WASHINGTON DC, bisniswisata.co.id: Pemerintah Amerika Serikat dan Boeing menyatakan siap membantu Indonesia dalam menyelidiki jatuhnya pesawat Boeing-737 MAX, milik maskapai Lion Air dengan kode penerbangan JT-610 pada Senin (29/10). Mereka akan mengirim tim gabungan untuk bekerja sama dengan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Sebagaimana dilansir Reuters, Senin (29/10) menurut aturan penerbangan dunia dalam kejadian seperti ini Komisi Keselamatan Transportasi Amerika Serikat secara otomatis akan membantu proses penyelidikan, dengan mengirim tim.
Tim itu nantinya juga terdiri dari perwakilan Boeing, serta teknisi dari CFM International yang memasok mesin untuk pesawat itu. CFM International adalah anak perusahaan milik General Electric (GE) dan Safran.
Boeing sebagai pembuat pesawat itu juga turut menyampaikan belasungkawa atas kejadian itu. “Kami sangat prihatin untuk para penumpang dan awak, dan turut bersimpati terhadap para keluarga serta kerabat yang mereka kasihi,” tulis Boeing dalam pernyataannya dilansir dari AFP.
Boeing menyatakan mereka akan mematuhi aturan penerbangan dunia, serta membantu proses penyelidikan bersama KNKT. “Boeing siap membantu secara teknis dalam proses penyelidikan kecelakaan itu,” lanjut Boeing.
Saat ini, mayoritas pesawat Lion Air merupakan buatan Boing. Khusus untuk jenis pesawat 737 Max 8, Lion Air bahkan menjadi maskapai pertama yang menggunakan jenis pesawati ini di Tanah Air mulai pertengahan tahun lalu.
Dalam keterangan resminya, mereka bahkan berencana memesan sebanyak 218 unit pesawat jenis tersebut. Dari jumlah tersebut, sebanyak 11 pesawat sampai pada tahun lalu. Pesawat 737 MAX 8 memiliki panjang 39,5 meter dan memiliki bentangan sayap 35,9 meter dan tinggi 12,3 meter.
Pesawat jenis ini disebut mampu menghemat delapan persen pengeluaran operasi pesawat per kursi dan mengurangi emisi karbon sebesar 14 persen. Pesawat ini juga diklaim menghemat airframe maintenance (biaya perawatan) sebesar 20 persen.
Pesawat nahas itu tercatat mengangkut 189 orang penumpang, termasuk 7 awak pesawat. Nasib mereka hingga saat ini belum diketahui. Pesawat itu jatuh di laut Jawa, dengan kedalaman 30-35 meter. Pesawat rute Jakarta-Tanjung Pinang itu lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 06.21 WIB dengan tujuan Bandara Depati Amir.
Namun, sekitar pukul 06.33 WIB pesawat Lion Air JT-610 itu hilang kontak lalu dikonfirmasi jatuh di perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat. Pesawat Boeing 737 MAX 8 adalah versi paling mutakhir pesawat penumpang buatan Boeing. Burung besi berbadan sedang itu diklaim unggul dalam banyak hal, utamanya soal konsumsi bahan bakar.
Pesawat 737 MAX 8 memiliki panjang 39,5 meter, dengan bentangan sayap 35,9 meter dan tinggi 12,3 meter. Pesawat jenis ini disebut mampu menghemat delapan persen pengeluaran operasi pesawat per kursi dan mengurangi emisi karbon sebesar 14 persen. Pesawat ini juga diklaim menghemat airframe maintenance (biaya perawatan) sebesar 20 persen.
Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R Donovan, menyampaikan belasungkawa atas musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT 610. “Saya atas nama Kedubes Amerika untuk Indonesia mengucapkan belasungkawa yang sebesar-besarnya atas kabar jatuhnya pesawat Lion Air tadi pagi,” kata Joseph di Venue BSDCC I Nusa Dua, Bali. (EP)