Jumat Berkah Angkringan Om Kece Makan Sop Sekenyangnya, Bayar Seikhlasnya.

YOGYAKARTA, bisniswisata.co.id: Pandemi COVID-19 yang menghantam industri pariwisata global bahkan hingga ke desa-desa. membuat pengusaha menutup paksa tempat usahanya.

Hasan Prayogo tergolong pengusaha yang bertahan dengan berbagai cara agar 40 karyawan yang ada bisa tetap bekerja. Pendiri Omah Kecebong, rumah budaya dimana selain lokasinya memang di desa, yang ditawarkan juga kehidupan ala pedesaan.

Di Omah Kecebong, pengunjung bisa menikmati berbagai permainan tradisional serta kehidupan khas pedesaan. Rumah budaya ini dilengkapi dengan rumah kayu khas pedesaan, restoran tradisional, serta kebun hortikulnura.

Ada lima Rumah Jawa terdiri dari Omah Gladak, Omah Lawas, Omah Antik, Omah Nduwur, dan Omah Mburi. Sedangkan untuk rumah bambu terdiri dari Omah Bamboe dan Omah Barak

Lokasi tepatnya di Jalan Gombang – Cebongan Dusun, Sendari, RT.2/RW.18, Ketingan, Tirtoadi, Kec. Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55287

Belajar cepat dari kondisi pandemi COVID-19 yang membuat semua sisi kehidupan menjadi terpuruk, Hasan mengawali dengan menggilir masuk karyawan. Bersyukur usahanya berhasil bertahan melewati pandemi berkat adanya satu unit usaha restoran yang masih melayani pemesanan makanan ke kantor-kantor.

“Waktu tiga bulan pertama tutup tidak menerima kunjungan tamu, kami kebetulan memiliki resto, cukup menghidupi kita melayani untuk pemesanan antar. Ada beberapa yang kantor masih buka membutuhkan makan siang, kami antar dengan pelayanan yang sama,” ujar Hasan melalui chat WA.

Ketika musibah datang secara menyeluruh dan menimpa seisi dunia agaknya Hasan sangat yakin dengan janji Allah kepada orang-orang yang tetap bersyukur.

 “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”  Surat Ibrahim 14 :7

Orang yang bersyukur akan cenderung menghargai kenikmatan maupun kesulitan yang dihadapinya dengan cara positif dan  memanfaatkan waktu dan talentanya  untuk kegiatan-kegiatan yang produktif untuk ibadah, dan membagi sebagian dari kenikmatan itu kepada orang lain.

” Saya langsung terfikir membuka angkringan, warung makan dengan harga yang sangat terjangkau apalagi dimasa pandemi dan setiap Jumat memberi peluang bagi kami maupun masyarakat untuk bersedekah. Caranya dengan memasang spanduk makan sop sekenyangnya dan bayar seiklhlasnya masukin langsung ke kotak amal,” kata Hasan.

Kegiatan Jumat Berkah yang dilakukan sejak Oktober lalu ternyata dalam sehari bisa terkumpul uang Rp 1,5 juta dimana pengunjung dilayani makan dari jam 8.00 pagi hingga jam 15.00 WIB.

” Kami pilih menu andalan memang sop karena soto sudah ada dimana-mana, sementara sop ayam bisa sop ceker, sop kepala, sop dada, sop sayap dan setiap jumat sekitar 100 lebih mangkok atau 6 ekor ayam terjual habis. Tentu saja sop ayam sudah termasuk nasi,” kata Hasan Prayogo.

Setiap Jumat Berkah, pengunjung yang datang dari berbagai kalangan, polisi, orang bank, duafa, masyarakat sekitar, anak anak. Di hari kerja lainnya, Hasan berprinsip kuliner untuk masyarakat menengah ke bawah harus terjangkau.

“Pemasarannya pakai konsep langit jadi mohon ridho Allah SWT dan karena diawali dengan berbagi maka makanan lainnya yang tersedia juga harus terjangkau seperti menu lain ada nasi kucing sambel teri, nasi kucing sambel tempe, nasi kucing sambel kikil, sate puyuh, sate uritan, tahu dan tempe bacem serta camilan lainnya mulai harga Rp 1000,-

Padahal harga normal untuk beragam sop itu mulai dari Rp 8000- Rp 25.000/ per porsi plus nasi. Namun di hari Jumat boleh bayar sop itu seikhlasnya saja tidak sesuai harga yang tertera di menu.

Sehari-hari, untuk usaha angkringan/ Cafe Om Kece adalah  singkatan dari Om adalah dari Omah dan Kece  dari Kecebong buka mulai jam 15.00 hingga jam 23.00 WIB dan melihat antusias warga Hasan optimistis bisa buka 10 cabang karena bisnis kuliner di Yogya saat pandemi bisa tetap menghidupi karyawannya untuk tetap bekerja.

Untuk angkringan, selain tersedia kopi, susu dan minuman tradisional juga menu utamanya adalah makanan kekinian yaitu Zuppa Soup mulai dari rasa original, sosis sapi, sosis ayam, udang, tuna  dengan variasi harga Rp 5000 dan termahal 15.000/porsi.

Mengenai usaha utamanya, tempat wisata dan Rumah Budaya Omah Kecebong, Hasan mengatakan sejak buka 15 Juni lalu memang membatasi hanya 100 tamu  dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Padahal sebelum pandemi jumlah tamu per hari  bisa mencapai 600 orang. 

” Alhamdulilah untuk Omah Kecebong kami sudah memiliki tanah untuk dibangun mushola dan diwaqafkan  sehingga pengunjung maupun masyarakat yang lewat ada tempat untuk beribadah. Jika Omah Kecebong dan saya sudah wafat maka mushola akan tetap eksis atas ijin Allah tentunya,” 

Untuk angkringan jika dari 10 tempat punya penghasilan bersih Rp 100.000 per hari maka dari 30 hari dihitung 26 hari karena 4 hari adalah program Jumat Berkah maka penghasilan Rp 26 juta per bulan bisa untuk membayar gaji karyawan dan operasional.

” Uang Jumat Berkah sudah langsung disalurkan ke pembangunan mesjid dan panti-panti asuhan yang mengirimkan permohonan bantuan. ” kata Hasan 

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)