Ketupat, Makanan Andalan Saat Lebaran

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Lebaran sebentar lagi….. Umat muslim tengah bersiap-siap menyambut hari Raya Idul Fitri. Ada berbagai persiapan yang biasanya dilakukan untuk menyambut lebaran, salah satunya adalah makanan. Di segala penjuru dunia bagi umat muslim yang merayakan Idul Fitri tentu mempunyai makanan khas saat menyambut Idul Fitri.

Di Indonesia ada makanan yang wajib saat lebaran tiba, yakni Ketupat. Makanan andalan saat lebaran ini, sudah menjadi tradisi masyarakat Tanah Air yang tak pernah ditinggalkan. Ya, lebaran tak akan terasa lengkap tanpa adanya ketupat.

Ketupat terbuat dari beras yang dibungkus dengan pembungkus yang terbuat dari anyaman daun kelapa muda atau janur. Ketupat kerap dihidangkan bersama dengan opor, rendang, atau kentang balado. Tak hanya Indonesia, berbagai negara di Asia Tenggara juga sering menghidangkan ketupat seperti Singapura, Malaysia dan Filipina yang tentunya dihidangkan dengan cara berbeda.

Namun, pernahkah kalian bertanya-tanya, sebenarnya seperti apa asal-usul ketupat? Ternyata ketupat sudah ada sejak zaman Hindu-Budha lo. Jauh sebelum ketupat menjadi bagian tradisi lebaran masyarakat Indonesia.

Semua berawal dari Sunan Kalijaga abad ke-15, dimana ia menjadikan ketupat sebagai budaya dan memaknainya dalam filosofi Jawa. Jika diartikan, ketupat adalah kependekan dari “ngaku lepat” atau laku papat yang berarti mengakui kesalahan dan laku papat atau empat tindakan.

Filosofi ketupat dipakai Sunan Kalijaga sebagai upaya dakwahnya menggunakan filosofi Jawa berbaur nilai keislaman kepada masyarakat. Dakwah sunan Kalijaga menggunakan ketupat ini efektif dan dijadikan makanan khas saat lebaran.

Filosofi ketupat itu ada empat antara lain Pertama, Mencerminkan beragam kesalahan manusia. Hal itu bisa terlihat dari rumitnya bungkusan atau anyaman ketupat. Kedua, Kesucian hati. Setelah ketupat dibuka, akan terlihat nasi putih. Hal itu mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah memohon ampunan dari segala kesalahan.

Ketiga, Mencerminkan kesempurnaan. Bentuk ketupat begitu sempurna dan hal itu dihubungkan dengan kemenangan umat Islam setelah sebulan lamanya berpuasa Ramadan dan akhirnya merayakan Idulfitri. Keempat, Simbol permohonan maaf. Karena ketupat biasanya dihidangkan dengan lauk yang bersantan, dalam pantun Jawa kadang disebutka “kupa santen“ yang artinya ’Kulo lepat nyuwun ngapunten (Saya salah mohon maaf).

Karena itu, sejak dulu hingga kini ketupat dihidangkan ketika lebaran berkaitan dengan pengakuan kesalahan dan permintaan maaf yang kerap umat muslim lakukan di Hari Raya Idul Fitri.

Meski kerap dihidangkan ketika lebaran, bukan berarti hanya menemui ketupat setahun sekali ya. Hal ini lantaran ada banyak sekali kuliner nusantara yang menyajikan ketupat. Sebut saja kupat tahu (Sunda), katupat kandangan (Banjar), grabag (Magelang), coto Makassar (Makassar) dan masih banyak lainnya.

Nah, sudahkah tersedia anyaman ketupat? (NDY)

Endy Poerwanto