JAKARTA, bisniswisata.co.id: Jumlah kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara di kawasan objek wisata Kota Tua, Jakarta Barat, pada Juni tercatat menembus angka satu juta pengunjung. Wisatawan lokal menjadi pengunjung utama Kota Tua.
“Dari 1 Juni sampai 25 Juni 2019 jumlah pengunjung baik lokal maupun asing sebanyak 1.123.990 pengunjung,” ujar staf pelayanan informasi kawasan wisata Kota Tua, Supriyantoro di Jakarta, Rabu (26/6/2019).
Seperti diunduh laman Republika, Supriyantoro merinci jumlah wisatawan lokal yang mengunjungi kawasan Kota Tua selama periode 1 Juni hingga 25 Juni sebanyak 1.114.867 pengunjung. Adapun wisatawan mancanegara yang melancong di kawasan objek wisata berjuluk Oud Batavia (Batavia lama) tersebut berjumlah 9.123 orang.
Dilanjutkan, jumlah kunjungan wisatawan yang hadir selama Juni meningkat lebih dari 50 persen dibanding bulan-bulan sebelumnya. Pada Mei 2019, jumlah pengunjung kawasan Kota Tua berjumlah sekitar 306.000 pengunjung. “Karena pas Mei kan puasa, jadi jumlahnya turun. Kalau pada bulan-bulan sebelumnya seperti April atau Maret jumlah pengunjung berada di kisaran 400.000 orang,” ucapnya.
Lonjakan wisatawan yang terjadi pada Juni disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti libur Hari Raya Lebaran yang jatuh pada 6,7, dan 8 Juni. Lalu momen perayaan Hari Ulang tahun Jakarta ke-492 yang jatuh pada 22 Juni 2019.
Diprediksi lonjakan pengunjung di kawasan wisata Kota Tua akan terus terjadi hingga pertengahan Juli mendatang, bertepatan dengan akhir masa liburan sekolah. “Kami perkirakan hingga 30 Juni jumlah pengunjung bisa menyentuh angka 1.500.000 pengunjung. Apalagi liburan sekolah masih terus berlangsung sampai 13 Juli,” sambungnya.
Wisata Kota Tua Jakarta memang paling banyak melihat obyek wisata museum antara lain:
#. Museum Sejarah Jakarta
Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah atau Museum Batavia terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 2, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi. Gedung ini dulu sebuah Stadhuis (bahasa Belanda untuk Balai Kota) dibangun tahun 1707-1710 atas perintah Gubernur Jendral Johan van Hoorn. Bangunannya menyerupai Istana Dam di Amsterdam, terdiri bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah dipakai sebagai penjara. Pada tanggal 30 Maret 1974, gedung ini diresmikan sebagai Museum Fatahillah. Di Museum ini, pengunjung bisa melihat bangunan dapur khas masyarakat Betawi zaman dulu dan beberapa barang peninggalan kolonial Belanda.
#. Museum Wayang
Jika ingin melihat berbagai koleksi wayang dari seluruh Indonesia, bisa mampir ke Museum Wayang. Awalnya bangunan ini bernama De Oude Hollandsche Kerk (Gereja Lama Belanda) dan dibangun pertama kali tahun 1640. Tahun 1732 diperbaiki dan berganti nama De Nieuwe Hollandse Kerk (Gereja Baru Belanda) hingga tahun 1808 akibat hancur gempa bumi. Di atas tanah bekas reruntuhan inilah dibangun gedung Museum Wayang dan diresmikan pemakaiannya sebagai museum pada 13 Agustus 1975. Museum wayang ini memiliki beragam jenis serta bentuk wayang-wayang asli Indonesia. Namun, tak hanya dari Indonesia saja, kamu juga menemukan wayang-wayang dari negara lainnya seperti Thailand, Kamboja, Tiongkok, hingga Suriname. Setiap bulannya tepatnya pada minggu ke-2 dan ke-3, biasanya terdapat gelaran wayang.
