ASEAN KOMUNITAS NEWS

M-ATM ke-28 : Standarisasi Kinerja Pariwisata, Perkuat Daya Saing

ATF-2025-Johor-MalaysiaJOHOR, Malaysia, bisniswisata.co.id: Diawali  Pertemuan ke-61 Organisasi Pariwisata Nasional ASEAN (NTO) dan Pertemuan Pejabat Senior dengan Mitra Wicara, Pertemuan ke-28 Menteri Pariwisata ASEAN (M-ATM) berlangsung pada 19-21 Januari 2025, di Johor, Malaysia.

Di bawah kepemimpinan Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya Malaysia, Dato Sri Tiong King Sing, pertemuan fokus pada pembahasan implementasi Rencana Strategis Pariwisata ASEAN 2016-2025, serta pengembangan rencana sektoral pariwisata ASEAN 2026-2030 untuk lebih memperkuat industri pariwisata dan perhotelan.

Pertemuan tersebut menekankan pentingnya meningkatkan kolaborasi antara Negara Anggota ASEAN dan dengan para pemangku kepentingan terkait, termasuk sektor swasta, untuk mencapai pariwisata ASEAN tangguh dan berkelanjutan.

Dalam pernyataan bersama para menteri Negara ASEAN juga mencatat pertumbuhan positif pada tahun 2024 karena Negara Anggota ASEAN menerapkan kebijakan dan inisiatif yang lebih kuat termasuk pelonggaran aplikasi visa untuk pelancong internasional dan diversifikasi penawaran pariwisata.

Angka awal menunjukkan bahwa pada akhir tahun 2024, ASEAN menyambut lebih dari 123 juta pengunjung, pertumbuhan 30,6% dari tahun 2023. Mencatat bahwa sekitar 70% dari kegiatan di bawah Rencana Strategis Pariwisata ASEAN (ATSP) 2016-2025 telah selesai.

Pertemuan tersebut mendorong para mitra untuk bekerja sama dengan ASEAN guna mempercepat pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang tersisa, memastikan keberhasilan penyelesaian Rencana Strategis pada tahun 2025.

Terkait pengembangan Rencana Sektoral Pariwisata ASEAN 2026-2030, disepakati untuk menyelaraskannya dengan prioritas dalam Rencana Strategis Masyarakat Ekonomi ASEAN 2026-2030, —mempromosikan kawasan tangguh berkelanjutan melalui kerja sama yang lebih kuat–.

Mendesak para pemangku kepentingan terkait untuk memprioritaskan pelaksanaan kegiatan-kegiatan di bawah Rencana Pemulihan Pasca-COVID-19 untuk pariwisata ASEAN, hal ini memberi manfaat signifikan bagi kawasan.

Pentingnya menstandardisasi Kinerja Pariwisata ASEAN menggunakan data pengunjung untuk menghasilkan data yang lebih akurat dan komprehensif terkait kontribusi ekonomi.

Selain itu, dengan mempertimbangkan hubungan yang kuat dan positif antara ASEAN dan Australia selama beberapa tahun terakhir, disarankan membangun mekanisme ASEAN-Australia untuk memperkuat konsolidasi  kemitraan ASEAN- Australia.

Memperkuat Daya Saing

Kampanye  “ImaginASEAN Metaverse Game,” pada Hari Pariwisata Dunia 2024, menjadi inisiatif inovatif yang menjembatani pariwisata dan teknologi digital, menawarkan pengalaman mendalam melampaui batasan fisik.

Kampanye ini menggarisbawahi peran transformatif pariwisata dalam mendorong pertukaran budaya, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan membangun saling pengertian di antara berbagai komunitas.

“ImaginASEAN Metaverse Game” merupakan contoh komitmen ASEAN untuk memanfaatkan inovasi digital guna memposisikan Asia Tenggara sebagai destinasi wisata tinggal.

Para menteri  mendorong eksplorasi berkelanjutan terhadap strategi pemasaran digital untuk melibatkan khalayak global, khususnya wisatawan muda yang paham teknologi.

