JAKARTA, bisniswisata.co.id: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan jumlah lulusan perguruan tinggi vokasi pariwisata di bawah naungan Kemenparekraf/Baparekraf mencapai 2.200 lulusan pada 2024 dari 1.500 lulusan di tahun 2020.
“Prioritas Kabinet Indonesia Maju dalam lima tahun ke depan adalah pengembangan SDM, maka pendidikan vokasi menempati posisi yang strategis,”kata Menparekraf Sandiaga Uno, hari ini.
Berbicara saat “Launching Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata (SBMPTNP), Senin (1/2/2021) siang di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Menparekraf mengatakan Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata bertugas mempersiapkan SDM Pariwisata yang unggul untuk mendukung keberlangsungan industri pariwisata dan ekonomi kreatif.
Tidak hanya lulusan SDM pariwisata yang unggul, tapi juga lulusan yang siap untuk menjadi wirausahawan muda, pemimpin mandiri, sekaligus pegiat ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif sehingga dapat membuka lapangan kerja seluas-luasnya dan meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat.
Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2020 – 2024, Kemenparekraf/Baparekraf menargetkan peningkatan jumlah tenaga kerja pariwisata dari 10 juta tenaga kerja di tahun 2020 menjadi 12 juta tenaga kerja di tahun 2024. Ditambah jumlah tenaga kerja ekonomi kreatif dari 17,25 juta tenaga kerja di tahun 2020 menjadi 19,9 juta tenaga kerja di tahun 2024.
Dalam upaya pengembangan SDM yang unggul dan berdaya saing, Kemenparekraf/Baparekraf akan mewujudkannya melalui tiga strategi yang tertuang dalam Renstra tahun 2020–2024.
Pertama, optimasi kelembagaan maupun kurikulum pendidikan dan pelatihan vokasi pariwisata dan ekonomi kreatif. Kedua, meningkatkan sertifikasi kompetensi SDM pariwisata dan ekonomi kreatif, dan yang ketiga melakukan penguatan komunitas dan kelembagaan pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Poltekpar kita ke depan harus dapat berkolaborasi dengan institusi pendidikan di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif dan juga perusahaan terbaik dunia, terutama perusahaan berbasis digital yang selama ini mungkin terkoneksi dengan pariwisata dan ekonomi kreatif,” ungkapnya
Hal ini termasuk kerja sama dengan desa-desa wisata, karena kita ingin membuka peluang usaha dan peluang kerja bagi masyarakat, tambah Sandiaga.
SBMPTNP 2021
SBMPTNP adalah Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Pariwisata Negeri yang berada di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Pendaftaran dan seleksi yang dilakukan secara bersama dan terintegrasi antara Politeknik Pariwisata Bandung, Poltekpar Bali, Poltekpar Medan, Poltekpar Makassar, Poltekpar Palembang, dan Poltekpar Lombok.
Wakil Ketua SBMPTNP yang juga Ketua STP NHI Bandung, Faisal, menjelaskan, proses pendaftaran dilakukan hanya satu kali secara bersama dan online yang dimulai pada 1 Februari sampai 27 Mei 2021.
Jumlah target penerimaan sebanyak 3.145 mahasiswa baru yang terdiri dari Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung sebanyak 650, Politeknik pariwisata Bali sebanyak 660, Politeknik Pariwisata Medan sebanyak 560.
Begitupula untuk Politeknik pariwisata Makassar sebanyak 650, Politeknik pariwisata Palembang sebanyak 300, dan Politeknik Pariwisata Lombok sebanyak 325 mahasiswa.
Jurusan yang dibuka adalah perhotelan kepariwisataan dan perjalanan yang terdiri dari 47 program studi Diploma 3, Diploma 4, dan pascasarjana.
Data dua tahun terakhir, minat anak muda Indonesia untuk bersekolah di Perguruan Tinggi Pariwisata di bawah Kemenparekraf/Baparekraf melalui jalur Penerimaan Bersama makin meningkat. Tercatat dari tahun 2019 peminat sebanyak 10.119 orang, meningkat menjadi 11.794 peminat di tahun 2020.
“Tidak dapat dipungkiri pelaksanaan SBMPTN pada tahun ini memiliki tantangan yang berbeda dikarenakan pandemi COVID-19 yang menyebabkan panitia harus memikirkan cara yang efektif dan sesuai dengan kondisi terkini,” kata Faisal.
Setelah pendaftaran, proses seleksi mahasiswa baru direncanakan akan dilakukan secara offline pada 3 Juni hingga 13 Juli 2021 dengan dua tahap pelaksanaan. Tahap pertama ujian bahasa Inggris dan ujian psikotes, serta tahap kedua ujian wawancara dan tes kesehatan mandiri.
“Pengembangan sumber daya manusia yang unggul di bidang kepariwisataan harus terencana baik input maupun dari segi proses,” kata Faisal.
Untuk menghasilkan input yang baik maka harus dilakukan proses sesuai dan tahapan dalam menentukan calon-calon yang akan dididik menjadi sumber daya manusia yang unggul di bidang kepariwisataan.