal bagi para tamu.

Begitu membuka pintu kamar, layaknya hotel bintang lima maka kamar minimalis ini tetap memenuhi harapan tamu dengan tempat tidur besar dan sofa panjang. Di luar ada dua buah bangku dan satu meja kecil untuk tamu beraktivitas di luar kamar langsung berhadapan dengan laut luas.

Di sisi kanan pintu masuk adalah toilet dan kamar mandi shower yang nyaman tidak terkesan sempit dengan nuansa warna putih dan aksen kayu dipadu keramik yang serasi. Semua peralatan mandi, handuk besar, kecil sudah tersedia sehingga peralatan milik sendiri tidak perlu keluar dari koper.

Sambil menunggu koper tiba di kamar, nonton TV berbagai saluran. Kita bisa memilih channel Live TV dari kapal pesiar ini yang menayangkan berbagai informasi maupun kondisi terkini di lingkungan kapal. Saat menyalakan TV ada kejutan karena ada tulisan ucapan selamat datang sesuai nama kita di passport.

Ruangan kamar AC membuat saya akhirnya teridur pulas. Memang nyaman karena kasurnya dibuat khusus oleh perusahaan  terkemuka di dunia yang membanggakan diri dengan menggunakan bahan alami dan konstruksi kasur berkualitas dan digadang-gadang ramah lingkungan. Spreinya yang berwarna putih  dari merek Italia, Frette’s. Bantal dan selimutnya 100%  dari kapas, dan bulu yang semuanya berasal dari Jerman. Hal terpenting adalah tidak ada terasa goncangan sehingga bisa tidur nyenyak.

Suara captain kapal membangunkan saya dari tidur. Melalui saluran microfon di seluruh kamar kapten mengingatkan bahwa kapal akan meninggalkan pelabuhan Marina Bay tepat jam 18.00 waktu Singapura yang menjadi homebase kapal ini.

Para penumpang diminta berkumpul untuk briefing cara-cara penyelamatan dilaut dan memakai pelampung. Kebetulan untuk kamar-kamar di lantai 9 yang masuk kelompok deck C penjelasannya di dalam resto Trubus sehingga tidak sepenuhnya bisa saya lihat peragaannya.

Usai mengikuti pengarahan saya dan beberapa teman travel agent menuju  balkon luar. Unik juga untuk keluar / masuk harus melewati pintu kaca dan untuk membukanya kita harus menempelkan telapak tangan di sisi pintu barulah pintu terbuka. Jadi bukan cara tarik atau dorong seperti pintu biasa.

Meninggalkan Marina Bay di Singapura, kapal lalu memasuki perairan Indonesia. Tak lama kemudian ada ucapan selamat datang di Indonesia langsung masuk di HP. yang dikirim operator. Dream Cruises memang membuat program Famtrip untuk media dan travel agent di kawasan regional Asia. Oleh karena itu karena homebase kapal pesiar ini di Singapura maka group dari Indonesia juga memulai perjalanan dari negri Singa ini.

“Wisatawan Indonesia juga diharapkan bergabung lebih banyak lagi dalam rute pelayaran  Surabaya dan Bali Utara ini karena yang utamanya adalah experience di kapal dengan beragam aktivitas yang tidak pernah berhenti,  jelas Hari Susanto

Mau belanja, nonton hiburan, aktivitas olahraga, pijat, kuliner hingga belajar dansa semuanya dilakukan diatas kapal pesiar mewah ini. Selain itu wisatawan Indonesia yang berangkat dari Singapura juga memiliki kesempatan unik untuk menjelajahi keindahan “rumah”-nya sendiri dengan perspektif dan pengalaman yang berbeda untuk menemukan kembali pesona laut Indonesia yang menawarkan pemandangan memukau.

Michael Goh ( keempat kanan ) bersama tim famtrip dari Indonesia

Pesta Selamat Datang

Bistro By Mark Best menjadi tempat dinner undangan Famtrip. Michael Goh, Senior Vice President – International Sales of Genting Cruise Lines yang menjadi tuan rumah program famtrip ini bersama timnya berkeliling ke setiap meja untuk menyapa para journalist dan travel agent  dari kawasan Asia.

Usai santap malam dan berkenalan dengan wartawan maupun travel agent dari Singapura, Malaysia,  Thailand, Myanmar, Vietam, Taiwan, Jepang dan India acara keakraban masih berlanjut hingga malam.

Perut kenyang dan mata mulai redup namun masih ada acara selamat datang bagi seluruh penumpang di Zodiac Theater di lantai 7. Dari Mark Bistro kami cukup turun tangga satu lantai untuk menonton pertunjukkan spektakuler sesuai dongeng yang diciptakan oleh pemilik kapal yaitu pertunjukan Voyage of Lover’s Dream” yang menceritakan kisah cinta antara putri duyung dan seorang astronot yang berada di dunia.

Di Zodiac Theatre inilah saya duduk dengan pandangan fokus ke panggung dan terkesima dengan latar belakang panggung yang bisa berubah cepat menyesesuaikan dengan cerita. Misalnya para penari dengan kostum mewahnya menceritakan kehidupan di bawah laut maka layar besar di panggung akan menyesuaikan.

Selama ini melihat  lantai panggung bisa turun/ naik atau bahkan berputar sudah biasa. Namun pada pertunjukkan ini munculnya para pemain secara tiba-tiba dibantu tekhnologi canggih layar maupun lantai panggung membuat mata tidak berkedip karena mobilisasi para penari dan tokoh-tokoh utama muncul dengan mengejutkan. Hebatnya selain kostumnya mewah juga bahannya bersinar saat ruangan gelap.

Permainan trampolin dipadukan tarian dan akrobat
Para pemain Voyage of a Lover’s Dream

The Voyage of the Lover’s Dream dimulai dengan percakapan antara dua pemain wanita. Saya hanya ingat yang satu namanya Chilli. Sesaat sebelum pertunjukan dimulai merekalah yang menyambut kami datang sejak pintu masuk lalu melucu dengan gerakan teatrikal dan menggemaskan.

Chilli dan temannya ini membuka kisah dongeng diawali narasi kemudian suasana panggung langsung diramaikan masuknya para penari menceritakan perjalanan cinta  putri Duyung dan astronot. Penonton dibuat terlibat dalam perjalanan dan dunia bawah laut hingga kehidupan di langit yang tidak terbatas.

Chilli membawa kita masuk dalam dunia “mimpi” dan tidak ada yang tidak mungkin karena semuanya bisa diwujudkan. Tata cahaya dan back ground panggung yang memukau, penari yang menjiwai setiap gerakan tubuhnya membuat pertunjukan berkelas ini bukan hanya menghibur dengan gaya kabaret tetapi juga menampilkan gerakan balet, akrobat yang elegan serta sulap.

Saya sangat terpesona oleh kehadiran para penari yang menggabungkan seni senam trampolin dan tarian balet yang luar biasa. Mereka bukan sekedar melompat-lompat tapi seperti masuk ke dalam rangka-rangka besi berbentuk seperti lemari dengan banyak rak dan pintu dan dasyatnya lagi seperti bisa berjalan di atas dinding.

Terus terang pengalaman hari pertama menjejakkan kaki di dalam kapal pesiar ini membuat saya banyak mendapat kejutan dan pengalaman baru. Oleh sebab itu menjelang tidur dan membagikan foto untuk keluarga di rumah saya menuliskan caption : Mama sudah keliling dunia tapi pengalaman di Genting Dream sebuah resor mewah terpadu di atas laut  ini tetap membuat bengong…ini mimpi atau nyata ?.

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)