JAMBI, bisniswisata.co.id: Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo) gencar mendorong pelaku UMKM untuk segera mengenal marketplace. Lewat acara bertajuk Grebeg Pasar UMKM Go Online di Kota Jambi lebih dari 2000 pedagang berhasil memiliki toko online di marketplace.
Puti Adella Elvina Kepala Seksi Pengembangan dan Fasilitasi Platform Perdagangan Kominfo RI mengatakan bahwa sosialisasi, edukasi dan pendampingan door-to-door kepada pelaku UMKM paling efektif mengingat kesibukan para pedagang di kios mereka.
“Kami menggelar acara di pasar-pasar untuk menjaring dan menciptakan kantung-kantung ekosistem baru di pusat perniagaan. Di Jambi pada 23 Agustus hingga 5 September 2019 kami door-to-door ke enam pasar,” papar Ade di tengah kesibukannya menyiapkan agenda Grebeg Pasar dalam keterangan resminya, Selasa (10/09/2019).
Selama 12 hari Direktorat Ekonomi Digital Kementerian Kominfo RI lewat Relawan Pandu Digital telah melakukan sosialisasi, edukasi dan pendampingan pemanfaatan marketplace untuk menunjang pelaku UMKM berdagang. Ade berharap dengan adanya ekosistem baru akan memudahkan stakeholder melakukan pembinaan.
“Berdagang di marketplace ini kan butuh trik-trik tertentu. Mereka yang baru bergabung (di marketplace) butuh pembinaan lebih jauh agar mereka segera go digital. Saya berharap dari marketplace maupun dari dinas-dinas terkait segera melakukan pendampingan dan pembinaan agar pelaku UMKM ini merasakan manfaat hadirnya platform digital yang lebih aman dan nyaman untuk berdagang,” lanjut Ade.
Enam pasar yang menjadi target adalah Pasar Angso Duo, Pasar Talang Banjar, Pasar Mega, Pasar Mama, Pasar Istana dan Pasar Kecamatan. Disamping enam pasar tersebut para relawan juga berpencar ke pusat-pusat perniagaan lain untuk memaksimalkan waktu.
Dari enam pasar yang menjadi target adalah para pedagang di Pasar Kecamatan atau biasa disebut juga Pasar Malioboro yang memiliki antusias paling tinggi untuk mengenal marketplace. Para pedagang di pasar Kecamatan rata-rata usianya relatif masih muda. Mereka bukan hanya berasal dari Jambi melainkan juga dari Padang, Palembang, Medan, Makassar bahkan dari Pulau Jawa.
Misa Purnama (29) pedagang pakaian di pasar Kecamatan menyambut baik acara Grebeg Pasar. Sudah lama ia berniat untuk membuat akun penjual di salah satu marketplace. Tapi bingung untuk memulainya karena banyak kolom yang harus diisi. Relawan Pandu Digital pun memandu Misa hingga bisa meng-upload satu produk dagangannya. “Saya sih kalau marketplace ya cuma untuk belanja. Pengen bisa berjualan disitu tapi cara mendaftarnya saya bingung takut salah,” kata Misa.
Sebagai penjual hijab di Pasar Kecamatan, Yuliana (26) memiliki beberapa aplikasi marketplace di gadgetnya. Ia sering memeriksa model-model busana muslim yang lagi tren lewat aplikasi tersebut. Ia juga telah berjualan online namun hanya lewat media sosial saja. Ia ingin fokus di marketplace jika peluangnya memang besar. “Lewat medsos sih udah (jualan). Kalau memang jualan di marketplace bisa laku banyak ya nanti saya mau fokus juga,” kata Yulia.
Bergabungnya para pelaku UMKM di pasar-pasar ke marketplace akan membuka peluang baru berkembangnya pasar tradisional ke pasar digital. Tidak lagi hanya mengandalkan cara-cara konvesional, pedagang juga dapat aktif berdagang di kanal-kanal e-commerce.
“Dengan berkembangnya pasar tradisional ke pasar digital maka industri-industri lain juga akan mendapat keuntungan. Jasa pengiriman misalnya, platform pembayaran digital dan perlengkapan packaging sudah pasti akan tumbuh sebagai industri pendukung layanan belanja online,” terang Ade.
“Saya yakin jika ekosistem ini benar-benar terwujud, pasar tradisional tetap akan menjadi sentra perdagangan dua jalur. Pertama adalah jalur offline dan kedua jalur digital,” tutup Ade. (end)