#. Museum Bank Indonesia
Gedung dengan gaya colonial khas Belanda ini menjadi objek wisata yang tidak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Kota Tua Jakarya. Museum Bank Indonesia ini adalah peninggalan De Javasche Bank dan sudah berdiri sejak tahun 1828. Disana kamu dapat melihat beragam informasi-informasi terkait perjalanan dari dunia perbankan di Indonesia, sebelum bangsa Belanda dan Jepang mulai berdatangan.
#. Museum Bank Mandiri
Museum Mandiri berseberangan dengan Stasiun Kota. Bangunan museum pada mulanya adalah kantor Nederlandsch Handel-Maatschappij (NHM) atau Netherlands Trading Corporation alias Maskapai Dagang Belanda. Kantor pusat NHM berada di Amsterdam, sedangkan Batavia (Jakarta) adalah kantor cabang. Sejak berlakunya cultuurstelsel (1830), menjadi tugas utama NHM membeli, mengirim/shipping, dan menjual komoditi yang dihasilkan dari sistem tanam paksa seperti kopi, gula, dan nila. Selama periode 1850an dan 1860an, NHM telah bergerak dan membangun jalinan keuangan sedemikian intensif dalam bidang industri gula sehingga boleh dikatakan telah terjadi transformasi NHM dari maskapai dagang menjadi bank.
#. Museum Seni Rupa dan Keramik
Gedung Museum Seni Rupa dan Keramik ini dibangun tahun 1870. Sebagai Lembaga Peradilan tertinggi Belanda (Raad van Justitie), kemudian pada masa pendudukan Jepang dan perjuangan kemerdekaan Indonesia gedung ini dijadikan sebagai asrama militer. Selanjutnya pada tahun 1967 digunakan sebagai Kantor Walikota Jakarta. Tahun 1968 hingga 1975 gedung ini pernah digunakan sebagai Kantor Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta. Pada tanggal 20 Agustus 1976 diresmikan sebagai Gedung Balai Seni Rupa oleh Presiden Soeharto. Dan di gedung ini pula terdapat Museum Keramik yang diresmikan oleh Bapak Ali Sadikin (Gubernur DKI Jakarta) pada tanggal 10 Juni 1977, kemudian pada tahun 1990 sampai sekarang menjadi Museum Seni Rupa dan Keramik.
#. Museum Bahari
Museum Bahari terletak di area Sunda Kelapa tua di Kecamatan Penjaringan, Jakarta. Dulunya adalah bangunan gudang milik Hindia Belanda. Museum Bahari memberikan edukasi dan informasi tentang sejarah dunia maritim dan pengaruhnya ke ekonomi di Indonesia. Mulai dari zaman kerajaan, zaman perkembangan Islam, zaman penjajahan hingga zaman sekarang. Koleksi Musuem Bahari mencapai 126 yang meliputi 19 perahui asli dan 107 miniatur biota laut dan beberapa fot. Meski memiliki banyak koleksi maritim, Museum Bahari kekurangan peminat. Meski kurang peminat, paling tidak Museum Bahari tetap mendapat penghasilan dari orang-orang yang berfoto prewedding atau pembuatan video clip di tempat ini. Sayangnya 16 Januari 2018, museum bahari ini terbakar.
#. Museum Magic Art 3D.
Museum ini menyajikan berbagai lukisan tiga dimensi yang menarik untuk berswafoto. Lokasi Magic Art 3D Museum masih berada di area Taman Fatahillah yakni di Gedung Kerta Niaga I Unit GF atau tepat berada di sisi barat Museum Sejarah Jakarta. Ada lebih dari 100 lukisan yang disuguhkan di dalam museum dua lantai yang menempati salah satu bangunan tua di kawasan Kota Tua. Lukisan itu dibuat oleh pelukis asal Korea dan juga Indonesia. Di dalam museum ini terbagi menjadi tujuh zona yang berdasarkan tema yakni zona lukisan, satwa, laut, rutinitas, dinosaurus, petualangan dan horor. Juga ada konsep rumah kaca, laser room, ames room, mirror room, prison room, illusion room dan magician room. (redaksibisniswisata@gmail.com)