INTERNATIONAL LIFESTYLE NEWS

Malaysia Gabungkan Petualangan dan Konservasi untuk Bantu Jaga Penyu Laut demi Generasi Mendatang

KUALA LUMPUR, bisniswisata.co.id: Malaysia meningkatkan upayanya untuk melindungi penyu laut dengan inisiatif baru yang inovatif yang menggabungkan petualangan dan konservasi.

Dilansir dari travelandtourworld.com,
pengalaman penemuan penyu menawarkan kesempatan unik bagi wisatawan untuk menjelajahi dunia penyu laut sambil berkontribusi aktif dalam pelestariannya.

Inisiatif ini tidak hanya memberikan pengunjung petualangan satwa liar yang tak terlupakan, tetapi juga meningkatkan kesadaran tentang kebutuhan penting untuk menjaga spesies yang terancam punah ini demi generasi mendatang.

Dengan memadukan ekowisata dengan konservasi, Malaysia bertujuan untuk menciptakan model berkelanjutan yang menguntungkan lingkungan dan masyarakat setempat.

Program interaktif ini mengundang pengunjung untuk menyaksikan dan berpartisipasi dalam pelepasan bayi penyu hijau kembali ke habitat aslinya.

Terkenal dengan perairan biru kehijauan, pantai yang belum tersentuh, ekosistem karang berwarna-warni, dan spesies laut yang beragam, Pulau Redang menawarkan lokasi yang ideal untuk petualangan alam dan upaya konservasi penyu.

Inti dari pengalaman ini adalah Suaka Penyu Chagar Hutang, yang terletak di hamparan pasir berbentuk bulan sabit sepanjang 350 meter di sepanjang Laut Cina Selatan.

Pantai terpencil ini merupakan salah satu tempat bersarang penyu terpenting di Malaysia dan didedikasikan terutama untuk penyu hijau yang terancam punah.

Para tamu diberi kesempatan langka untuk menyelami dunia konservasi laut, mempelajari biologi penyu laut dan keanekaragaman hayati laut melalui berbagai kegiatan yang bermakna.

Suaka ini dikelola oleh Unit Penelitian Penyu Laut (SEATRU), yang beroperasi di bawah Institut Oseanografi dan Lingkungan (INOS) di Universiti Malaysia Terengganu (UMT).

Diakui sebagai kawasan yang dilindungi sepenuhnya oleh pemerintah negara bagian Terengganu sejak tahun 2005, suaka ini mencatat hingga 1.700 sarang penyu setiap tahun.

Musim bersarang mencapai puncaknya antara bulan Mei dan Juli, dengan upaya yang difokuskan pada populasi penyu hijau dan penyu sisik.

Metode konservasi meliputi pemantauan sarang yang cermat, penelitian, dan perlindungan tukik. Inisiatif ini memungkinkan wisatawan untuk menjelajahi dan berkontribusi pada pelestarian makhluk yang terancam punah ini untuk generasi mendatang.

Perjalanan ekowisata ini menggabungkan penemuan dengan tujuan, yang memungkinkan wisatawan untuk mendukung upaya penting bagi satwa liar sambil menjelajahi salah satu lanskap pesisir Malaysia yang paling murni.

Evan Maulana