DAERAH NEWS

Ketika Pandemi Global Membawa Berkah Bagi Konservasi Laut Raja Ampat


Pulau Fam di Raja Ampat yang ditetapkan jadi kawasan konservasi  ( Foto:Tirto.ID)

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Selalu ada hikmah di setiap musibah. Ketika pandemi global virus Corona melanda seluruh dunia ternyata membawa berkah bagi konservasi laut Raja Ampat, satu dari 10 destinasi prioritas di negri ini.

“Selama pandemi virus corona mewabah, ekologi di Raja Ampat pun membaik selama beberapa bulan belakangan. Tak ada lagi hiruk pikuk wisatawan di Raja Ampat sejak pembatasan perjalanan karena corona, berdampak positif terhadap lingkungan di Raja Ampat,” kata Mark Erdman, Vice President Asia-Pacific Field Division Conservation International.

“Ini juga cukup menarik, kita lihat terumbu karang dan mega fauna di Raja Ampat justru diberikan istirahat pada saat ada masa COVID-19. Di beberapa dive site yang dulu menjadi sangat crowded justru terumbu karang tumbuh dengan baik tanpa adanya divers atau snorkelers,” kata Mark lewat Webinar belum lama ini.

Mark juga mengungkapkan bahwa tingkat underwater noise, atau suara kebisingan dari kapal-kapal yang biasa mengangkut wisatawan berkurang. Hal tersebut membuat hewan-hewan laut yang sebelumnya bersembunyi pun muncul kembali.

“Bahkan dilaporkan, manta dan hiu bisa dilihat di air dangkal di tempat yang dulu banyak wisatawan lalu lalang. Paus dan lumba-lumba juga akan lebih senang, karena laut terhindar dari kebisingan,” lanjut Mark.

Saat pariwisata terhenti, otomatis laut di Raja Ampat menjadi sepi, bahkan masyarakat lokal yang bekerja di pariwisata beralih profesi sebagai pencari ikan dan berkebun.

Data Kementrian Kelautan Perikanan ( KKP) Raja Ampat pada Januari hingga Maret 2020, wisatawan domestik ada 514 orang dan wisarawan mancanegara 7076 sehingga total kunjungan pada periode mencapai 7590 orang.

Tahun lalu pada periode sama kunjungan wisatawan domestik mencapai 3.056 orang dan wisatawan internasional 25.131 orang sehingga total wisatawan yang datang adalah 28.187 orang. Sebagai suatu kawasan wisata bahari, Raja Ampat terbukti berhasil menarik perhatian wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik. 

Kepulauan Raja Ampat merupakan jantung segitiga karang dunia (Heart of The Coral Triangle) dan sudah diakui sebagai salah satu kawasan yang memiliki terumbu karang terbaik di dunia. 

Selain ekosistem terumbu karang, Raja Ampat juga memiliki hamparan padang lamun, hutan mangrove, pantai berpasir dan pantai tebing berbatu. Berbagai spesies lokal terancam punah ditemukan di kawasan ini, seperti penyu, hiu, paus, pari manta, dugong dan lumba-lumba. 

Kondisi ini menjadikan perairan Raja Ampat memenuhi syarat sebagai kawasan konservasi sekaligus sebagai kawasan destinasi pariwisata superprioritas bahkan Raja Ampat telah berkembang menjadi ikon pariwisata bahari Indonesia, menjadi daya tarik pelancong dunia.

Sebagai kawasan yang paling populer (the hottest spot) di negara ini, ditinjau dari sisi pariwisata bahari. Kalau tren peningkatan jumlah pelancong ini tidak berubah di masa yang akan datang, maka dalam sepuluh tahun ke depan, akan begitu banyak manusia yang mengunjungi Raja Ampat. 

Untuk menjaga keberlanjutan setiap potensi sumberdaya yang dimiliki, maka pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Raja Ampat perlu mengembangkan konsep ekowisata, yaitu pariwisata yang berwawasan lingkungan.

“Kita juga mendapat laporan bahwa penangkapan ikan makin mudah untuk beberapa masyarakat lokal di Raja Ampat. Saya pikir ini satu hal yang sangat postif, justru kita melihat bahwa konservasi laut daerah di Raja Ampat berfungsi dengan sangat baik untuk ketahanan pangan masyarakat lokal,” papar Mark.

Walaupun alam diberikan untuk istirahat selama kurang lebih dua bulan ini, Mark mengingatkan bahwa sektor pariwisata di Raja Ampat merupakan roda ekonomi yang harus digerakkan.

“Tentunya ini waktu untuk refleksi, saya lihat Raja Ampat diberikan kesempatan untuk merumuskan arah dan pengembangan pariwisata di Raja Ampat,” pungkas Mark.

Perhatian pemerintah pusat terhadap pengembangan pariwisata di Raja Ampat memang besar dan masuk dalam 10 Destinasi Pariwisata Prioritas atau masuk dalam Program Prioritas Strategis dalam RPJMN 2020-2024.

Di tempat terpisah, Januari lalu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan akan memprioritaskan dukungan terhadap lima destinasi super prioritas di tahun ini.

“Dalam pemikiran kami adalah pemikiran yang sesuai dengan visi presiden. Kami melanjutkan lagi enam tujuan wisata prioritas itu ada Raja Ampat, Wakatobi, Morotai, Tanjung Lesung, Tanjung Kalayang, dan Pulau Seribu, itu jadi prioritas,” ujar  Budi, 

Dukungan terhadap lima daerah pariwisata super prioritas yang dikerjakan saat ini harus rampung di tahun 2020 dan dukungan di tahun depan pun masuk dalam lima program prioritas di 2021. 

Selain pembangunan konektivitas transportasi mendukung sektor pariwisata, program lainnya ada di sektor logistik, daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (TPK), Ibu Kota Negara Baru (IKN), serta pengembangan SDM.

Baca Juga:

https://bisniswisata.co.id/new-normal-raja-ampat-mampukah-wujudkan-wisata-ekologis-dan-eksklusif/

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)