KUPANG, Bisniswisata.co.id: Taman Nasional Komodo (TNK) kini semakin ramai dibanjiri wisatawan nusantara maupun mancanegara. Mayoritas wisatawan datang menumpang kapal wisata. Sayangnya, kapal-kapal wisata itu, langsung masuk ke kawasan destinasi unggulan nasional dan terindikasi tidak memiliki tiket. Akibatnya TNK dirugikan karena berkurangnya restribusi pendapatan.
Tak ingin terus kecolongan, pengelola TNK mulai mengawasi kapal-kapal wisata yang langsung masuk tanpa membeli karcis resmi ke kawasan TNK. “Kami mulai mengawasi kapal-kapal yang langsung masuk ke TNK, yang penting bagi kami mereka harus mengantongi tiket masuk,” papar Kepala Otoritas Taman Nasional Komodo (TNK) Sudiyono di Kupang, Selasa (30/1/2018).
Dilanjutkan, pintu masuk kapal-kapal wisata selain dari Labuan Bajo ibu kota Kabupaten Manggarai Barat, juga bisa langsung dari Bima, Nusa Tenggara Barat yang berbatasan dengan wilayah perairan setempat.
Kapal-kapal itu, lanjutnya, wajib membeli tiket masuk sesuai dengan aturan yang berlaku seperti halnya yang masuk melalui Labuan Bajo. “Sekarang ini komunikasi juga sudah lancar sehigga tidak ada alasan lagi untuk tidak bisa membeli tiket,” katanya.
Sudiyono mengatakan akan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk mengatur kembali jalur-jalur laut di kawasan perairan TNK. “Mengingat ada sedikitnya sekitar 300 kapal wisata yang beroperasi melayani wisatawan di perairan TNK,” katanya sambil menambahkan
koordinasi yang dimaksudkan terkait pemberian rambu atau moorings sehingga jalur laut bisa diakui secara internasional.
Selain pengaturan jalur kapal, pihaknya juga menata arus kunjungan wisatawan ke destinasi wisata yang terkenal sebagai satu-satunya habitat satwa purba komodo (varanus komodoensis) yang merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia (new seven wonders) itu.
Terutama, kata dia, untuk kunjungan wisatawan dalam pola rombongan menggunakan kapal pesiar dengan jumlah mencapai lebih dari 50 orang. “Untuk wisatawan dengan jumlah lebih dari 50 orang kami minta untuk dapat menghubungi kami atau Koperasi Serba Usaha (KSU) Komodo sehingga pelayanannya bisa disiapkan dengan baik,” katanya.
Ia menambahkan, pihaknya dalam sehari bahkan pernah melayani jumlah pengunjung mencapai 1.500 orang yang datang dengan kapal cruise. “Jumlah kunjungan dalam bentuk rombongan memang harus dipersiapkan dan ditata agar ketika masuk kawasan tidak mengganggu habitat satwa komodo itu sendiri,” katanya. (ANT)