KOMUNITAS

Komunitas Peduli Sampah Lebih Efektif

JAKARTA, Bisniswisata.co.id: Guna mengatasi persoalan sampah, pemerintah dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengakui peran serta komunitas. Komunitas peduli sampah yang ada di masyarakat dipandang jauh lebih efektif untuk mengatasi persoalan.

“Sekarang paradigma kita ubah, bukan pemerintah sebagai pelaku, tetapi masyarakat itu terutama komunitas-komunitas yang peduli dengan masalah sampah di masyarakat,” kata Sekretaris Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya, Beracun, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ade Palaguna seperti diunduh laman MediaIndonesia.com, Senin (22/01/2018).

Dilanjutkan, Dirjen Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 KLHK akan menjadi fasilitator bagi kegiatan-kegiatan masyarakat terkait dengan pengelolaan sampah. Pihaknya telah melakukan program percontohan bersama dengan 30 komunitas peduli sampah di Jabodetabek yang nantinya menjadi percontohan di daerah-daerah lain.

“Kalau di DKI misalnya ada pasukan orange, ada bank sampah, dan komunitas peduli sampah lainnya yang jika itu memang efektif bisa kita terapkan juga di daerah-daerah lain, walaupun pada ujungnya dengan semua upaya ini masyarakat memiliki kebiasaan untuk mengurangi sampah. Itu yang penting,” kata Ade sambil menambahkan slogan kampanye yang dipakai pemerintah saat ini adalah #BersihBisaKoq.

Dengan slogan ini, kata dia, masyarakat diajak untuk melakukan pola hidup bersih bebas dari sampah. “Ini seruannya lebih positif karena mengajak masyarakat untuk tidak mudah membuang sampah, juga tidak mudah memproduksi sampah dan dalam pola sehari-harinya misalnya untuk berbelanja membawa kantong plastik sendiri sehingga tidak menambah jumlah sampah,” jelasnya.

Dengan kata lain, sambil tetap mengampanyekan 3 R (reduce, reuse, dan recycle) masyarakat, agar mengurangi sampah lebih dahulu sebelum berbicara mengenai aspek daur ulang. “Kenapa aspek daur ulang tidak kita tonjolkan, karena jangan sampai ini jadi afirmasi seolah-olah menumpuk sampah tidak apa-apa karena toh akhirnya bisa didaur ulang, termasuk kampanye Sampah Jadikan Berkah itu juga problematik,”.

Secara terpisah, Pembina Bank Sampah Induk Satu Hati Jakarta Barat Tuty Ernawati yang juga menjadi mitra Dirjen Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengakui, pihaknya kini tengah mengelola 380 Bank Sampah Unit (BSU) yang tersebar di seluruh kelurahan Jakarta Barat.

Senada, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar di acara Gembira Bersama Kelola Sampah Menuju Hidup Bersih dan Sehat di Plaza Balai Kota Bandung, kemarin, menegaskan pentingnya pengelolaan sampah secara maksimal.

Sebabnya, selama ini produksi sampah yang terus bertambah tidak diiringi dengan budaya pengelolaan yang baik dan benar. Selain itu, keberadaan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah pun tidak optimal akibat keterbatasan lahan.

Siti mencontohkan sampah padat dari masyarakat menjadi pencemar utama Sungai Citarum, selain limbah industri. Banyaknya sampah di sungai tersebut akibat buruknya pengelolaan sampah oleh masyarakat. (MIO)

Endy Poerwanto