PALU, bisniswisata.co.id: Komunitas bienalithikum, kumpulan seniman dan pakar situs megalith berkolaborasi dengan menyajikan Festival Lembah Lore, di Lembah Pekurehua, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah pada 8 hingga November 2018. Wilayah lembah lore kaya potensi budaya dan adat istiadat yang masih terjaga hingga sekarang.
“Kawan-kawan yang tergabung dalam Bienalithikum tertarik dan sevisi terkait pelaksanaan Festival Lembah Lore untuk mendukung pengembangan sektor kepariwisataan di Sulawesi Tengah, khususnya Poso,” kata Ketua Panitia Penyelenggara Mochammad Subarkah di Palu, Rabu (25/7/2018).
Festival ini menitikberatkan beberapa rangkaian acara yang menampilkan seni tradisi, budaya dan adat istiadat di Lembah Lore. Penampilan seni ini akan diperlengkapi pula dengan kuliner, mozaik tanaman obat-obatan, mozaik tanaman pangan dan pameran produk lokal khas Lembah Lore, serta lomba dan eksebisi foto yang mencerminkan Lembah Lore.
Festival Lembah Lore yang pertama kalinya digelar ini mengambil tema “Merajut Tradisi Melestarikan Alam” yang diselenggarakan berdasarkan potensi lokal untuk mengembangkan produk dan mata pencaharian masyarakat serta kebutuhan akan keterlibatan dan dukungan publik yang lebih besar.
Konsumen dan para pembuat kebijakan yang memiliki pengaruh yang besar dan kebanyakan berada di ibu kota provinsi dan nasional dapat menjadi pioner dalam membumikan entitas produk komunitas yang lestari dan berkelanjutan.
Festival ini bukan hanya sebuah perayaan, juga menjadi terobosan bagi community enterprises yang berkelanjutan. Festival ini berusaha menjadi katalisator untuk mendukung penjualan berkelanjutan dan dukungan terhadap produk lokal dari para pengambil keputusan dan konsumen, ujarnya.
Selama festival, isu kebijakan lintas sektoral yang memengaruhi keberhasilan atau bahkan kegagalan inisiatif masyarakat ini akan dibahas dalam beberapa diskusi yang dirancang semenarik mungkin.
Neni Muhidin selaku inisiator kumpulan bienalithikum akan mengkaji dan mengeksplorasi melalui beragam kegiatan dalam bentuk seni pertunjukan dan pendidikan untuk memberi pengetahuan terkait situs megalith yang tersebar di seluruh Lembah Lore yakni Bada, Behoa dan Pekurehua.
Kolaborasi dalam festival ini sangat menarik mengingat begitu kayanya budaya dan peninggalan di Lembah Lore yang mesti diketahui baik anak-anak maupun masyarakat kita dan masyarakat duni, tambahnya seperti dilansir laman Antara.
Salah satu cara memperkenalkannya adalah dengan mengemas sebuah iven yang menarik tentunya seperti yang direncanakan oleh kawan-kawan dari gabungan konsorsium yang bekerja di wilayah lanskap Lariang dan didukung oleh masyarakat dan pemerintah daerah Kabupaten Poso.
Festival Lembah Lore memiliki beberapa item kegiatan selain memperkenalkan produk-produk lokal yang digali berdasarkan pengetahuan dan budaya serta adat istiadat masyarakat. Harapannya, para pihak dapat berkontribusi dan berkoloborasi dalam mendukung potensi serta produk komunitas melalui festival yang akan diselenggarakan. (NDY)