JAKARTA, bisniswisata.co.id: Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan untuk meningkatkan infrastruktur dasar dan pengembangan 5 destinasi super prioritas pada tahun 2020, pemerintah menambah dana anggaran sebesar Rp 6,3 triliun, kata Menteri Pariwisata Arief Yahya, hari ini.
Berbicara pada Rakornas III, Kemenpar yang berlangsung mulai 10-11 September 2019 di Swissotel Jakarta PIK Avenue, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Arief Yahya mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo menginginkan pembangunan infrastruktur di kawasan destinasi super prioritas dipercepat sehingga bisa dipromosikan secara masif pada tahun 2020 mendatang.
“Dana tersebut meningkat dari dana pengelolaan 5 destinasi super prioritas tahun 2019 yang hanya sebesar Rp 3,1 triliun. Untuk infrastruktur dasar di 5 destinasi super prioritas, pemerintah menambah anggaran pada tahun 2020 sebesar Rp 6,3 triliun sehingga total dana pengembangan ke 5 destinasi super prioritas ini totalnya mencapai Rp 9,4 triliun,” tambahnya.
Hingga saat ini, Kemenpar bersama instansi terkait menindak lanjuti instruksi Presiden Jokowi terkait pengembangan 5 destinasi super prioritas tersebut. Adapun progres yang telah dicapai yaitu telah berdirinya The Kaldera – Toba Nomadic Escape di Lahan Zona Otorita Kabupaten Toba Samosir.
“The Kaldera pada 10 Oktober 2019 juga akan berlangsung Groundbreaking Glamping di area yang sama.Sementara itu, untuk mendorong perkembangan wisata di Borobudur, pemerintah telah membangun Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo,”
Per Oktober 2019, bandara ini telah melayani 66 penerbangan dengan kapasitas bandara mencapai 3 juta penumpang.Adapun untuk destinasi Mandalika, proses pengukuran topografi dan konstruksi untuk pembangunan Sirkuit Moto GP akan dimulai pada Oktober 2019 dan ditargetkan selesai pada 2020.
Semangat pembangunan juga tercermin di destinasi Labuan Bajo do mana saat ini telah mencapai tahap finalisasi pembangunan hotel, marina, area komersial dan pelabuhan ferry.
Sementara itu, pada Oktober 2019, pemerintah menargetkan percepatan penetapan Peraturan Pemerintah (PP) perihal KEK Pariwisata Likupang yang telah disepakati pada 27 Agustus 2019 lalu.
Untuk mencapai target ini, pemerintah menganggarkan Rp6,5 triliun kepada 4 destinasi super prioritas dengan rincian; Danau Toba (Rp2,2 triliun), Borobudur (Rp2,1 triliun), Labuan Bajo (Rp6,3 triliun), dan Mandalika (Rp1,9 triliun).
Presiden Jokowi meminta seluruh kementerian terkait agar memberikan dukungan penuh. Baik itu dalam hal yang berkaitan dengan kepemilikan tanah, maupun penghijauan kembali kawasan wisata, terutama di Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, dan Mandalika.
“Ini sangat penting sekali. Kita harapkan betul-betul di akhir 2020 produk ini siap untuk dipromosikan secara besar-besaran. Dan juga kita harapkan infrastruktur pendukung baik airpor maupun jalan menuju ke tempat-tempat yang telah dan akan dikembangkan ini betul-betul bisa memberikan dukungan yang baik bagi aktivitas wisata,” kata Arief Yahya mengutip Presiden Jokowi.
Alasan Presiden Jokowi ingin mempercepat pengembangan destinasi wisata ini dikarenakan sektor pariwisata dapat menjadi motor peningkatan devisa negara di tengah gejolak ekonomi global. Kunjungan wisman akan menggerakan perekonomian nasional.
Adapun target jumlah wisman dari ke 5 destinasi super prioritas antara lain, untuk Danau Toba mencapai 1 juta wisman, Borobudur sebanyak 2 juta wisman, Mandalika dengan 2 juta wisman, Labuhan Bajo mencapai 500 ribu dan Likupang mencapai 500 ribu wisman.
“Dari target jumlah wisman ini, baru Mandalika yang mendekati 2 juta orang, dan 90 persen wismannya datang dari Bali,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo yang hadir dalam Rakornas III mengatakan, Kemenkeu juga menambah dana untuk pengembangan 5 destinasi super priotitas kepada kementerian terkait
” Kementrian seperti PUPR, Kementerian Perhubungan, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kemenpar dan Kementerian Desa Tertinggal semua fokus pada infrastruktur destinasi super prioritas tersebut,”
Diharapkan tambahan dananya pada tahun 2020 sebesar Rp 6, 3 triliun bisa membuat ke 5 destinasi super prioritas lebih cepat pengembangannya sehingga bisa meningkatkan jumlah wisatawan dan juga meningkatkan jumlah devisa, tambah Mardiasmo.
Sementara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadi Mulyono mengatakan, dengan percepatan dan peningkatan pengembangan fasilitas di 5 destinasi super prioritas ini diharapkan 4 tahun ke depan destinasi ini akan menjadi ladang emas.
Dijelaskan, adapun peningkatan fasilitas yang dilakukan antara lain penambahan jalan, jembatan, sumber daya air, permukiman dan perumahan. Dengan total anggaran pada tahun 2019 mencapai Rp 1,71 miliar menjadi Rp 7,27 miliar.
Sementara Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brojonegoro mengatakan, pariwisata harus menjadi pemeran utama dalam sumber pendapatan negara yang bisa menstabilkan ekonomi.
” Pariwisata itu bukan lagi sektoral tapi harus diposisikan sebagai penghasil devisa utama sehingga diharapkan lebih fokus untuk meningkatkan pendapatan devisa,”
Bambang mengatakan, Bappenas menargetkan pada tahun 2024 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia mencapai 26 juta orang. Dan pergerakan wisata nusantara mencapai 350-400 juta orang. Sedangkan devisa yang diperoleh dari wisman sekitar 28 miliar dolar AS.
Bahkan Bappenas juga menargetkan jumlah wisman hingga 2045 atau pas di usia Indonesia ke 100 tahun, sebanyak 73 juta orang. “Kalau pariwisata bisa mendatangkan devisa yang cukup besar, kita tidak perlu deg degan dalam menghadapi perekonomian global seperti saat ini, Apalagi defisit ekonomi yang makin melebar.
Bambang optimistis pariwisata bisa menstabilkan devisa Indonesia dan menstabilkan perekonomian Indonesia, tegasnya.