KARANGANYAR, bisniswisata.co.id: Mendengar kata buto ijo memang menyeramkan. Buto ijo atau raksasa hijau selama ini dikenal sebagai dongeng anak yang sudah melegenda karena ceritanya interaktif. Mengingat namanya sangat menarik dan unik akhirnya dicatut untuk kuliner minuman, Es Buto Ijo.
Sebutan Buto Ijo memang identitik dengan esnya warna hijau bahkan adonannya didominasiwarna hijau. Seperti sirup hijau, air, gula, susu ditambah buah melon, bubur mutiara juga warnanya hijau ditambah biji selasih. Ditambah lagi dengan jelly, nata de coco dan rumput laut, sehingga perpaduan adonan itu terasa nikmat dan menyegarkan ketika diminum saat haus.
Nama es buto ijo ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Karanganyar Jawa Tengah, termasuk kawasan Sragen. Salah satunya pedagang es buto ijo milik Ny Kamto (57) warga Kedawung, Sragen yang mangkal di pertigaan Batu Jamus, Kerjo, Karanganyar.
Tanpa mengenal hari libur, Kamto berjualan setiap hari, mulai dari pukul 09.00 – 17.00 WIB. Hari-hari biasa, Ny Kamto dibantu oleh suaminya. Namun saat memasuki bulan puasa, waktu jualan sedikit bergeser sampai sore atau petang hari. “Yen pas pasa kula direncangi lare-lare (kalau bulan puasa, saya dibantu anak-anak-red),” ujar Kamto seperti dilansir laman Joglosemarnews, Kamis (23/01/2020)
Selaras dengan namanya “ijo” atau hijau, es tersebut dominan warna hijau menyegarkan. Setiap hari memang selalu membawa rezeki, namun Ny Kamto mengakui, hari Ahad biasanya lebih ramai dibanding hari biasa. “Ning nggih tetep gumantung kahanan. Yen udan nggih sami mawon (tapi ya tetap tergantung cuaca. Kalau hujan ya sama saja-red),” ujarnya.
Satu porsi es buto ijo dijual dengan harga Rp 5.000 saja, sehingga sangat terjangkau dengan kantong. Tidak heran jika banyak pembeli berdatangan, dari tua sampai dengan yang muda. Bahkan, Mereka sabar mengantre untuk mendapatkan nikmat dan segarnya es buto ijo. “Bedanya dengan yang lain, di sini menggunakan sirup herbal yang terbuat dari daun suji, sehingga memiliki rasa yang khas,” ujar Ny Kamto.
Salah satu pembeli, Sri (31) mengakui segarnya es buto ijo racikan Ny Kamto. Selama bepergian, ia sudah dua kali itu mampir di warung es milik Ny Kamto. “Manisnya pas banget, enak diminum saat panas-panas seperti ini. Harganya juga nggak mahal-mahal amat,” ujarnya.
Ny Kamto sadar betul, bisnis minuman tergantung pada kualitas rasa, higienitas dan pelayanan. Karena itu tetap menjaga kualitas. Salah satunya adalah dengan menjaga kebersihan pengolahan dan menghindari bahan pengawet. Resep itulah rupanya yang membuat warung es buto ijo milik Ny Kamto masih awet bertahan hingga saat ini. Tergoda? (*)