Swalayan berisi produk Malaysia untuk ke Jepang ( Foto: Bernama)
OSAKA, bisniswisata.co.id: Malaysia terus maju sebagai pusat halal global dengan menandatangani dua Nota Kesepahaman (MOU) dengan Jepang, Kamis, untuk memperkuat perdagangan halal, investasi dan lapangan kerja berkualitas di sektor ini di Negeri Matahari Terbit itu.
Dilansir dari theedgemalaysia.com, Kerja sama tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan hubungan perdagangan bilateral kedua negara di bidang industri halal.
Upacara penandatanganan MOU pertama melibatkan Halal Development Corporation Berhad (HDC), sebuah lembaga di bawah Kementerian Investasi, Perdagangan, dan Industri (MITI), dan AEON Co (M) Berhad untuk mempromosikan produk halal Malaysia di Jepang.
Sementara itu, HDC juga telah bekerja sama dengan Japan Halal Association (JHA) untuk meningkatkan infrastruktur dan sertifikasi halal di Jepang.
HDC diwakili oleh Chief Executive Officer Hairol Ariffein Sahari, sedangkan AEON (L) diwakili oleh Deputy Managing Director Tsugutoshi Seko dan JHA diwakili oleh Presiden Hind Hitomi Lemon.
Upacara penandatanganan MOU yang berlangsung di sini disaksikan oleh Wakil Perdana Menteri Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi, yang juga merupakan Ketua Dewan Pengembangan Industri Halal Malaysia dan Ketua HDC, Khairul Azwan Harun.
Melalui kerja sama dengan AEON (M), perusahaan akan memberikan bimbingan bisnis kepada pelaku industri halal Malaysia untuk menembus pasar Jepang, mempromosikan HDC Halal Integrated Platform (HIP), dan menyelenggarakan sesi presentasi untuk mempromosikan produk halal.
HDC juga akan berkolaborasi dalam memberikan program pelatihan halal bagi para pelaku industri halal Jepang untuk memfasilitasi mereka masuk ke pasar halal.
Melalui kerja sama dengan JHA, fokusnya adalah pada pengembangan sumber daya manusia dan berbagi keahlian untuk menyederhanakan proses sertifikasi halal untuk restoran di Jepang.
HDC dan JHA memberikan komitmen mereka untuk mempromosikan aspek integritas halal secara global dan memberdayakan bisnis lokal sebagai langkah penting menuju kemajuan industri halal dan mendukung komunitas Muslim di Jepang dan seluruh dunia.
Sebelumnya, Ahmad Zahid yang sedang melakukan kunjungan kerja selama tujuh hari ke Jepang, memimpin delegasi Malaysia bertemu dengan para pelaku industri halal terkemuka Jepang dalam Roundtable Session: ‘Connecting Halal Ecosystems Between Malaysia and Japan to Enhance Trade, Investment, and Quality Work.’
Dalam pidatonya di sesi tersebut, Ahmad Zahid mengatakan bahwa pertemuan tersebut meletakkan landasan yang lebih kuat dan menandai babak baru dalam memberdayakan kerja sama berkelanjutan antara Malaysia dan Jepang, khususnya menuju peningkatan praktik dan standar halal internasional.
Ahmad Zahid mengatakan diskusi tersebut juga menyoroti pentingnya koordinasi kerja sama antar pelaku industri dari kedua negara untuk memenuhi peningkatan permintaan barang dan jasa halal di seluruh dunia, yang kini mencatat nilai lebih dari US$3 triliun.
Dia menambahkan meskipun populasi Muslim di Jepang relatif kecil, pasar halal negara tersebut masih menawarkan peluang besar untuk pertumbuhan dan kerja sama dalam industri halal.
Misalnya, ekspor Malaysia mencapai RM59,46 miliar pada tahun 2022, dengan ekspor halal ke Jepang sebesar RM3,6 miliar. Angka tersebut jelas mencerminkan potensi yang sangat besar untuk dijajaki dalam perdagangan sektor halal kedua negara, ujarnya.
.