INTERNATIONAL NEWS

Inggris Cabut Aturan Karantina Bagi Pelancong Asing

Inggris cabut aturan karantina bagi orang asing (foto: Financial Times)

LONDON, bisniswisata.co.id: Pemerintah Inggris melonggarkan aturan karantina bagi pelancong yang datang dari sejumlah negara tertentu, termasuk Perancis, Italia, Belgia, Jerman, dan Spanyol.

Mulai 10 Juli, kedatangan wisatawan dari 58 negara terpilih tak perlu lagi menjalani isolasi mandiri selama 14 hari. Pelonggaran ini berlaku bagi negara-negara yang dianggap memiliki resiko penularan virus corona yang rendah. Aturan ini tidak berlaku bagi pendatang dari Amerika Serikat (AS), China, dan Portugal.

Sementara itu Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara mengeluarkan sendiri daftar negara asal turis yang bebas aturan karantina. Tercatat ada 39 negara, lebih sedikit dibanding Inggris, tapi tidak termasuk Spanyol. Bagi mereka yang melanggar aturan akan didenda.

“Apakah Anda seorang wisatawan yang bepergian ke luar negeri atau untuk urusan bisnis, ini menjadi kabar baik bagi orang Inggris dan pebisnis,” kata Menteri Transportasi Grant Shapps dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir CNN International.

Kendati demikian, Pemerintah Inggris menambahkan akan meninjau ulang pelonggaran bagi kedatangan orang asing jika di negara asal mereka terjadi peningkatan kasus corona.

“Seluruh bangsa ini telah bekerja tanpa lelah untuk mencapai tahapan ini, oleh karena itu keselamatan harus tetap menjadi perhatian utama kami. Jika tingkat infeksi kembali meningkat di negara-negara yang telah terhubung kembali, kami tak akan ragu untuk bergerak cepat demi melindungi diri.”

Aturan wajib karantina selama dua minggu, yang mulai diberlakukan pada 8 Juni, mendapat banyak kritikan terutama dari para pelaku bisnis di sektor perjalanan. Menurut mereka aturan tersebut memperlambat proses pemulihan industri yang terpuruk akibat wabah virus Corona

Paul Charles, anggota Quash Quarantine, sebuah kelompok kampanye yang melobi pemerintah untuk membatalkan tindakan itu, sebelumnya menggambarkan pedoman itu sebagai sesuatu yang bukan hanya unworkable (tidak bisa dijalankan), tetapi juga unenforceable (tidak bisa diterapkan).

“Banyak pekerjaan hilang dalam beberapa minggu terakhir karena orang belum mau liburan. Mereka takut aturan karantina. Jadi, aturan itu telah menghambat orang untuk mem-booking rencana liburan mereka di masa mendatang,” katanya kepada CNN Travel.

Meski para pelancong dari negara-negara yang disebutkan tadi tak perlu melakukan karantina mandiri, mereka tetap diwajibkan memberitahu alamat tempat tinggal selama di Inggris dan untuk berapa lama. Menurut Departemen Transportasi Inggris, itu dilakukan untuk mengurangi risiko kesehatan bagi warga Inggris.

Data resmi Pemerintah Inggris mencatat ada 44.600 kasus kematian di sana, termasuk salah satu angka kematian tertinggi di dunia.

 

 

Rin Hindryati