EVENT INTERNATIONAL NEWS

Forum Multipihak APEC, Bukan Impian Semusim tapi Tekankan Keberlanjutan

Di APEC Multistakeholder Forum 2023, Prakerja Sampaikan Transisi Skills Menuju Green Economy

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Setahun berlalu, Forum Multipihak APEC yang berlangsung 10 hingga 13 November 2023 lalu memang meninggalkan jejak digital dan hasil-hasil pertemuan hingga saat ini menghadapi tantangan mendesak untuk ‘menjalankan transisi yang adil’ di tengah pergeseran global menuju ekonomi karbon Net Zero.

Untuk membentuk masa depan yang lebih baik, kita bisa menjelajahi solusi inovatif lewat laman yang ada yaitu https://www.amf2023.org/ sehingga lebih mampu dalam menjalin kemitraan, dan bantu bentuk masa depan di mana semua orang memiliki akses yang sama terhadap pekerjaan yang bermakna dan peluang ekonomi.

Forum Multipihak Asia-Pacific Economic Cooperation ( APEC ) adalah platform kerjasama ekonomi yang terdiri dari 21 ekonomi anggota di kawasan Asia-Pasifik. Untuk memahaminya lebih jauh dari para pendahulu yang sudah tetlibat aktif tinggal klik ke https://www.amf2023.org/.

Forum ini berfokus pada mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, perdagangan bebas, dan integrasi ekonomi regional. Forum multipihak dalam konteks APEC melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk:

1. Pemerintah: Wakil pemerintah dari setiap ekonomi anggota yang berperan dalam menentukan kebijakan dan arah strategis APEC.

2. Sektor Swasta: Representasi dari perusahaan dan organisasi bisnis melalui inisiatif seperti ABAC (APEC Business Advisory Council), yang memberikan masukan terkait isu-isu perdagangan dan investasi.

3. Akademisi dan LSM: Kontribusi dari peneliti, pakar, dan organisasi non-pemerintah untuk memperkaya diskusi dengan perspektif berbasis penelitian dan sosial.

4. Organisasi Internasional: Kolaborasi dengan organisasi global seperti WTO dan IMF untuk memastikan sinergi dengan kebijakan internasional.

Fokus Forum yang melibatkan Pentahelix ini memang berkisar perdagangan dan investasi bebas yaitu mendorong liberalisasi perdagangan dan investasi di wilayah Asia-Pasifik.

Sorotan lainnya adalah Kerjasama Ekonomi dan Teknis: Membantu negara anggota meningkatkan kapasitas melalui program pelatihan dan transfer teknologi serta membuat pembangunan Inklusif terutama mengutamakan partisipasi UMKM, perempuan, dan komunitas marjinal dalam rantai nilai global.

Hal yang terpenting adalah soal keberlanjutan dan menghadapi tantangan seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, dan transisi energi. Masalahnya adalah APEC tidak memiliki kekuatan hukum untuk memaksa kepatuhan anggota, melainkan beroperasi berdasarkan konsensus atau sifatnya tidak mengikat atau Non-Binding

Forum ini menyesuaikan prioritas sesuai dengan tantangan global dan kebutuhan anggotanya jadi agendanya fleksibel tapi yang perlu diperkuat adalah kerjasama
multilateral yang fokus pada kolaborasi dan saling berbagi praktik terbaik.

Banyak contoh yang sudah dilakukan seperti
*Bogor Goals (1994): Komitmen untuk mewujudkan perdagangan dan investasi bebas di kawasan.
*. Digital Economy Agenda: Upaya memanfaatkan teknologi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.
* Green Growth Initiatives: Mempromosikan praktik bisnis ramah lingkungan.

Forum multipihak ini memberikan kesempatan bagi berbagai aktor untuk bekerja sama dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di kawasan Asia-Pasifik. Meskipun tidak mengikat namun komitmen
21 ekonomi anggota di kawasan Asia-Pasifik akan masa depan anak-cucu kita nanti sangat dibutuhkan.

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)