ART & CULTURE

Genta Sriwijaya, Berlatar Sejarah Masa Lalu Dipadu Seni Modern

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Pagelaran Genta Sriwijaya jadi satu suguhan yang menghadirkan cerita sejarah dipadu pagelaran seni modern seperti seni tari, musik, teater, dan komedi. Gelaran mengisahkan sejarah kebesaran Indonesia di masa lampau, utamanya kerajaan Sriwijaya, bakal diselenggarakan di Teater Besar Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada 20 November 2018.

“Meski ini pagelaran tradisional, tapi kemasan modern dari sisi lagu, kostum artistik, video mapping. Saya kondisikan berisi babak per babak, peperangan, serta roman,” jelas Sutradara Teguh Kenthus Ampiranto dalam keterangan tertulis, Jumat (09/11/2018)

Kenthus mengajak sejumlah penyanyi, artis peran, politikus, dan pemain bola untuk ikut berakting. Memang para pemain bukan dari kalangan teater dan mereka akan mendapat latihan selama tujuh bulan. “Pemilihan pemain itu memang saya harus lihat dulu wujudnya seperti apa. Ya, meski saya tahu betul mereka bukan pemain teater murni, tapi digembleng beberapa bulan pasti bisa lah jadi seperi pemain teater profesional,” ungkap Kenthus.

Denny Malik selaku Creative & Show Director pertunjukan menambahkan, pementasan ini kental dengan unsur budaya Indonesia yang dikemas secara modern dan kolosal. “Jadi ini bisa dibilang sebuah pertunjukan sejarah dari budaya Indonesia. Kita ingin buat suatu yang kolosal, memang sifatnya dilakukan di gedung teater,” kata Denny.

Melalui pementasan ini, Denny ingin menunjukkan jika Indonesia juga memiliki budaya yang menjadi identitas bangsa dan tidak kalah dengan budaya luar. “Buat saya ini original, enggak ikut budaya luar, kita punya budaya kita tapi kita buatnya modern, kekinian dengan era sekarang. Bagaimana tradisi ini supaya tidak ketinggalan zaman,” terang Denny.

Sentuhan modern dalam pagelaran ini, tidak akan melenceng jauh dari pakemnya. Dan berusaha menjaga orisinalitas setiap tarian yang ditampilkan. “Tentunya dari tariannya kita juga harus mengeksplor, tidak merusak pakemnya tapi kita modifikasi, membuat suatu yang lebih menarik. Walaupun ceritanya masa lalu tapi kita tampilkan enak untuk ditonton,” papar Denny.

Menariknya, pagelaran ini melibatkan berbagai pihak seperti selebritas, politikus dan juga atlet seperti Andrea Miranda, Daniel Christianto, Ruth Sahanaya, Ivy Batuta, Inaya Wahid, Yenny Wahid, Bambang Pamungkas, Cathy Sharon, Ncess Nabati, Sogi Indra Dhuaja, dan Deasy Novianty. Nantinya, pagelaran ini akan menghadirkan 200 penampil.

“Ini tantangan buat saya karena mereka bukan profesional. Ini banyak ibu-ibu muda, mayoritas orang yang pecinta seni budaya, yang, mereka ini tampil untuk melestarikan seni budaya. Ini saya mengarahkan mereka tampil layaknya profesional,” demikian Denny Malik.

Rangga Djoned selaku Art Director menambahkan pagelaran ini dikemas dalam balutan masa lalu dan kini. “Promotor ingin konsepnya video mapping tradisi dan kekinian. Sempat ada pembicaraan video mapping seperti apa. Saya harus desain panggung dan desain set nya seperti apa,” kata Rangga.

Kendala terbesar pemainnya lebih dari 200 orang, itu yang sangat menjadi isu karena saya selalu bermain video mapping minimalis di konten. “Saya harus menjaga balancing antara isi video mapping dan aktivitas di panggung,” tambahnya.

Selain itu, jalannya pagelaran tentunya melibatkan unsur musik dan Genta Sriwijaya mendaulat Tohpati sebagai Music Director. Sang musikus mengaku ini menjadi kali pertamanya ambil bagian dalam pagelaran kebudayaan. “Saya merasa tertantang karena Sriwijaya di masa itu musiknya belum jelas seperti apa. Saya buat musiknya tidak terlalu berat, inti acaranya merupakan kolaborasi Melayu dan Jawa dalam kemasan menarik,” ungkap Tohpati.

Genta Sriwijaya turut menampilkan deretan pesohor Negeri juga pekerja seni. Mereka adalah Andrea Miranda, Daniel Christianto, Ivy Batuta, Bambang Pamungkas, Ruth Sahanaya, Inaya Wahid, Yenny Wahid, Cathy Sharon, Ncess Nabati, Sogi Indra Dhuaja, serta Deasy Novianty. Pagelaran kolosal ini menghadirkan 200 pemain.

Selain itu, pagelaran Genta Sriwijaya akan berlangsung selama 1,5 jam dan siap mengajak penonton untuk berwisata sejarah ke masa lalu. Besarnya antusiasme pada gelaran ini terbukti dari tiket yang telah ludes terjual. Sementara, keuntungan Genta Sriwijaya akan didonasikan untuk pendidikan anak-anak kurang mampu di Sumatera Selatan. (redaksibisniswisata@gmail.com)

Endy Poerwanto