EVENT

Efek Festival International Tingkatkan Okupansi Hotel di Bali

DENPASAR, bisniswisata.co.id: Festival internasional yang digelar di Bali, ternyata memberi efek pengaruh cukup besar bagi okupansi hotel di Pulau Dewata. Terbukti, misalnya gelaran Bali Japan Matsuri tahun 2017, tingkat okupansi kamar bisa mencapai 90%. Pada 2018 ini, kesuksesan gelaran tahun lalu pun diprediksi kembali terulang untuk meningkatkan okupansi kamar di Ayodya Resort Bali.

“Terlebih, bulan Juli 2018 juga merupakan masa high season bagi hotel di Pulau Bali,” papar Assistant Director of Marketing Communications Ayodya Resort Bali Dady Primadi Muljadi dalam keterangannya seperti dilansir laman Bisnis, Kamis (19/07/2018).

Dilanjutkan, selain gelaran Bali Japan Matsuri, Ayodya Resort juga memilki Batik National Day. Acara ini juga diadakan untuk menarik wisatawan berbagai belahan dunia untuk menginap di Ayodya Resort sembari mengenal budaya Indonesia. “Kita juga ada perayaan kecil untuk kebangsaan lain yang mengikuti perayaan kemerdekaannya seperti Swiss National Day, misalnya,” katanya.

Diakui, kalangan perhotelan di Bali dituntut senantiasa jeli dan kreatif dalam menarik minat tamu termasuk pengunjung atau wisatawan mancanegara ketika ada festival internasional yang digelar di Pulau Dewata. Saat ini Bali akan dilaksanakan Festival Internasional yang menjadi salah satu langkah kalangan hotel di Pulau Dewata dalam meningkatkan okupansi.

Bali Japan Matsuri merupakan festival kolaborasi budaya Indonesia dengan Jepang yang digadang-gadang menjadi acara terbesar di Pulau Dewata. Pada tahun ini, acara digelar selama 3 hari yakni pada 27 hingga 29 Juli 2018 dengan menampilkan berbagai kuliner hingga budaya Bali dan Jepang. Bali Japan Matsuri sudah memasuki tahun kedua.

Dalam festival ini menampilkan berbagai kuliner hingga budaya keduanya. Festival yang digelar di Beach Garden Ayodya Resort menampilkan berbagai acara, seperti cosplay, pemutaran film Jepang, penampilan penyanyi Jepang dan Indonesia, lomba menyanyi lagu Jepang dan Indonesia, hingga stan kuliner dan suvenir Jepang serta Bali.

Yang berbeda dari penyelenggaraan festival tahun ini adalah adanya lomba menyanyi. Uniknya, lomba menyanyi bertajuk International Red White Singing Festival 2018 itu mengajak peserta dari Jepang dan Indonesia untuk menyanyikan lagu yang bukan berasal dari negaranya. Peserta kebangsaan Jepang akan menyanyi lagu Indonesia, sebaliknya peserta dari Indonesia bernyanyi lagu Jepang.

Sebanyak 18 finalis telah terpilih berdasarkan proses audisi yang diselenggarakan beberapa waktu sebelumnya. Pemenangnya akan mendapatkan kesempatan berlibur ke Jepang. Tujuannya untuk saling mengenalkan dan mempererat hubungan kedua negara.

Pengunjung Bali Japan Matsuri tahun 2018 ditargetkan 10.000 orang atau meningkat dibandingkan tahun 2017 yang dikunjungi 8.000 orang.

Selama ini, Bali Japan Matsuri tidak hanya mewadahi aspirasi budaya dari masyarakat Bali maupun Indonesia pada umumnya. Namun, pengunjung dari sejumlah negara lain juga ikut terlibat dalam gelaran yang digadang-gadang menjadi festival budaya Jepang terbesar di Bali itu. (NDY)

Endy Poerwanto