SAMARKAND, bisniswisata.co.id: Samarkand Registan Craft Center di kawasan wisata Registan, Uzbekistan menjadi saksi kiprah tiga siswi Islamic Fashion Institute (IFI), Bandung, menampilkan karya-karya modest fashionnya pertama kali untuk para undangan dan masyarakat umum yang mengelilingi area taman berbentuk segi empat.
Acara fashion show kali ini berlangsung di pusat kerajinan Samarkand yang difasilitasi Pemprov Samarkand dalam kolaborasi dan sinergi bertajuk Halal Beyond Borders 2023 yang diinisiasi oleh Indonesia Halal Lifestyle Center ( IHLC), Bank Indonesia, Kemenparekraf, Kemenlu dan pendukung lainnya seperti Wardah Cosmetic.
Bangunan dua lantai ini dipenuhi oleh galery dengan beragam kerajinan tangan khas Uzbekistan. Begitu Sisi Aspadia, salah satu anggota rombongan yang menjadi MC mengumumkan acara dimulai, mata penonton langsung ke tangga lebar dimana para model, sebanyak 28 mahasiswi dan beberapa mahasiswa turun tangga dari lantai dua mengenakan baju Muslim karya 14 perancang Indonesia secara bergantian.
Melongo, mungkin kata yang tepat saat para model memperagakan modest fashion turun dari tangga lalu mengitari taman sambil pose di beberapa sudut memberikan kesempatan pada juru foto profesional maupun amatiran mengambil foto-foto mereka.
Melongo itu bukan hanya terjadi pada tamu undangan melihat transformasi penampilan gadis-gadis Uzbekistan yang paginya jumpa di kampus Silk Road International University of Tourism.
Bagi anggota delegasi yang lima hari terakhir mengamati gaya fashion wanita di pasar maupun jalan-jalan serta di pertemuan bisnis, desain pakaian mereka memang kurang bergaya dan old style bahkan saat bertemu dengan sosialita negri ini di restoran-restoran mewah.
Megarani ( tengah) bersama para modelnya
Tak heran saat siswi-siswi IFI dan alumninya turun menampilkan karya-karya mereka maka matapun tidak ingin berkedip. Karya-karya Salwa, Megarani (Rani) dan Putri Anggriani serta Lina Kartika tampil bergantian. Rani misalnya menampilkan seri baju HARU atau Hare dalam bahasa Jepang berarti musim semi.
Desain ini terinspirasi dari suasana indah musim semi di Jepang. Musim semi bagi penduduk Jepang berarti awal baru, seperti halnya pohon-pohon yang bertumbuh daun dan bunga, ini menandai semangat dan harapan baru, tepatnya dimulai saat bunga Sakura berada pada masa full-bloom.
Warna hijau memiliki makna pertumbuhan, kesuburan, bahkan kesehatan, warna terracotta memiliki makna kepercayaan dan stabilitas, warna cream memiliki makna kerendahan hati, kehangatan, dan kenyamanan, serta warna abu-abu memiliki makna kemandirian.
Style yang digunakan adalah Classy Elegant Romantic, dengan siluet A, H, dan I line. Menggunakan detail embroidery technique dan asymmetrical pattern, serta details ruffle, dan plisket. Menggunakan bahan Zamira Corduroy, Diamond Goergete, dan Tory Bruch.
Didirikan pada tahun 2021, MEGARANI merupakan brand yang menghadirkan pakaian muslimah wanita. Merek dagang MEGARANI adalah pakaian wanita dengan gaya classy, elegant dan romantic, kombinasi warna dan tel I’m bordir. MEGARANI menawarkan desain yang mutakhir dan inovatif untuk pakaian yang feminim dan elegan.
Sementara Putri Anggriani akrab disapa Anggre membawakan seri baju bertema Anak Rantau. Salah satu fase hidup yang umum dirasakan banyak orang adalah merantau.
Beranjak dari kampung halaman menuju tempat baru untuk mencari peruntungan atau pengalaman yang lebih baik. Merantau bukan lah sebuah hal yang mudah, jauh dari orang tua dan keluarga adalah hal yang sulit di jalani. Namun kita harus berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
Dengan penggunaan kain ulos Ragi Hidup yang memiliki arti kekuatan dan kebahagiaan yang biasa dipakai adat Batak pada zaman dahulu untuk “Mangupa tondi” (mengukuhkan semangat ). Koleksi kali ini menjadi sebuah pengharapan untuk memberikan penguatan bagi para perantau agar lebih kuat dan mendorong semangat mereka untuk melangkah ke masa depan.
Di desain dengan mengaplikasikan edgy style dengan dominasi warna hitam yang berarti keberanian dan kekuatan, warna putih yang berarti kesederhanaan dan warna abu-abu yang berarti kemandirian.
Siluet yang digunakan yaitu I line dan H line. Koleksi kali ini juga menceritakan wanita perantau yang mandiri, memiliki keberanian dan semangat yang kuat
Putri Anggriani akrab disapa Anggre
Kurikulum menyeluruh
Penampilan siswi Islamic Fashion Institute (IFI) tidak kalah dengan para seniornya yang sudah memiliki brand dan eksis di fesyen Muslimah. Hal ini karena kurikulum menyeluruh yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan calon perancang busana Islami.
“Kurikulum kami didasarkan pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia dan menekankan integrasi prinsip-prinsip Islam dalam desain busana. Dengan modul dan bahan ajar yang disusun dengan cermat,” kata Hanni Haerani, General Manager IFI Bandung.
Wanita yang sekaligus menjadi ibu Kepala Sekolah ini menambahkan bahwa siswa mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang aspek gaya dan kreatif busana Islami dengan tetap menjunjung tinggi nilai dan prinsip Islam.
Untuk para pengajarnya adalah kalangan profesional yang berpengalaman sehingga mampu mrmberikan hak-hal nyata karena terdiri dari profesional dan individu berpengalaman dari industri fashion.
Mereka membawa banyak pengetahuan dan keahlian ke kelas, memberi siswa wawasan berharga dan keterampilan praktis. Disamping juga mengajarkan aspek teknis desain fashion serta membimbing siswa dalam mengembangkan gaya dan kreativitas unik mereka sendiri.
Tak heran kampusnya di Jl. A. Yani No.390, Kebonwaru, Kec. Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat 40272 juga banyak diminati siswa dari luar negri yang datang belajar ke IFI, antara lain dari Jepang, Korea, New Zealand, dan beberapa negara lainnya. Bahkan Agustus mendatang, IFI juga diundang untuk presentasi di India berkaitan dengan modest fashion ini.
Menurut Hanni, berkomunitas dan berjejaring juga dibutuhkan oleh siswa karena itu pihaknya menawarkan lebih dari sekedar pendidikan dengan memberi siswa komunitas yang dinamis dari individu-individu yang berpikiran sama yang berbagi hasrat untuk fashion Islami.
Lingkungan yang mendukung ini memupuk kreativitas, kolaborasi, dan peluang jaringan. Siswa memiliki kesempatan untuk terhubung dengan sesama siswa, alumni, profesional industri, dan desainer terkenal, memperluas jaringan mereka dan membuka pintu untuk kolaborasi dan peluang karir di masa depan.
“Pengalaman belajar secara holistik yang menggabungkan kreativitas, profesionalisme, dan landasan yang kuat dalam prinsip-prinsip Islam sangat dibutuhkan. Itulah sebabnya menjadikan Indonesia kiblat fashion dunia bukan sekedar slogan,” kata Hanni.
Mengutip salah satu pendiri IFI, dia menyatakan langkah nyata yang telah dan akan terus dilakukan untuk mengembangkan modest fashion saat ini sangat luar biasa.
Bahkan dilihat dari mode maka fashion moslem saat ini terbagi ke dalam 4 kategori yaitu, mode konvensional, konvensional modern, syar’i, dan syar’i modern.
Semua ini menuntut banyak karya baru dalam pencintaan busana karena munculnya kategori itu adalah karena permintaan pasar yang terus meningkat. Di sisi lain juga tantangan para fashion designer dalam menciptakan karya-karyanya terbaiknya.
“Alhamdulilah, kami juga sudah menerbitkan Islamic Fashion Handbook yang berisi kaidah, sejarah, perkembangan, desain-desain fashion moslem dan inshaa Allah tahun ini juga hadir dalam bahasa Inggris,”
Kamus ini mendapat penghargaan Good Design Indonesia (GDI) April lalu sehingga langkah-langkah kami menjadikan negri ini kiblat modest fashion semakin mantap, ungkapnya mengakhiri obrolan di tengah riuh rendahnya tepuk tangan bersamaan berakhirnya acara fashion.