dr. Ade Imasanti Sapardan SpJP
JAKARTA, bisniswisata.co.id: Senyumnya selalu mengembang saat menerima pasien di ruang prakteknya di RS Mayapada, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Wajahnya yang cantik dan sikap ramahnya langsung menjadi ‘obat’ bagi para pasiennya.
Siapa sangka tubuhnya yang ideal dan kini tengah mengandung anak keduanya ini ternyata suka wisata kuliner dan setiap kali berwisata maka begitu tiba dia langsung menuju tempat kuliner makanan khas daerah yang ditujunya.
” Biasanya sih begitu mendarat di airport maka wisata kuliner yang menjadi prioritas. Laper lah perut setelah masa menunggu keberangkatan di bandara maupun perjalanan udara. Makanya kalau pergi berwisata ke daerah, prioritasnya kuliner setempat,” kata dr. Ade Imasanti Sapardan SpJP, atau yg biasa disapa dengan nama dr Imas/dr Ima hari ini.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah ( SpJP) yang saat ini berpraktik di Mayapada Hospital, Jakarta Selatan mengatakan meski suka kuliner dan jalan-jalan bentuk tubuhnya bisa terjaga dengan baik karena dia suka fitness atau gym.
Fitness atau Gym ini biasa dilakukan diwaktu senggang sejak masa kuliah hingga sekarang dan membantu aktivitasnya sehari-hari tetap bugar. Padahal pasiennya tergolong selalu padat baik untuk pelayanan BPJS maupun pelayanan swasta di rumah sakit tempatnya bekerja.
” Kalau ke daerah itu cari makanan daerah yang menjadi ciri khas daerah. Jangan cari makan steak saat tiba di Semarang. Jadi bedakan antara makan yang kita inginkan dan makanan khas. Kalau di daerah nikmati kuliner khas,” sarannya.
Dokter muda ini mengatakan bahwa wisata kuliner biasa dilakukan keluarganya saat week-end. Ayahnya (alm) dr. Santoso Sapardan yang adalah dokter spesialis jantung dan ibunya dr Rahmawani Sapardan dokter ahli mata kerap mengajak ketiga putrinya untuk kuliner masakan berbagai daerah di Jakarta.
Lahir dan besar dari keluarga dokter bahkan om dan tantenya keluarga Sapardan juga dokter seperti dr Waluyo Sapardan SpOG dan (alm) Prof dr Subroto Sapardan SpOT maka ritme keluarga terutama waktu luang memang terbatas karena selalu mengabdi pada masyarakat.
” Dulu papa dan mama setiap minggu pasti mengajak kulineran dan sekaligus jadi tempat kami berkomunikasi satu sama lain karena sehari-hari anak-anaknya kuliah, pulang malam masih bikin tugas atau langsung tidur,” ujarnya sambil menambahkan bahwa seorang kakaknya menjadi insinyur mesin dan adiknya menjadi sarjana hukum.
Sampai saat ini meski tiga putri keluarga Sapardan sudah tidak tinggal di satu atap karena menikah, kebiasaan kulineran tetap terjaga untuk kumpul bersama.
Tujuh tahun kuliah kedokteran di Universitas Trisakti dan lima tahun menjalani Pendidikan Program Dokter Spesialis ( PPDS), dr Ima begitu panggilannya- kini memberikan layanan kesehatan seperti pemeriksaan jantung, ekokardiografi, dan stress test.
Dr Ima mengaku pola wisatanya setelah menikah memang berbeda. Kalau dulu lebih banyak dari mall ke mall karena kedua orangtua hanya bisa kumpul keluarga di hari minggu. Maka kini lebih memprioritaskan keinginan putrinya Keilycia atau biasa dipanggil Kekei, 5 tahun.
” Sekarang kalau bisa berwisata sesering mungkin sih dan saya dan suami suka ke tempat-tempat wisata yang baru. Maksudnya kalau sudah ke Bali di tengah tahun, nah akhir tahun ya pilih destinasi lain seperti ekplor Semarang,” jelasnya.
Tempat wisata yang instagramable memang juga jadi acuan dan yang terpenting sesuai dengan budget yang dimiliki. Untuk berwisata ke daerah saat ini tentunya list kunjungan disesuaikan kehadiran Kekei.
Setelah menikah tahun 2013, keinginan berwisata lebih banyak dipendam karena prioritas membangun kebutuhan papan, sandang dan pangan keluarga. Barulah setelah anak mulai mandiri, keluarga kecil ini minimal bisa dua kali berwisata ke daerah setiap tahunnya.
Sadewa, suami tercinta yang bekerja dibidang otomotif juga selalu membawa putri tercinta berakhir pekan di mall karena Kekei suka dengan aktivitas di sebuah wadah anak-anak untuk berlatih balet, dance, latihan vocal dan mengenal beragam olahraga.
Sarana latihan franchaice dari luar negri ini kini tersebar di berbagai mall bahkan dengan pelatih asing. ” Kekei tergolong aktif dan suka ke Gandaria City karena fasilitas di mall dekat rumah di kawasan Cinere sudah tutup,” kata dr Ima.
Selain latihan, Kekei juga suka berenang sehingga taman rekreasi yang dikunjungi keluarga kecilnya yang memiliki kolam renang atau ke pantai seperti Taman Impian Jaya Ancol. ” Kekei belum diperkenalkan dengan alam pegunungan seperti menginap di glamping ( glamour camping),” ungkap dokter yang suka menyanyi ini.
Menyinggung hobbynya bernyanyi, dr Ima bersama kolega dokter memang membentuk band dan tampil juga diacara-acara komunitas dokter. Di grup band ini dr Ima tampil sebagai penyanyi.
Berwisata, ujarnya, tidak harus mahal namun sesuai dengan tuntutan jaman maka sesering mungkin berwisata dampaknya besar bagi pengalaman batin buat keluarganya karena setelah berlibur, lepas dari rutinitas akan mempererat hubungan dan lebih menyegarkan pikiran.
Seperti ibu muda lainnya, dia juga sudah membawa Kekei berwisata ke negri jiran seperti Singapura. Selain usianya sudah lima tahun namun kecintaan pada tanah air harus ditanamkan sejak dini.
” Indonesia negara yang kaya dengan obyek wisata, kaya dengan event, kaya dengan seni dan budaya, kaya bahasa daerah, kaya dengan beragam makanan khas yang wajib kita perkenalkan terutama pada anak-anak sendiri,” tutupnya mengakhiri perbincangan.