INTERNATIONAL

Badai Faxai Menyambar, 17 Ribu Penumpang Udara Terdampar

TOKYO, bisniswisata.co.id: Sedikitnya 17 ribu penumpang terdampar di Bandara Narita Tokyo Jepang, sejak Senin (9/9), setelah kota tersebut dihantam Badai Faxai yang menyebabkan kekisruhan transportasi di Ibu Kota Jepang. Badai itu, menyebabkan lebih dari 100 penerbangan dibatalkan serta jalan dan kereta menuju bandara terhambat. Hal itu menyebabkan mayoritas orang tidak memiliki opsi transportasi menuju Tokyo yang terletak 70 kilometer dari bandara.

Seperti dilansir AFP, Selasa (10/09/2019) Badai itu bergerak melewati Tokyo dan melumpuhkan transportasi. Stasiun kereta bawah tanah utama di Tokyo dijejali banyak penumpang pada Senin pagi. Kemacetan terjadi saat penumpang menunggu kereta peluru dan layanan kereta bawah tanah yang telah ditutup. Layanan kereta api secara bertahap dilanjutkan pertengahan pagi, tetapi semua jalur masih mengalami penundaan.

Badai ini memicu peringatan evakuasi terhadap ribuan masyarakat, membuat pemadaman listrik, dan mengganggu perjalanan moda transportasi umum. Stasiun televisi nasional Jepang, NHK, mengabarkan melalui akun Twitter resminya bahwa sebanyak 5.000 warga di prefektur Chiba dan Kanagawa telah diperintahkan untuk melakukan evakuasi.

Selain itu, petugas setempat juga menerbitkan imbauan evakuasi tidak wajib bagi lebih dari 390 ribu orang, seiring dengan munculnya perkiraan terkait hujan dan angin kencang yang dapat mencapai proporsi tertentu.

Juru bicara Bandara Narita Kei Miyahara mengatakan bahwa sekitar 16.900 orang terjebak di bandara pada Senin (9/9) malam. “Saat ini, para penumpang telah bergerak meninggalkan bandara menuju tujuan mereka setelah bus dan kereta kembali beroperasi,” ujar Miyahara, Selasa (10/9).

Bandara narita yang terletak di Kota Chiba, timur Tokyo, berada dalam jalur Badai Faxai yang membawa angin dengan kecepatan hingga 207 kilometer per jam.

Foto-foto menunjukkan jalan-jalan yang banjir, dipenuhi dengan pohon-pohon dan cabang-cabang yang tumbang. Pada hari Senin, para pekerja cenderung memasang rambu-rambu dan lampu-lampu jalan yang meledak. Para karyawan di stasiun kereta Higashi Chiba memeriksa atap yang terpelintir dan terbelah.

Badai Faxai diperkirakan akan menyebabkan kekacauan perjalanan kereta komuter, akibat penundaan jadwal pada berbagai jalur utama. “Kami perlu memeriksa jalur dan memastikan apakah ada kerusakan karena topan diperkirakan akan melewati wilayah ini semalam,” ujar seorang juru bicara perusahaan kereta.

Operator Kereta Api Jepang Utara menyatakan bahwa kereta peluru di lima jalur sedang beroperasi meskipun dengan kecepatan lebih rendah, sedangkan pihak Kereta Api Pusat Jepang menunda operasional kereta peluru Tokaido dengan tujuan kota Tokyo dan Odawara karena angin kencang.

Badai tersebut sebelumnya telah menyebabkan gangguan perjalanan kereta, dengan menyebabkan sekitar 100 jadwal kereta peluru yang menghubungkan Tokyo dengan kota-kota di pusat dan barat Jepang ditunda pada Minggu (8/9) kemarin, bersamaan dengan pembatalan perjalanan kapal feri di teluk Tokyo.

Tidak hanya kereta api, lebih dari 100 penerbangan yang dijadwalkan pada hari Senin dibatalkan, dan sebagian jalan raya pantai ditutup di bagian barat Kota Kanagawa akibat badai. Beberapa pusat perbelanjaan dan taman bermain, termasuk Tokyo Disneyland, ditutup lebih awal dari jadwal biasanya akibat badai yang akan datang.

Topan Faxai yang berkecepatan 216 kilometer per jam sebelumnya menerjang prefektur Chiba, bagian utara Tokyo, pada dini hari setelah melewati Teluk Tokyo. Saat ini badai telah bergerak ke arah utara dengan kecepatan 25 kilometer per jam dan diperkirakan akan menghantam wilayah timur laut Jepang sebelum kembali ke Pasifik.

Jepang sudah terbiasa dengan terjangan badai tropis dan angin topan pada saat akhir musim panas dan awal musim gugur. Pertengahan Agustus lalu, Badai Krosa menyerang wilayah barat Jepang dengan membawa angin kencang dan hujan deras hingga menelan satu korban jiwa. Sedangkan pada akhir Agustus, banjir besar akibat hujan deras di wilayah yang sama juga menelan tiga korban meninggal. (ndy)

Endy Poerwanto