Pada dimensi pariwisata pelayaran (cruise), keikutsertaan aktif dalam berbagai acara seperti  Seatrade Cruise Global (SCG)—acara pelayaran global tahunan terbesar—ASEAN memposisikan Asia Tenggara sebagai kawasan pelayaran yang menarik dan kompetitif.

Pertemuan tersebut juga menyerukan peningkatan kolaborasi dengan pemangku kepentingan sektor swasta untuk mengembangkan infrastruktur pelabuhan, merancang berbagai rencana perjalanan pelayaran, dan memasarkan ASEAN sebagai pusat pariwisata kapal pesiar.

Sidang tingkat menteri ASEAN mengakui penyelesaian inisiatif lintas sektoral antara sektor Kekayaan Intelektual (HKI) dan Pariwisata, yang berpuncak pada peluncuran “Microsite on IP-Driven Tourism in ASEAN.”

Didukung oleh Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO), platform ini menyoroti persimpangan antara pariwisata dan industri kreatif dan budaya, yang memamerkan produk dan layanan indikasi geografis (IG) lokal sebagai penawaran pariwisata unik.

Pertemuan tersebut menekankan pentingnya membina pariwisata yang didorong oleh inovasi untuk membedakan destinasi ASEAN dan memberi masyarakat peluang ekonomi lebih besar.

Menanggapi keberhasilan Pertemuan Pertama Gugus Tugas Ad-Hoc untuk Pariwisata dan Transportasi (ATFTT ke-1),—disela Pertemuan Pejabat Senior Transportasi ASEAN (STOM) ke-58 di Kuala Lumpur, Malaysia—, para menteri ASEAN sepakat melakukan dua kegiatan bersama selama dua tahun ke depan: a) inisiatif untuk mengidentifikasi kesenjangan konektivitas di destinasi pariwisata lapis kedua dan ketiga di ASEAN, dan b) pelaksanaan promosi bersama antara pariwisata dan transportasi untuk meningkatkan jumlah kedatangan pengunjung internasional dan penumpang udara.

Inisiatif-inisiatif tersebut mencerminkan komitmen ASEAN untuk meningkatkan konektivitas regional dan inklusivitas dalam pariwisata, memastikan bahwa manfaatnya meluas ke destinasi-destinasi yang kurang terwakili.

Standarisasi

Pertemuan Menteri Pariwisata ke -28 juga mencatat kemajuan dalam pelaksanaan Standar Ekowisata ASEAN untuk aktivitas, fasilitas, dan layanan, —diadopsi pada 8 Oktober 2024 melalui ad-referendum—. Diharapkan dapat memperkuat kapasitas dan kualitas sumber daya manusia yang terlibat dalam inisiatif ekowisata.

Pertemuan tersebut mengakui bahwa jumlah tempat yang telah tersertifikasi ASEAN MICE Venue Standard (AMVS) telah mencapai 291 tempat, pencapaian sebesar 97% dari tujuan yang digariskan dalam ATSP,—menargetkan 300 tempat tersertifikasi di seluruh ASEAN pada tahun 2025—.

Pertemuan tersebut juga mencatat kemajuan pengembangan Standar Manajemen Acara Berkelanjutan ASEAN (ASEMS) yang baru, dengan rancangan pertama,  ditargetkan selesai pada tahun 2025.

Pada acara Penghargaan Standar Pariwisata ASEAN pada tanggal 20 Januari 2025, 30 perusahaan di kawasan mendapatkan penghargaan ASEAN Homestay Award ke-5; 41 komunitas menerima Penghargaan Pariwisata Berbasis Komunitas (CBT) ASEAN ke-4; 41 tempat mendapatkan penghargaan ASEAN Public Toilet Award ke-3; dan 42 perusahaan mendapatkan penghargaan ASEAN Spa Services Award ke-3.

Pertemuan tersebut mendorong Negara Anggota ASEAN untuk lebih mempromosikan Standar Pariwisata ASEAN di negara masing-masing guna meningkatkan daya saing kawasan tersebut.

Memastikan Untuk Semua

Pertemuan tingkat menteri menekankan pentingnya pariwisata berkelanjutan sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi, pelestarian budaya, dan konservasi lingkungan di ASEAN.

