JAKARTA, bisniswisata.co.id: Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada Mei 2019 turun 3,19% dibandingkan bulan sebelumnya April 2019 menjadi 1,26 juta kunjungan. Angka kunjungan Mei 2019 ini, merupakan terendah dalam empat bulan terakhir.
“Penurunan ini, karena bulan Mei bukan musim liburan, apalagi bertepatan bulan Ramadhan sehingga pergerakan turis asing melemah. Memang, dilihat dari patternnya kondisi ini terjadi sejak tahun 2015,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto saat konferensi pers di Jakarta, Senin (1/7/2019).
Jika dibandingkan dengan Mei 2018 terjadi kenaikan sangat tipis, yaitu 1,1% yakni sebanyak 1,30 juta kunjungan. Sementara secara kumulatif dari Januari hingga Mei 2019, tercatat jumlah pelancong asing mencapai 6,37 juta kunjungan. “Terjadi kenaikan meski sedikit yakni sekitar 1,10%, jika dibandingkan periode yang sama tahun 2018 tembus 6,20 juta kunjungan,” lontarnya.
Dilanjutkan, kunjungan wisman didominasi dari pintu masuk udara sebesar 713,88 ribu kunjungan. Sedangkan pintu masuk wisman lainnya melewati laut sebesar 337,41 ribu kunjungan, dan darat sebanyak 205,04 ribu kunjungan.
“Jumlah kunjungan wisman ke Indonesia yang datang melalui pintu masuk udara pada Mei 2019 dibanding April 2019 turun sebesar 7,75 persen. Juga year on year mengalami penurunan sebesar 11,37 persen dibanding jumlah kunjungan periode yang sama tahun 2018,” jelasnya.
Penurunan ini, sambung dia, terjadi di hampir seluruh pintu masuk udara dengan persentase penurunan paling besar terjadi di Bandara Husein Sastranegara, Jawa Barat yaitu sebesar 45,52% dan penurunan paling kecil terjadi di Bandara Sultan Badarudin II, Sumatera Selatan yaitu sebesar 1,89%. Sementara itu, kenaikan kunjungan wisman tercatat hanya di Bandara Ngurah Rai, Bali sebesar 2,02%.
Selain itu, jumlah kunjungan wisman yang datang melalui pintu masuk laut pada Mei 2019 mengalami kenaikan sebesar 46,62% dibanding Mei 2018, yaitu dari 230,12 ribu kunjungan menjadi 337,41 ribu kunjungan. Persentase kenaikan tertinggi tercatat di Pelabuhan Tanjung Uban, Kepulauan Riau sebesar 75,44%, sedangkan persentase penurunan tertinggi terjadi di Pelabuhan Tanjung Benoa, Bali sebesar 98,34%.
Dilihat dari sisi kebangsaan, wisman yang datang ke Indonesia tidak banyak berubah. “Wisman yang datang ke Indonesia paling besar berasal dari Malaysia yaitu 20,22%, disusul Tiongkok, Singapura, Australia dan Timor Leste,” ujarnya.
Secaar rinci, kunjungan wisman yang datang ke Indonesia paling banyak berasal dari negara Malaysia sebanyak 252,8 ribu kunjungan atau 20,12%, Tiongkok 165,1 ribu kunjungan atau 13,14 persen, Singapura 136,3 ribu kunjungan yaitu 10,85%, Australia 108,1 ribu kunjungan atau 8,60% dan Timor Leste 100,3 ribu kunjungan atau 7,99 persen.
Namun dilihat dari wilayah, dari 1,26 juta kunjungan, wisman yang datang dari wilayah ASEAN memiliki persentase kenaikan paling tinggi dibanding Mei 2018, yaitu sebesar 20,20%, sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada wisman yang datang dari wilayah Timur Tengah, yaitu sebesar 13,84%.
Secara kumulatif dari Januari–Mei 2019, wisman yang datang dari wilayah ASEAN memiliki persentase kenaikan paling tinggi, yaitu sebesar 17,27% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, sedangkan wilayah Timur Tengah memiliki persentase penurunan paling besar, yaitu sebesar 13,27%. (NDY)