BALI, bisniswisata.co.id; DPD Asita Bali, berharap mitra hotelier, restaurant, pengelola transportasi wisata, atraksi wisata tidak memberlakukan sanksi cancelletion fee untuk pembatalan kunjungan sejumlah group, FIT wisatawan asal RRT karena status kesehatan Flu Wuhan, Corona. “Bukan refund, tetapi diendapkan untuk tamu selanjutnya. Kasus Corona ini belum dapat diprediksi kapan berakhir dan kunjungan kembali stabil,” jelas Ketua DPD Asita Bali, Ketut Ardna menjawab Bisniswisata.co.id.
PHRI Denpasar belum mendapat informasi pasti tanggapan anggota terkait permintaan DPD Asita Bali. “Tapi sebaiknya jangan impose penalty, termasuk force majeure, tak terduga dan tidak ada yang mengharapkan kasus ini muncul. Sama dengan kasus gempa, tsunami, gunung meletus dan lainnya yang menyebabkan pembatalan kunjungan. Sebaiknya kita fokus untuk antisipasi, “ tegas Ketua BPD PHRI Denpasar, IB Sidharta Putra.
Selain meminta anggotanya tidak memberlakukan penalty, BPD PHRI Badung juga meminta reschedule pelaksanaan Festifal Kintamani. “Empati kita sesama mahluk ciptaan Tuhan. Jika dipaksakan tetap dilaksanakan, khawatir menjadi negative marketing,” papar Rai Suryawijaya.
Seperti diketahuiDisparda Bali bekerjasama dengan Bali Tourism Board, menjadualkan event Bali Kintamani Festival pada bulan Februari. Festival dengan target pasar wisatawan asal RRT, mengangkat keberadaan legenda kerjaan Balingkang di Kintamani, Bangli.
Naik Daun
Menurut Ketua BPD PHRI Badung yang juga Ketua BPPD Badung ini, kasus flu Wuhan ini berdampak pada kunjungan wisatawan asal RRT ke Bali mau pun dalam pergerakan pasar wisata dunia. Diakuinya, pasar wisatawan asal RRT pasar yang bertumbuh dan sedang menjadi focus garapan semua negara tujuan wisata. Salah satu contoh adalah negara Brunei Darussalam.
Negara yang awalnya tidak menjadi kepariwisataan sebagai kekuatan ekonomi tahun 2020 justru melanching program Tahun Kunjungan Wisata Brunei- RRT 2020 dalam ajang ASEAN Tourism Faorum 2020 yang di gelar di Bridex, Convention Centre, Jerudong, Brunei 12 s.d 16 Januari. Dan berharap kerjasama tersebut dapat meningkatkan arus kunjungan wisman asal RRT naik 21 persen dibanding tahun 2019. Menurut Menteri Pariwisata Brunei Darussallam, Cina, sebagai salah satu pasar sumber utama wisatawan ke Brunei, telah mencatat 43.000 kedatangan wisatawan pada Juli 2019. Pada tahun 2018, Brunei mengalami peningkatan 21,1 persen dengan 65.563 kedatangan wisatawan dari Tiongkok dibandingkan dengan 2017 dengan kedatangan wisatawan Tiongkok 54.125 orang. Untuk Brunei 70 persen wisman RRT adalah repeater.
Bali diperkirakan kehilangan 30 persen kunjungan wisatawan asal RRT jika kasus ini bisa ditangani tidak lebih dari tiga bulan. Selain mengantisipasi paparan virus Corona, stake holder kepariwisataan di Bali menurut Rai Surya selayakannya mengelola pasar- pasar wisatawan dari zona lain yang masih stabil. Kunjungan wisman asal RRT pada periode Januari – Nopember 2019 tercatat Tiongkok 1.104.824 orang atau 19,25 persen dari totol kunjungan wisman ke Bali angka tersebut -13,76 persen dibanding kunjungan periode sama tahun 2018 sebanyak 1.281.061 orang.. “Target wisman RRT sekitar 2 juta tahun ini,” imbuh Rai.
Berkaitan dengan kasus virus Corona, Pemprov Bali mengeluarkan Surat Edaran Nomor: 556/488/III/Dispar, tentang Himbauan Kejadian Penyakit Virus Corona dengan empat point himbauan bahwa sebagai bentuk empati untuk menunda pelaksanaan Bali Kintamani Festival yang sedianya dilaksanakan 8 Februari 2020, meminta stake holder akomodasi tidak mengenakan biaya pembatalan kedatangan bagi travel agent atau wisman, dan down payment yang telah dibayarkan tidak hangus. Serta menghimbau rumah sakit di provinsi Bali berkoordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan sebelum mengeluarkan statement.*