CHESHIRE, UK, bisniswisata.co.id : Musim utama kapal pesiar dimulai pada bulan April ini dengan kapal-kapal besar pertama telah mengunjungi pelabuhan-pelabuhan di Jerman utara. Terminal Kiel, Hamburg, Rostock-Warnemünde, Bremerhaven, dan Wismar menerima layanan reguler kembali.
Meskipun terjadi krisis akibat pandemi ini, industri ini telah bangkit kembali, dan perusahaan pelayaran besar kini berada di jalur pertumbuhan. Dilansir dari tourism-review.com, kapal pesiar sudah memperkirakan permintaan yang tinggi pada tahun 2025.
Para ahli mengaitkan pemulihan cepat industri ini setelah pandemi dengan keinginan masyarakat untuk memiliki waktu bersama keluarga dan berbagi pengalaman.
Di saat perekonomian tidak menentu, konsumen cenderung memprioritaskan liburan. Asosiasi Perjalanan Jerman juga melaporkan adanya peningkatan keinginan untuk melakukan perjalanan di kalangan masyarakat Jerman, meskipun terjadi krisis ekonomi dan inflasi.
Dengan peningkatan penjualan sebesar 41 persen dibandingkan tahun 2023, kapal pesiar diharapkan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan pasar.
Jutaan Penumpang Kapal Pesiar Diharapkan Ada di Pelabuhan Jerman.Lima kota kapal pesiar besar di Jerman memperkirakan jumlah penumpang akan berada pada kisaran tujuh digit pada tahun 2024.
Cruise Gate Hamburg (CGH), operator di Hamburg, memperkirakan 1,1 hingga 1,3 juta wisatawan dalam 270 kunjungan. Pelabuhan Kiel mengharapkan sekitar satu juta tamu kapal pesiar dengan 173 panggilan, sementara Bremerhaven mengharapkan 101 panggilan dengan total sekitar 265,000 penumpang. Kapal pesiar pertama telah berlabuh di ketiga kota tersebut pada bulan Januari.
Shore Power sebagai Panggung untuk Tujuan Keberlanjutan
Kapal pesiar sering dianggap sebagai moda perjalanan yang tidak ramah lingkungan karena konsumsi energi, emisi, dan limbah yang tinggi. Operator pelabuhan dan perusahaan pelayaran berupaya mengurangi jejak karbon mereka untuk menjadikan liburan kapal pesiar lebih berkelanjutan.
Kamar Pengiriman Internasional (ICS) telah menetapkan tujuan yang jelas untuk menyelesaikan netralitas iklim pada tahun 2050. Aida Cruises bertujuan untuk mencapai emisi “net zero” pada tahun 2040, sementara Tui Cruises berencana untuk menawarkan beberapa perjalanan netral iklim pada tahun 2030.
Salah satu faktor signifikan yang berkontribusi terhadap tingginya konsumsi energi kapal pesiar adalah kebutuhan kapal pesiar untuk tetap menjalankan mesinnya selama berada di pelabuhan.
Namun, Uni Eropa (UE) telah mengamanatkan agar semua pelabuhan utama menyediakan pasokan listrik di darat pada tahun 2030, yang akan membantu mengurangi konsumsi energi dan emisi.
Sejak tahun 2016, kapal pesiar di Hamburg telah dapat menggunakan tenaga pantai di terminal Altona, dan sistem tenaga pantai baru dipasang di terminal Steinwerder pada bulan Desember.
Operatornya, CGH, berencana menyediakan listrik darat untuk 180 dari 270 panggilan di kedua terminal pada musim ini. Selain itu, terminal kapal pesiar baru di Hafencity, yang dijadwalkan dibuka pada tahun 2025, juga akan dilengkapi fasilitas pembangkit listrik pantai.
Kritik terhadap Kurangnya Penggunaan Tenaga Pantai
Kritikus telah menyebutkan kekhawatiran tentang kurangnya penggunaan listrik di pantai pada kapal pesiar dan bahwa perusahaan pelayaran hanya mengambil keputusan mengenai penggunaannya. Dilaporkan bahwa dari 30 kapal pesiar berbeda yang berlabuh di Warnemünde pada tahun 2023, hanya 13 yang dapat tersambung ke listrik pantai selama 42 panggilan.
Demikian pula, tenaga listrik darat untuk sektor pelayaran hanya akan tersedia mulai musim gugur 2025 di Columbuskaje di Bremerhaven. Namun, banyak perusahaan pelayaran menyadari perlunya mengubah armada mereka menjadi pasokan listrik darat dan telah memprioritaskannya.
MSC telah memperluas 59 persen kapalnya agar dapat menggunakan tenaga pantai dan berencana meningkatkan jumlah ini menjadi 72 persen pada akhir tahun ini. Perusahaan juga berinvestasi dalam membangun dan membeli terminalnya untuk melengkapi terminal tersebut.
Sementara itu, Tui Cruises berencana menambah armadanya dari enam menjadi sembilan kapal dalam dua tahun ke depan, dengan lima kapal yang sudah dilengkapi sambungan listrik pantai.
Bahan Bakar sebagai Topik Masa Depan
Bahan bakar memainkan peran penting dalam mewujudkan “net-zero cruise”. Perusahaan pelayaran sedang menjajaki berbagai pilihan untuk kapal baru, termasuk biofuel, bahan bakar gas cair, metanol, atau alternatif lainnya.
Tui Cruises baru-baru ini mengumumkan kapal pesiar ramah lingkungan berbahan bakar gas alam cair (LNG) yang dijadwalkan berlayar pada musim dingin 2024/25.
Aida Cruises sudah mengoperasikan dua kapal pesiar LNG, “AIDAnova” dan “AIDAcosma.” MSC Cruises juga membangun kapal baru yang menggunakan gas cair dan dapat dipasang untuk beroperasi dengan metanol ramah lingkungan.
Pakar iklim dan pemerhati lingkungan hidup di Jerman khawatir bahwa transisi menuju operasi pelayaran berkelanjutan tidak terjadi dalam waktu yang cukup cepat.
Organisasi lingkungan Nabu baru-baru ini mengkritik peningkatan emisi dari seluruh industri. Namun, Jerman mengambil peran positif dan perintis dalam penggunaan tenaga pantai.