BANYUWANGI, bisniswisata.co.id: Jelang pelaksanaan pertemuan tahunan IMF-World Bank pada Oktober 2018, Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, meninjau perkembangan pembangunan infrastruktur ke kawasan Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi, Ahad (29/07/2018).
Di kawasan yang ditetapkan cagar biosfer dunia oleh UNESCO, terdapat destinasi Padang Rumput atau Savana Sadengan yang menyajikan nuansa khas Afrika dengan populasi rusa dan banteng cukup banyak. Juga ada Pantai Plengkung atau sering disebut G-Land yang memiliki ombak terbaik untuk selancar.
“Saya ingin melihat langsung progress dari pembangunan infrastruktur di Alas Purwo. Pantai Plengkung salah satu destinasi wisata yang akan ditawarkan pada delegasi Annual Meeting International Monetary Fund (IMF)-World Bank Group (WBG) 2018, di Bali, Oktober mendatang,” kata Menko Luhut dalam keterangan tertulis yang diterima Bisniswisata.coid, Senin (30/07/2018).
Usai dari Pantai Plengkung, Luhut melanjutkan ke Savana Sadengan yang merupakan habitat banteng. Di sana, Luhut melihat beragam satwa yang dilindungi seperti banteng, merak, dan lainnya. Alas Purwo sangat potensial untuk dikembangkan. Bahkan Luhut menyampaikan akan menambah anggaran pembangunan infrastruktur di destinasi yang digemari oleh wisatawan mancanegara.
“Jangka pendek pembangunan infrastruktur ini diperuntukkan IMF-WBG. Jangka panjangnya untuk menambah tingkat kunjungan wisatawan asing di Banyuwangi. Alas Purwo ini bisa dikembangkan jadi destinasi kelas dunia. Luar biasa di sana,” kata Luhut juga Ketua Panitia Nasional Annual Meeting IMF-World Bank.
Untuk pembangunan infrastruktur di TN Alas Purwo, pemerintah pusat mengucurkan dana Rp 20 miliar. Namun, anggaran itu masih kurang dan menjanjikan akan menambah anggaran tersebut. “Akan kita tambah untuk pembangunan dan pembenahan infrastruktur utama dan penunjang. Seperti pembangunan jalan. Fasilitas di destinasi juga ditambah, toilet, BTS, aliran listrik, dan lainnya,” kata Luhut.
Selain Alas Purwo, destinasi lainnya yang akan ditawarkan pada delegasi IMF-WBG, adalah Kawah Ijen. Pemerintah juga menganggarkan Rp 20 miliar untuk pengembangan infrastruktur di Kawah Ijen yang memiliki fenomena alam api biru. Bupati Azwar Anas mengatakan, pertemuan IMF-World Bank di Bali juga merupakan momen untuk mempercepat perkembangan pariwisata Banyuwangi.
Selain jangka pendek, sambung dia, event itu juga memberikan dampak jangka panjang bagi Banyuwangi. “Pariwisata Banyuwangi akan kian berkembang dengan adanya pertemuan ini, karena branding Banyuwangi sampai ke 17.000 delegasi sedunia. Belum lagi media value-nya karena bakal diliput media luar negeri,” ucapnya. (redaksi@bisniswisata.co.id)