YOGYAKARTA, bisniswisata.co.id: Sukses gelaran pertama bahkan mendapat sambutan melimpah dari pengunjung, Kampung Wisata Budaya Langenastran, kembali menggelar “Batik & Batok Night #2” (BBN), yang berlangsung pada 6—7 Oktober 2018. Perhelatan wisata itu merupakan yang kedua setelah tahun 2016 yang meraup sukses.
Kegiatan budaya ini dipersembahkan Kampung Langenastran, dulu merupakan kompleks “Paspamres” Sri Sultan Hamengkubuwono II. Kegiatan ini meliputi budaya berupa Lomba Membuat Batik Shibori-Jumputan, Pameran Batik Kraton dan warga, bazar, kuliner, batik & kerajinan, Bergada Prajuirt Langenastro serta Festival Keroncong.
“Bahkan kali ini, untuk Lomba Membuat Batik Shibori – Jumputan, akan diperebutkan Trophy dari GKBRAA Paku Alam X dan Ketua TP PKK Kota Yogyakarta, Anna Haryadi,“ ujar Radya Wisraya Sumartoyo, sesepuh Kampung Langenastran dalam keterangan tertulis, Kamis (04/10/2018).
Shibori adalah sebuah kesenian di Jepang dalam hal pewarnaan kain. Teknik pewarnaan dilakukan dengan mencelupkan kain pada zat pewarna alami dan memberikan perlindungan pada bagian kain tertentu yang tidak ingin diwarnai.
Pada teknik shibori, perlindungan pada bagian kain tertentu dilakukan dengan melilit, melipat, atau mengikatnya dengan benang. Jadi ketika dicelupkan pada cairan pewarna, bagian yang terlindungi tidak ikut terwarnai. Ketika pelindung dilepas dan kain dibentangkan, akan tercipta motif-motif indah yang menarik dengan kesan etnik.
“Kita mengenal shibori dengan teknik jumputan. Belum lama ini di Jogya diselenggarakan kursus shibori yang dimaksud untuk menambah wawasan teknik pewarnaan untuk meningkatkan nilai jual batik. Lomba shibori-jumputan ini akan berlangsung selama 5 jam dan seluruh peserta harus menggunaan teknik remasol dalam pewarnaan,” sambung Radya.
Humas Kampung Wisaya Budaya Langenastran, Y. Sri Susilo menjelaskan festival budaya merupakan konsekuensi dari Langenastran yang mengukuhkan diri sebagai Kampung Wisata Budaya Yogyakarta pada 3 September 2016. Kegiatan dan budaya tradisional dipersembahkan Langenastran antara lain, Lomba Jemparingan (Panahan), Ruwah Gumregah yakni tradisi buat apem menjelang bulan puasa (Ramadhan), Macapatan dan lainnya.
“Ini merupakan kerja budaya swadaya masyarakat Langenastran, sejak September 2016 kami buat kalender wisata. Sebagai kampung dipenuhi outlet Batik milik warga dan merupakan wilayah yang tak terpisahkan dengan Alun-Alun Selatan, kegiatan budaya tradisional akan terus digalakkan. Kami memiliki target, setiap bulan sekali ada event budaya di kampung ini,” ungkap Sri Susilo.
Langenastran Sebagai Kampung Wisata Budaya Yogyakarta digagas para pengamat wisata dan budaya, tokoh masyarakat kampung Langenastran termasuk di dalamnya Suharyanto, Y Sri Susilo, Hermunanto, Much Dwi Pramono , AM Putut Prabantoro Kamashakti Wondo Amiseno, Radya Wisroyo Sumartoyo, Febrian Wisnu Adi, Noor Harsya Aryosamodro, dan Rianto Hernadi. (EP)