JAKARTA, bisniswisata.co.id: Gubernur Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan digitalisasi merupakan salah satu kunci pengembangan ekonomi syariah yang dapat membantu memberikan dampak yang lebih signifikan terhadap perekonomian nasional.
“Untuk memberikan dampak yang lebih besar, digitalisasi harus dikembangkan untuk memperkuat ekosistem ekonomi dan keuangan Islam, termasuk industri fesyen dan makanan,” kata Warjiyo dalam acara International Conference on Islamic Economics and Finance (ISEF) ke-13 yang diadakan secara virtual, Senin, pekan lalu.
Warjiyo menilai perlu lebih banyak ide dan solusi, agar ekonomi dan keuangan syariah dapat mendukung pemulihan ekonomi nasional dan internasional.
“Ini tidak hanya untuk mewujudkan ekonomi dan keuangan Islam tetapi juga untuk mendorong zakat, infaq, dan sedekah serta bagaimana mengoptimalkannya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan Islam,” katanya dilansir dari isef.go.id
Gubernur BI mencatat, hal itu dilakukan Bank Indonesia melalui program Ziswaf. Dia mencontohkan pesatnya perkembangan digitalisasi di masa pandemi COVID-19, mulai dari digital banking hingga transaksi uang elektronik dan e-commerce.
“Termasuk dalam ekonomi syariah, per Agustus 2021, nilai transaksi industri halal di e-commerce meningkat signifikan lebih dari 20 persen (YoY), yang didominasi oleh produk fesyen,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia ooptimistis ISEF yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia bekerja sama dengan Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI), Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), dan Institut Pertanian Bogor (IPB), akan memberikan solusi, inovasi, dan pertumbuhan untuk perbaikan ekonomi dan keuangan sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Untuk mendukung terselenggaranya konferensi tersebut, Bank Indonesia telah menyediakan Journal of Islamic Monetary Economics and Finance yang akan dibahas untuk menggali ide dan merumuskan kebijakan di bidang keuangan syariah.