WASHINGTON DC, bisniswisata.co.id: Hawa dingin yang melanda Ibu Kota Amerika Serikat, yang menyentuh 3 derajat Celcius tak mengurangi antusiasme penonton memadati Katedral Nasional Washington, D.C untuk menikmati pertunjukan gamelan Jawa dan Bali yang dipadukan dengan orchestra dari PostClassical Ensemble. Gelaran ini, mampu menghangatkan penonton yang hadir.
Penampilan hasil kolaborasi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington, D.C., dengan PostClassical Ensemble dan Washington National Cathedral ini, berlangsung selama 3 jam. Juga dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan perayaan ulang tahun ke-70 hubungan diplomatik Indonesia dan Amerika Serikat yang jatuh pada 2019.
Konser dibuka dengan langgam Lir-ilir dan Sesonderan yang diiringi Gamelan Jawa sekaligus untuk menyambut para penonton memasuki gedung katedral. Setelah itu, rangkaian atraksi tarian tradisional Indonesia, yakni Tari Merak yang diiringi Gamelan Jawa, Tari Margapati dan Tari Topeng Tua dari Bali dipertunjukkan memesona hadirin.
“Konser ini bertujuan untuk menunjukkan besarnya pengaruh gamelan terhadap musik klasik Barat. Dan banyak warga Amerika yang tertarik dengan kesenian tradisional Indonesia,” papar Wakil Duta Besar RI untuk Amerika Serikat Iwan Freddy Hari Susanto alam keterangan tertulis, Sabtu (26/1/2019).
Dalam pertunjukan kali ini sebagian para pemain Gamelan Jawa dan Bali adalah warga negara Amerika Serikat yang memang mengagumi budaya Indonesia. Mereka secara rutin berlatih setiap minggu di KBRI Washington DC yang dipimpin oleh Muryanto (pelatih Gamelan Jawa) dan I Nyoman Suadin (Gamelan Bali).
Penampilan piano dan orkestra karya Lou Harrison serta rangkaian konser piano masuk dalam rangkaian acara selanjutnya. “Kita semua di sini untuk menyaksikan hubungan yang unik dan erat antara Gamelan dan musik klasik Barat,” papar Freddy.
Dilanjutkan, pagelaran kolaborasi ini menjadi satu bukti pengaruh Gamelan Indonesia yang sudah sangat lama menjadi inspirasi bagi para komposer ternama Eropa dan Amerika. “Kami sangat bangga kesenian dan budaya Indonesia mendapat smabutan luar biasa di Amerikan. Meski suhu udara yang dingin mereka sangat antusias menikmati pertunjukan ini,” sambungnya.
Direktur Eksekutif PostClassical Ensemble, Joseph Horrowitz mengakui tidak ada jenis musik non-Barat lain yang pengaruhnya begitu luar biasa terhadap tradisi Barat selain gamelan.
Nama-nama besar seperti Claude Debussy, Lou Harrison, dan Colin McPhee merupakan contoh komposer dari negara Barat yang maha karya mereka sangat terinspirasi oleh karakter gamelan yang indah dan karakter suaranya yang sangat berbeda dari aliran musik Barat.
Dalam konteks tersebut, konser ini sekaligus memberi pengakuan terhadap kontribusi gamelan sebagai elemen pemersatu yang dapat menjembatani saling pengertian antarbangsa. (redaksibisniswisata @gmail.com)