Mengakui peran pentingnya sektor swasta, mendorong keterlibatan dan kolaborasi lebih besar untuk menerapkan praktik inovatif dan berkelanjutan. Juga menyoroti pentingnya memanfaatkan kemitraan publik-swasta (KPS) untuk memobilisasi sumber daya dan keahlian bagi inisiatif, selaras dengan Peta Jalan Aksi untuk Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan di ASEAN.

Peserta M-ATM ke-28  menegaskan kembali komitmen ASEAN untuk mendorong pembangunan pariwisata yang inklusif dengan memastikan bahwa manfaatnya dibagi secara merata di seluruh masyarakat, khususnya di daerah pedesaan dan daerah yang kurang terlayani.

Mendorong sektor swasta untuk mengadopsi praktik yang bertanggung jawab secara sosial, seperti menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat lokal dan mendukung usaha kecil dan menengah (UKM) dalam rantai nilai pariwisata.

Memajukan SDM

M-ATM ke-28  sepakat bahwa pengembangan sumber daya manusia sangat penting untuk memajukan kerja sama di bidang pariwisata menuju keberlanjutan, terutama setelah pandemi COVID-19, pemulihan sektor pariwisata menarik sejumlah pekerja kembali ke industri tersebut.

M-ATM ke-28  mendesak Negara-negara Anggota ASEAN untuk mempercepat implementasi Perjanjian Pengakuan Bersama untuk Profesional Pariwisata (MRA-TP) melalui pelatihan peningkatan kapasitas bagi Profesional Pariwisata, Pelatih Utama Nasional, dan National Master Assessors, sejalan dengan operasionalisasi Sekretariat Regional untuk menerapkan MRA-TP.

Peserta mengakui dan menyatakan kepuasannya dengan penyelenggaraan pertemuan untuk merevisi Pedoman Pelatihan Master Trainer dan Assessor Profesional Acara MRA-TP ASEAN yang berlangsung pada 14 November 2024 di Bangkok, Thailand.

Forum Pariwisata ASEAN

Peserta M-ATM ke-28 tidak hanya  menggarisbawahi pemulihan signifikan sektor pariwisata pascapandemi tetapi juga memamerkan potensi besar untuk pertumbuhan dan inovasi dalam industri ini.

Tercatat  Forum Pariwisata ASEAN (ATF) 2025, yang diselenggarakan dari 15-20 Januari 2025, —mengusung tema Unity in Motion: Shaping ASEAN’s Tourism Tomorrow–,  menarik beragam peserta, termasuk 323 pembeli, 221 penjual, 221 peserta pameran, dan 100 perwakilan media dari seluruh kawasan dan sekitarnya.

Peserta Travex dan konferensi (ASEAN Tourism Conference/ATC) terlibat dalam diskusi yang bermakna dan peluang untuk membangun jaringan, mendorong kolaborasi dan kemitraan yang bertujuan untuk meningkatkan pengalaman pariwisata di ASEAN.

ATF menjadi wadah bertukar ide, praktik terbaik, dan strategi yang dapat mendorong masa depan pariwisata di Asia Tenggara, juga mencerminkan ketahanan dan komitmen kawasan terhadap keberlanjutan.

Sudah selayaknya memberikan apresiasi atas dukungan dari semua pemangku kepentingan, termasuk ASEANTA, ATRA, US-ABC, EU-ABC, ERIA, WTTC, PATA, UN Tourism, dan Agoda, dalam mempromosikan pariwisata.

Peserta M-ATM ke-28 juga mendorong organisasi sub-regional, seperti IMT-GT dan BIMP-EAGA, untuk berkolaborasi dengan Sekretariat ASEAN dalam mengidentifikasi dan mengimplementasikan proyek-proyek mendukung agenda pariwisata ASEAN.

Pertemuan Tingkat Menteri Pariwisata  ASEAN,  mencatat bahwa ATF 2026 akan diadakan pada bulan Januari 2026 di Cebu, Filipina.

Dwi Yani

Representatif Bali- Nusra Jln G Talang I, No 31B, Buana Indah Padangsambian, Denpasar, Bali Tlp. +628100426003/WA +628123948305 *Omnia tempus habent.*