FASHION

London Fashion Week: Sepatu Berwajah Trump, Kondom Jadi Gaun

LONDON, Bisniswisata.co.id: London Fashion Week jadi perhatian dunia fashion. Pekan mode di Inggris ini, nampaknya bukan menjadi momen berharga jika tanpa ada hal yang eksetrik, unik dan menarik. Bahkan inovasi dan insprasi baru lahir di London Fashion Week ini.

Edwin Mohney, misalnya. Desainer lulusan Saint Central Martins, memamerkan karya ikoniknya yang berbentuk rok berbahan lilo atau karet, dan gaun kondom. Juga ada, ‘trumpetto’ -sebuah stiletto karet dengan karakter muka Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Rupanya kepraktiksan bukan tujuan utama bagi perancang asal New York yang koleksi surealis-nya langsung populer di Instagram ini.
Berbagai variasi pakaian kondom karya Mohney muncul di atas panggung London Fashion Week.

Namun, pakaian tersebut tidak memberi banyak ruang gerak untuk lengan atau bahu. Semua serba tertutup, dan pasti tak bisa dipakai lebih dari kepentingan panggung, atau pun karnaval. Desain “nyentrik” semacam ini seperti dibuat hanya sebatas untuk menutupi tubuh saja.

Beberapa karyanya yang terinspirasi kondom juga ada yang dilengkapi rok berbentuk gelembung, dan penutup kepala transparan yang berbentuk seperti alat kontrasepsi itu.

Lalu, bahan lilo yang berbentuk seperti kolam renang portabel, digunakan sebagai rok dengan seorang model yang benar-benar terjun ke atas panggung memamerkan rancangan aneh tersebut. Lewat akun Twitter, banyak penikmat mode mengungkapkan kebingungan mereka pada desain aneh Mohney.

Beberapa di antara mereka ada yang menuding Mohney sedang mengalami kebuntuan ide untuk mendesain pakaian keseharian yang praktis. “Sepertinya dia kehabisan ide praktis!” tulis salah satu pengguna Twitter.

Namun, ada juga yang menanggapinya dengan candaan. “Saya kira, rok lilo ini akan laku di pasaran.”

Selain pakaian, karya Mohney yang menjadi sorotan utama dalam pertunjukan pekan mode tersebut adalah sepatu “trumpetto”. Banyak yang membicarakan, sepatu unik tersebut bukanlah desain yang paling estetis jika diedarkan di pasar mode, dan mungkin pula tidak bisa dipakai untuk keseharian.

Tetapi, jika karya ini dibuat untuk mengumandangkan kampanye demi bangkitnya dunia mode -“make fashion great again (menyadur semboyan Trump), maka “trumpetto” ini terbilang sukses. (NDHYK)

Endy Poerwanto