Panitia Tetap Anugerah Adinegoro PWI Pusat yang diketuai Rita Sri Hastuti menyelenggarakan Webinar “Berbagi Pengalaman Bersama Pemenang & Dewan juri 6 Kategori Anugerah Adinegoro 2021”. Acara yang akan berlangsung pada 6 Febuari mendatang, menyambut Hari Pers Nasional 9 Febuari 2021. Berikut profil pemenang kategori siber: Jonathan Pandapotan Purba
Sinopsis siber :
Artikel tentang usaha dan kerja keras pemerintah mendatangkan vaksin di akhir 2020 demi meredam penularan COVID-19. Tujuan artikel adalah untuk menumbuhkan optimisme sekaligus membangkitkan semangat masyarakat keluar dari pandemi.
Artikel bersifat mendalam dengan wawancara Satgas Covid-19, Kementrian Kesehatan, Epidemiolog Universitas Indonesia dan Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran.
Butuh waktu 3 hari untuk pengerjaan dan artikel juga dilengkapi dengan data grafik, infografis dan video.
JAKARTA, bisniswisata.co.id: Motto hidupnya bahwa “Kerja keras tak pernah mengkhianati hasil”, memotivasi aktivitas keseharian dari hidup Jonathan Pandapotan Purba, pemenang kategori Siber.
Bersama rekan duetnya di Tim Special Content, Windi Wicaksono, keduanya diganjar penghargaan paling bergengsi bagi insan pers Indonesia: Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2020.
Penghargaan kategori siber tersebut diberikan atas karya mereka yang berjudul, ‘Vaksinasi, Momentum Indonesia Bangkit dari Pandemi COVID -19’.
Menurut tim juri, tulisan itu berhasil menyampaikan pesan sesuai karakter media siber. Yakni, reportase aktual, mendalam, dan multimedia –konvergensi.
Meski piawai menulis artikel in depth, Jonathan ternyata punya latar belakang yang menarik karena bertahun-tahun malang melintang sebagai wartawan olahraga.
Jonathan alias Ijonk lama bertugas di desk sport. Ia pernah meliput event olahraga internasional di Barcelona, Abu Dhabi hingga Bangkok.
Penggemar Andriy Shevchenko ini juga pernah memenangkan lomba penulisan ‘Indonesia Mengoper Bola’ Bersama Xabi Alonso pada 2012 dan kuis olahraga yang digelar TVRI menjelang Asian Games 2018.
Pengalamannya sembilan tahun berkecimpung di media online diawali dengan berkarir sebagai Reporter Harian Kompas bulan September hingga Agustus 2011. Setelah itu selama dua tahun berikutnya Ijonk bergabung dengan Viva.co.id.
Liputan6.com menjadi media online ke tiga yang dikelolanya sebagai redaktur selama satu tahun tiga bulan. Pada bulan November 2014, posisinya naik menjadi redaktur senior dan mampu mengukir prestasi anugerah penghargaan Adinegoro 2020 di media yang sama.
Pria yang memiliki jaringan luas dilingkungan media ini mengaku gembira mendapat penghargaan Adinegoro kategori siber ini. “Rasanya Luar biasa bisa memenangi penghargaan Adinegoro 2020,” tegasnya.
Senang sudah pasti karena Ini adalah penghargaan tertinggi bagi insan pers Indonesia dan bisa meraihnya adalah pencapaian fenomenal. Apalagi penghargaan ini juga punya arti khusus, karena diberikan di depan Presiden Jokowi.
Menurut Jonathan, orang yang mengerti media dan pers, tentu paham bahwa Anugerah Adinegoro bukanlah penghargaan ‘kaleng-kaleng‘. Penghargaan ini adalah puncak tertinggi dari karier jurnalis di level nasional. Ibaratnya seperti meraih Piala Citra di dunia film Indonesia.
Mendapat penghargaan di saat sebagai individu maupun sebagai warga dunia tengah hidup di era pandemi global membuat keluarga terutama istri kaget ketika mendengar pengumuman Adinegoro.
“Bagi kami, ini jadi berkah luar biasa, apalagi di situasi sulit seperti pandemi sekarang. Banyak hal yang bisa dipelajari dari hari-ke hari dan tema tulisan yang membawa optimisme itu menjadi pemenang,! ungkapnya girang.
Ke depan Jonathan juga berharap prestasi yang diraihnya bersama tim akan memicu para jurnalis lainnya untuk membuat tulisan-tulisan yang baik. Seperti halnya ‘virus’ maka Anugerah Adinegoro menularkan virus kebaikan mencetak jurnalis berprestasi.
Sosok Adinegoro pastinya jadi sosok panutan di dunia jurnalistik. Sebagai pionir jurnalistik di Indonesia, kerja kerasnya dalam mengembangkan jurnalisme menjadi inspirasi bagi banyak orang.
” Adinegoro juga merupakan salah satu pendiri Perguruan Tinggi Jurnalistik yang berkembang menjadi IISIP Jakarta, yang merupakan almamater saya,” tutupnya.