Bobobox Tawarkan Waralaba Rp 1,5 miliar-Rp 5 miliar

BANDUNG, bisniswisata.co.id: Tren traveling di Indonesia membuat layanan penginapan semakin beragam. Tidak cuma menampilkan hotel, guest house, dan lainnya, namun juga hotel kapsul yang mengisi pasar hospitallity di Indonesia. Salah satu pemainnya adalah Bobobox. Startup yang melayani pemesanan hotel kapsul secara digital ini mulai berkembang.

Berdiri akhir 2017, Bobobox awal kiprahnya di Bandung mengelola 62 kamar. Kini ekspansi di Jakarta dan Semarang. “Hingga saat ini, Bobobox memiliki lebih dari 600 kamar hotel kapsul di tiga kota besar. Salah satu yang membuat startup ini bisa tumbuh lantaran memakai teknologi digital,” papar Chief Executive Officer (CEO) Bobobox, Indra Gunawan

Dilansir laman Kontan, Sabtu (18/01/2020), selain pemesanan secara online, para pengguna juga bisa membuka kamar lewat scan barcode. Fasilitas lainnya adalah bisa mengatur dan mengganti warna lampu kamar lewat aplikasi yang ada di smartphone. “Kami memberikan solusi baru lewat aplikasi dan tidak lagi konvensional,” lontarnya.

Kamar hotel kapsul di Bobobox relatif lebih lega, yakni berukuran 6 m². Dengan ukuran tersebut, tamu hotel tidak perlu merangkak seperti di hotel kapsul pada umumnya, tapi mereka bisa berdiri.

Ada dua pilihan kamar yang tersedia di Bobobox: tipe Sky dengan posisi tempat tidur ada di atas lantai dan Earth untuk posisi tempat tidur di bawah. Bobobox membanderol tarif kamar Rp 130.000 per malam sampai Rp 180.000 per malam. “Dan bisa muat barang,” sambung Indra.

Dengan fitur dan fasilitas yang ada, Indra mengklaim, selama satu tahun terakhir, permintaan kamar Bobobox selalu positif. Buktinya, rata-rata tingkat okupansinya lebih dari 80%.

Alhasil, Indra pun makin optimistis dengan bisnis dari Bobobox ke depan, meski persaingan memperebutkan tamu hotel semakin ketat. Untuk itu, Bobobox sudah menyiapkan strategi untuk ekspansi bisnis, dengan melebarkan sayap ke kota-kota besar lainnya.

Bobobox, Indra memastikan, bakal segera hadir di Yogyakarta, Surabaya, Bali, Bandarlampung dan Makassar. Semua kota itu bakal Bobobox masuki tahun ini juga. Sejauh ini, kota yang menjadi incaran Bobobox memang kerap menjadi tujuan para pelancong. Sayang, Indra tidak memerinci waktu persis ekspansi bisnis tersebut.

Yang jelas, dengan upaya itu, dia mengharapkan, bisa menjaga tingkat keterisian kamar Bobobox tetap positif. “Dengan rencana ekspansi itu, kami menargetkan tingkat okupansi bisa lebih dari 80% sepanjang tahun ini,” ungkap Indra.

Dan, Indra yakin target tersebut bisa tercapai. Selain mengandalkan teknologi digital, Bobobox juga punya ragam pembayaran. Tak cuma pembayaran konvensional tapi digital. Bobobox juga menawarkan kemitraan waralaba dengan investasi mulai dari Rp 1,5 miliar-Rp 5 miliar. (*)

Endy Poerwanto