Lama Vakum, PFN Lahirkan Film Borobudur Love Story

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Setelah 26 tahun vakum di dunia layar lebar, kini Produksi Film Negara (PFN) – BUMN yang berkiprah di bidang perfilman, kembali memproduksi film terbarunya. Film berjudul Kuambil Lagi Hatiku (Borobudur Love Story) menggandeng pihak Taman Wisata Candi Borobudur dan Prambanan – BUMN bergerak di bidang pariwisata.

PFN terakhir memproduksi “Pelangi di Nusa Laut” (1992) dan “Surat untuk Bidadari” (1994). Kali ini PFN memilih genre romantis dengan latar belakang Candi Borobudur. Film ini disutradarai Azhar Kinoi Lubis dengan Salman Aristo menjadi produser dan penulis skenario. Film bercerita tentang Sinta (Lala Karmela) seorang India keturunan, yang tengah merencanakan pernikahan dengan Vikas (Sahil Sah). Cerita cinta mereka berdua berlatar tempat di India, termasuk adegan romantis di Taj Mahal.

Sayang menjelang pernikahannya, Widi (Cut Mini) – sang ibu mendadak kabur ke Indonesia. Sinta yang didesak untuk mempercepat pernikahan oleh calon mertua, terpaksa mencari tahu ibunya pergi kemana. Setengah mati Sinta memutar otak mengira-ngira kemana tujuan sang ibu. Dia teringat dengan kotak tua kenangan ibunya dan mendiang sang ayah.

Di kotak itu, Sinta menemukan foto-foto lama orangtuanya di Borobudur. Tanpa pikir panjang, Sinta nekat pergi menyusul sang Ibu tercinta untuk membawanya pulang. Vikas awalnya bersikeras untuk menemani, namun Sinta butuh Vikas supaya bisa mengalihkan perhatian keluarganya.

Semua demi rentetan upacara pernikahan mereka. Vikas setuju, dengan syarat, Sinta harus selalu mengabari Vikas setiap waktu. Sinta mengiyakan. Bermodalkan beberapa foto lama orang tuanya, Sinta pergi ke kampung sang ibu, bahkan tak pernah dia ceritakan sebelumnya, Desa Borobudur.

Saat di Borobudur, masalah makin rumit dan menegangkan. Sinta bertemu dengan Panji (Dimas Aditya). Sinta sempat diculik. Panji pun meminta bantuan padepokan silat untuk membongkar penculikan.

Dibintangi oleh Lala Karmela, Cut Mini, Dimas Aditya, Ria Irawan, Sahil Shah, Dian Sidik, dan Ence Bagus. Film ini sudah memulai produksi pada September 2018 dan akan ditayangkan pada hari ini, Kamis 21 Maret 2019 di gedung bioskop.

Mengambil latar keindahan Candi Borobudur, film ini hendak memperlihatkan tentang kekayaan budaya dan keberagaman Indonesia. Pemilihan Borobudur bukan sekadar setting film, namun juga merupakan sebuah aspek penting dari film. Patut diingat bahwa Candi Borobudur adalah bangunan yang termasuk dalam World Heritage Site oleh UNESCO.

Film “Kuambil Lagi Hatiku” merupakan produksi terbaru dari PFN setelah terakhir melakukannya di era 90an. PFN merupakan salah satu perintis industri film di Indonesia pada saat terbentuk. Berdiri di tahun 1934, sejarah perfilman Indonesia tak lengkap jika tidak membahas PFN. PFN adalah saksi sejarah perjuangan bangsa dan salah satu perusahaan perfilman yang tetap bertahan hingga sekarang.

Pada masa aktifnya, PFN memproduksi film dokumenter bertema kepahlawanan, lalu berkembang membuat film cerita yang bertema pendidikan dan penerangan yang mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

Produser dan Dirut PFN Abduh Aziz mengatakan setelah lama absen, memang ada komitmen baru dari deputi di PFN yang secara total menyadari harus bangkit lagi dari segi produksi film. PFN sedikit berbeda dengan masa lalu. Sebagai instrumen negara, sekarang PFN menjadi Perum di mana semakin berpeluang mengembangkan cerita dalam film.

“Kesepakatan antara produser untuk cerita ini ada sutradara lama yang saya kejar. Dan hari film nasional itu terjadi di Maret, kita berharap kiprah PFN ke depan juga bisa meramaikan terus perfilman. Ini adalah karya yang sungguh-sungguh,” papar Aziz dalam keterangan resminya, Kamis (21/03/2019).

Dari judulnya, punya banyak arti dan mengandung unsur dua budaya. Selain menekankan pesan, film tidak melupakan unsur budaya negeri sendiri di tengah globalisasi, tetapi juga perlu mengapresiasi budaya lain. “film ini diharapkan menjadi langkah baru memproduksi film berkualitas,” sambungnya. (ENDY)

Endy Poerwanto