Bupati/walikota penerima Anugerah Kebudayaan PWI Pusat di HPN di Lombok 2016. Dari kiri Ridwan Kamil (Walikota Bandung), Hugua ( Bupati Wakatobi), dan Ali Yusuf ( Walikota Sawahlunto). Foto: Dok PWI.
JAKARTA, bisniswisata.co.id: Persatuan Wartawan Indonesia ( PWI) Pusat kembali menggelar Anugerah Kebudayaan untuk Bupati/Walikota yang pro kebudayaan dan melek media, kata Yusuf Susilo Hartono, Panitia Pelaksana Anugerah Kebudayaan PWI Pusat, dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Tujuan penghargaan ini untuk memilih Bupati/Walikota yang sepak terjangnya memberikan inspirasi dan edukasi tentang perlunya membangun kabupaten/kota berbasis kebudayaan yang berkemajuan, masyarakatnya berkarakter, melek media, dan bijak dalam memanfaatkan medsos
” Penyelenggaraannya kali ini yang kedua, setelah yang pertama 2016 pada Hari Pers Nasional ( HPN) di Lombok. Untuk merayakan Hari Pers Nasional 2020 di Banjarmasin Kalimantan Selatan kegiatan ini kembali digelar dan diharapkan pesertanya meningkat,” tambah Yusuf Susilo Hartono.
Untuk memberi waktu dan kesempatan pada Bupati dan Walikota ikut acara ini dengan persiapan yang matang maka pendaftaran yang tadinya ditutup 15 November 2019, diperpanjang hingga 30 November 2019, jelasnya.
Sebagai pilar demokrasi ke-4, pers bertugas mendorong tidak hanya bidang politik dan ekonomi semata, tapi juga kebudayaan yang dicita-citakan sebagai landasan pembangunan.
“Bupati/Walikota yang pernah mendapatkan penghargaan di tahun 2016, antara lain Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Bupati Tegal Enthus Susmono (alm), Bupati Purwakarta Dedy Mulyadi, Bupati Wakatobi Hugua, Walikota Sawahlunto Ali Yusuf, serta Walikota Bandung Ridwan Kamil,” kata Yusuf Susilo Hartono.
Ditambahkan Yusuf Susilo, pendaftaran dapat dilakukan melalui email ke : pwianugerahkebudayaan@gmail.com. Dengan melampirkan proposal yang di dalamnya berisi empat aspek.
Pertama, Aspek pemanfatan media massa dan media sosial, untuk wahana penguatan kebudayaan lokal, dan alat komunikasi lokal-nasional dan global. Kedua, Aspek- aspek Peraturan Daerah tentang kebudayaan (cagar budaya, pelestarian tradisi dan adat istiadat, bahasa, kesenian, museum, festival, pariwisata, kuliner, dll),
” Yang terpenting adalah bagaimana mengimplementasikannya sebagai sarana pembinaan karakter, ekspresi kreatif, mengukuhkan persatuan dalam keragaman, keadilan, dan kesejahteraan rakyat,”
Ketiga, Aspek inovasi, berupa kebijakan, program hingga implementasi, yang mengarus-utamakan kebudayaan, sehingga mampu merevolusi mental masyarakat setempat untuk mencapai kelestarian lingkungan, kemajuan, kesejahteraan (ekonomi) yang berkeadilan (hukum).
Keempat adalah aspek pendukung pada aktualisasi nilai-nilai lokal yang berdaya nasional/global, berupa anggaran,even2t-event, sarana/prasarana, SDM, dan publikasi/dokumentasi yang berkelanjutan.
“Jika pada Anugerah Kebudayaan pertama memilih 7 Bupati/Walikota, pada pelaksanaan kedua ini, direncanakan sampai 10 Bupati/Walikota. Adapun Tim Jurinya dari unsur Wartawan Senior Kebudayaan, Budayawan/akademisi, Pengurus PWI Pusat, perwakilan Apkasi dan Apeksi,” jelas Yusuf.
Para Bupati/Walikota terpilih, nantinya akan menerima trofi dan piagam Anugerah Kebudayaan PWI Pusat pada puncak perayaan Hari Pers Nasional ( HPN) di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 9 Februari 2020.
Dalam penyelenggaraan Anugerah Kebudayaan PWI Pusat yang kedua kalinya ini, PWI Pusat bekerja sama dengan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi ) dan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi).