JAKARTA,bisniswisata.co.id: Libur selama lima hari pekan lalu seorang teman mengatakan senang jadi wisatawan lokal, maksudnya tetap berwisata tapi tidak jauh-jauh masih satu-dua jam dari rumah.
” Hanya ke Bogor dan perginya berduaan saja dengan suami karena kami belum memiliki anak jadi seperti pacaran saja, aktivitasnya swa foto atau foto-foto bergantian saja,”kata Lianna Wijaya dengan nada riang.
Jadi turis lokal adalah cara terbaik untuk mengenal obyek wisata di sekitar kita. Para pelancong memang tidak boleh lupa untuk menjelajahi halaman belakang mereka sendiri.
Lianna dan suami sebenarnya mau naik kereta api ke Bandung, balik ke Hobitton, obyek wisata di Lembang yang sebenarnya sudah pernah di kunjungi.
” Tapi gagal dapat tiket kereta api karena kapasitas penumpang juga dikurangi sehingga akhirnya naik mobil saja ke Rancamaya, Bogor dan kulineran,” katanya menjelaskan.
Karena mau refreshing dan sudah bosan di rumah, Lianna mengaku senang jalan-jalan layaknya warga lokal saja. dia malah baru menyadari banyak obyek wisata di Bogor bukan hanya Istana dan Kebun Raya Bogor.
” Ada lapangan golf terintegrasi dengan hotel dan wahana permainan. Ada yang menggabungkan konsep tempat wisata memanjakan mata sekaligus menyediakan akomodasinya berupa kamar standar dan glamping,” jelasnya.
Mau cari-cari tempat yang instagramable ala Venice, itali, rumah-rumah Eropa dengan warna dominan putih, sedangkan di sekelilingnya adalah area luas dengan pemandangan yang memanjakan mata juga ada.
Ternyata ada begitu banyak alasan untuk bepergian secara lokal dan begitu banyak manfaat bepergian dekat ibukota Jakarta ini terutama setelah sehari-hari terjebak urusan mondar-mandir dalam rumah urusan kuliah dan belajar online, zoom meeting, urusan dapur dan makan.
Lianna yang bekerja di travel agent dan kerap ke luar negri ini mengaku kuliah lagi ikut program doktoral begitu pandemi global ini menghantam bisnis pariwisata di seluruh dunia.
Selama pandemi, pola wisatanya memang berubah total karena kini lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi dan selalu siap di tas dengan handsanitizer, masker, tissu basah dan di tempat wisata pilih yang terbuka.
” Sudah tiga kali selama pandemi saya jadi turis lokal dan tetap saja ada hal-hal baru yang kita lihat saat berwisata. Biaya yang keluar juga di bawah Rp 500 ribu,”jelasnya.
Salah satu alasan mengapa orang sering melewatkan obyek wisata terdekat adalah karena lokasinya relatif sangat dekat, begitu akrab ditelinga sehingga kita terus menundanya untuk mengunjunginya kapan-kapan saja.
“Padahal begitu kita kunjungi maka tetap saja secara lahir maupun batin menjadi turis lokal jauh lebih menyenangkan karena kita merasa familiar dengan sesama pengunjung yang kita temui, bahasa yang sama, kuliner yang kita sukai dan hal-hal yang dekat dengan keseharian kita,” kata Lianna.
Dia tidak menampik keinginan untuk berwisata ke luar negri. “Secepatnya begitu perbatasan dan protokol kesehatan masing-masing negara sudah diadaptasi, maka travel is possible. Ke Japan, Eropa & Amerika. Kangen suasana di negara-negara tersebut,” ungkapnya.